Cara Perhitungan THR Maret 2025 Proporsional
Cara Perhitungan THR Maret 2025 Proporsional – Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan hak pekerja yang diberikan menjelang hari raya keagamaan. Perhitungan THR yang akurat dan tepat sangat penting untuk memastikan keadilan dan kepatuhan terhadap regulasi pemerintah. Perhitungan yang salah dapat menimbulkan permasalahan hukum dan ketidakpuasan di antara karyawan.
Pemerintah Indonesia mengatur pemberian THR melalui peraturan perundang-undangan, yang secara umum mewajibkan pemberi kerja untuk membayar THR kepada karyawannya. Regulasi ini mencakup ketentuan mengenai besaran THR, waktu pembayaran, dan mekanisme perhitungan, termasuk perhitungan proporsional untuk karyawan yang masa kerjanya belum mencapai satu tahun.
Perbedaan utama antara THR proporsional dan THR penuh terletak pada masa kerja karyawan. THR penuh diberikan kepada karyawan yang telah bekerja selama satu tahun atau lebih secara terus-menerus. Sementara itu, THR proporsional diberikan kepada karyawan yang masa kerjanya kurang dari satu tahun, dihitung secara proporsional berdasarkan masa kerja mereka.
Cara perhitungan THR Maret 2025 proporsional cukup mudah dipahami, terutama bagi yang sudah familiar dengan aturan perhitungan gaji. Namun, sebelum kita membahas lebih detail, penting juga mengetahui kapan paling lambat THR tersebut diberikan. Informasi lengkap mengenai tenggat waktu pembayaran THR bisa Anda temukan di sini: THR Maret 2025 Diberikan Paling Lambat. Mengetahui hal ini penting agar Anda dapat mempersiapkan diri dengan baik.
Kembali ke perhitungan THR proporsional, rumusnya sendiri mempertimbangkan masa kerja dan komponen gaji yang berlaku. Jadi, pastikan Anda memahami semua komponen gaji Anda sebelum menghitung THR.
Perhitungan THR Proporsional untuk Karyawan Baru
Berikut contoh perhitungan THR proporsional untuk karyawan baru. Misalnya, seorang karyawan baru bernama Budi mulai bekerja pada tanggal 1 Oktober 2024 dengan gaji pokok Rp 5.000.000 per bulan. THR dibayarkan pada Maret 2025. Masa kerja Budi hingga Maret 2025 adalah 5 bulan (Oktober, November, Desember 2024, Januari, Februari 2025).
Perhitungan THR proporsional Budi adalah sebagai berikut:
- Hitung gaji rata-rata per bulan: Rp 5.000.000
- Hitung proporsi masa kerja: 5 bulan / 12 bulan = 0,4167
- Hitung THR proporsional: Rp 5.000.000 x 0,4167 = Rp 2.083.500
Jadi, THR proporsional yang diterima Budi adalah Rp 2.083.500.
Ilustrasi Perbedaan THR Proporsional dan THR Penuh
Ilustrasi berikut menggambarkan perbedaan antara THR proporsional dan THR penuh. Bayangkan dua karyawan, Ani dan Budi, yang bekerja di perusahaan yang sama. Ani telah bekerja selama 2 tahun, sedangkan Budi baru bekerja selama 6 bulan. Keduanya memiliki gaji pokok yang sama, yaitu Rp 6.000.000 per bulan.
Karyawan | Masa Kerja | Gaji Pokok | THR |
---|---|---|---|
Ani | 2 Tahun | Rp 6.000.000 | Rp 6.000.000 (THR Penuh) |
Budi | 6 Bulan | Rp 6.000.000 | Rp 3.000.000 (THR Proporsional) |
Ilustrasi ini menunjukkan bahwa Ani menerima THR penuh karena masa kerjanya lebih dari satu tahun, sedangkan Budi hanya menerima THR proporsional karena masa kerjanya kurang dari satu tahun. Besaran THR Budi dihitung berdasarkan proporsi masa kerjanya selama 6 bulan dari total 12 bulan dalam satu tahun.
Komponen Gaji yang Dihitung untuk THR Proporsional: Cara Perhitungan THR Maret 2025 Proporsional
Perhitungan Tunjangan Hari Raya (THR) proporsional di bulan Maret 2025 memerlukan pemahaman yang tepat mengenai komponen gaji yang termasuk dan yang tidak termasuk dalam perhitungan. Kejelasan ini penting untuk memastikan keadilan dan transparansi dalam proses pemberian THR.
Cara perhitungan THR Maret 2025 proporsional cukup mudah dipahami, terutama bagi yang sudah familiar dengan aturan perhitungan gaji. Namun, sebelum kita membahas lebih detail, penting juga mengetahui kapan paling lambat THR tersebut diberikan. Informasi lengkap mengenai tenggat waktu pembayaran THR bisa Anda temukan di sini: THR Maret 2025 Diberikan Paling Lambat. Mengetahui hal ini penting agar Anda dapat mempersiapkan diri dengan baik.
Kembali ke perhitungan THR proporsional, rumusnya sendiri mempertimbangkan masa kerja dan komponen gaji yang berlaku. Jadi, pastikan Anda memahami semua komponen gaji Anda sebelum menghitung THR.
Berikut ini penjelasan detail mengenai komponen gaji yang diperhitungkan dalam perhitungan THR proporsional, disertai contoh perhitungan dan tabel perbandingan.
Komponen Gaji Pokok dalam Perhitungan THR Proporsional
Gaji pokok merupakan dasar perhitungan THR proporsional. Komponen ini merupakan pendapatan tetap bulanan yang diterima karyawan sebelum adanya tambahan tunjangan atau insentif lainnya. Besarnya gaji pokok tercantum dalam kontrak kerja dan slip gaji karyawan.
Komponen Tunjangan Tetap dalam Perhitungan THR Proporsional
Selain gaji pokok, beberapa tunjangan tetap juga termasuk dalam perhitungan THR proporsional. Tunjangan tetap ini merupakan pembayaran rutin yang diberikan kepada karyawan berdasarkan kesepakatan atau peraturan perusahaan. Contoh tunjangan tetap yang biasanya termasuk adalah tunjangan makan, tunjangan transportasi, dan tunjangan jabatan. Perlu diperhatikan bahwa setiap perusahaan mungkin memiliki kebijakan yang berbeda mengenai tunjangan tetap yang termasuk dalam perhitungan THR.
Komponen Gaji yang Tidak Termasuk dalam Perhitungan THR Proporsional
Tidak semua komponen gaji termasuk dalam perhitungan THR proporsional. Komponen variabel seperti bonus, lembur, komisi penjualan, dan tunjangan kinerja umumnya tidak diikutsertakan. Hal ini dikarenakan komponen-komponen tersebut bersifat tidak tetap dan bergantung pada kinerja atau pencapaian individu.
Cara perhitungan THR Maret 2025 proporsional cukup mudah dipahami, terutama bagi yang sudah familiar dengan aturan perhitungan gaji. Namun, sebelum kita membahas lebih detail, penting juga mengetahui kapan paling lambat THR tersebut diberikan. Informasi lengkap mengenai tenggat waktu pembayaran THR bisa Anda temukan di sini: THR Maret 2025 Diberikan Paling Lambat. Mengetahui hal ini penting agar Anda dapat mempersiapkan diri dengan baik.
Kembali ke perhitungan THR proporsional, rumusnya sendiri mempertimbangkan masa kerja dan komponen gaji yang berlaku. Jadi, pastikan Anda memahami semua komponen gaji Anda sebelum menghitung THR.
Contoh Perhitungan THR Proporsional
Misalkan seorang karyawan bernama Budi memiliki gaji pokok Rp 5.000.000, tunjangan makan Rp 500.000, dan tunjangan transportasi Rp 300.000. Masa kerja Budi selama 3 bulan di tahun 2025. Perhitungan THR proporsionalnya adalah:
(Gaji Pokok + Tunjangan Makan + Tunjangan Transportasi) x (Masa Kerja/12 bulan)
(Rp 5.000.000 + Rp 500.000 + Rp 300.000) x (3/12) = Rp 1.600.000
Jadi, THR proporsional Budi sebesar Rp 1.600.000.
Perbandingan Komponen Gaji yang Termasuk dan Tidak Termasuk THR Proporsional
Komponen Gaji | Termasuk THR Proporsional | Tidak Termasuk THR Proporsional |
---|---|---|
Gaji Pokok | Ya | Tidak |
Tunjangan Makan (Tetap) | Ya | Tidak (jika bersifat variabel) |
Tunjangan Transportasi (Tetap) | Ya | Tidak (jika bersifat variabel) |
Tunjangan Jabatan (Tetap) | Ya | Tidak (jika bersifat variabel) |
Lembur | Tidak | Ya |
Bonus | Tidak | Ya |
Komisi Penjualan | Tidak | Ya |
Tunjangan Kinerja | Tidak | Ya |
Rumus Perhitungan THR Proporsional Maret 2025
Perhitungan Tunjangan Hari Raya (THR) proporsional di bulan Maret 2025 berlaku bagi karyawan yang masa kerjanya belum mencapai satu tahun. Perhitungan ini didasarkan pada proporsi masa kerja karyawan hingga bulan Maret 2025. Berikut penjelasan detail mengenai rumus dan contoh perhitungannya.
Cara perhitungan THR Maret 2025 proporsional cukup mudah dipahami, terutama bagi yang sudah familiar dengan aturan perhitungan gaji. Namun, sebelum kita membahas lebih detail, penting juga mengetahui kapan paling lambat THR tersebut diberikan. Informasi lengkap mengenai tenggat waktu pembayaran THR bisa Anda temukan di sini: THR Maret 2025 Diberikan Paling Lambat. Mengetahui hal ini penting agar Anda dapat mempersiapkan diri dengan baik.
Kembali ke perhitungan THR proporsional, rumusnya sendiri mempertimbangkan masa kerja dan komponen gaji yang berlaku. Jadi, pastikan Anda memahami semua komponen gaji Anda sebelum menghitung THR.
Rumus Perhitungan THR Proporsional
Rumus perhitungan THR proporsional didasarkan pada penghasilan rata-rata karyawan selama masa kerjanya. Penghasilan rata-rata ini kemudian dikalikan dengan proporsi masa kerja hingga bulan Maret 2025.
THR Proporsional = (Penghasilan Rata-rata per Bulan) x (Jumlah Bulan Kerja/12 bulan)
Dimana:
- Penghasilan Rata-rata per Bulan: Jumlah total penghasilan (gaji pokok, tunjangan tetap, dan komponen lainnya yang masuk penghasilan) yang diterima karyawan dibagi jumlah bulan kerja. Komponen yang tidak tetap seperti lembur, bonus, dan insentif biasanya tidak diikutsertakan dalam perhitungan ini.
- Jumlah Bulan Kerja: Jumlah bulan yang telah dikerjakan karyawan hingga Maret 2025. Misalnya, jika karyawan mulai bekerja pada 1 Oktober 2024, maka jumlah bulan kerjanya hingga Maret 2025 adalah 6 bulan (Oktober, November, Desember 2024, Januari, Februari, Maret 2025).
- 12 Bulan: Representasi jumlah bulan dalam satu tahun.
Contoh Perhitungan THR Proporsional
Misalkan seorang karyawan bernama Budi mulai bekerja pada tanggal 1 Oktober 2024 dengan gaji pokok Rp 5.000.000 dan tunjangan tetap Rp 500.000 per bulan. Penghasilan bulanan Budi adalah Rp 5.500.000. Hingga Maret 2025, Budi telah bekerja selama 6 bulan.
Cara perhitungan THR Maret 2025 proporsional cukup mudah dipahami, terutama bagi yang sudah familiar dengan aturan perhitungan gaji. Namun, sebelum kita membahas lebih detail, penting juga mengetahui kapan paling lambat THR tersebut diberikan. Informasi lengkap mengenai tenggat waktu pembayaran THR bisa Anda temukan di sini: THR Maret 2025 Diberikan Paling Lambat. Mengetahui hal ini penting agar Anda dapat mempersiapkan diri dengan baik.
Kembali ke perhitungan THR proporsional, rumusnya sendiri mempertimbangkan masa kerja dan komponen gaji yang berlaku. Jadi, pastikan Anda memahami semua komponen gaji Anda sebelum menghitung THR.
Maka, perhitungan THR proporsional Budi adalah:
THR Proporsional = (Rp 5.500.000) x (6/12) = Rp 2.750.000
Jadi, Budi akan menerima THR proporsional sebesar Rp 2.750.000.
Contoh Perhitungan THR Proporsional untuk Karyawan dengan Masa Kerja Kurang dari 1 Tahun
Berikut contoh lain untuk karyawan dengan masa kerja yang lebih singkat. Misalkan, Ani mulai bekerja pada 1 Januari 2025 dengan gaji pokok Rp 4.000.000 dan tunjangan tetap Rp 400.000. Penghasilan bulanan Ani adalah Rp 4.400.000. Hingga Maret 2025, Ani telah bekerja selama 3 bulan.
Perhitungan THR proporsional Ani adalah:
THR Proporsional = (Rp 4.400.000) x (3/12) = Rp 1.100.000
Dengan demikian, Ani akan menerima THR proporsional sebesar Rp 1.100.000.
Flowchart Perhitungan THR Proporsional
Berikut ilustrasi alur perhitungan THR proporsional:
Mulailah dengan menentukan penghasilan rata-rata bulanan karyawan. Kemudian, tentukan jumlah bulan kerja karyawan hingga Maret 2025. Setelah itu, kalikan penghasilan rata-rata dengan proporsi bulan kerja (jumlah bulan kerja dibagi 12). Hasilnya adalah besarnya THR proporsional yang diterima karyawan.
Menghitung THR Maret 2025 secara proporsional memang memerlukan ketelitian, terutama bagi karyawan yang masa kerjanya belum genap setahun. Perhitungannya sendiri didasarkan pada gaji pokok dan masa kerja. Untuk memudahkan penyusunan surat pemberitahuan THR, Anda bisa melihat contoh formatnya di sini: Contoh Surat THR Maret 2025 Lebaran. Dengan memahami contoh surat tersebut, diharapkan proses pemberian THR akan lebih tertib dan sesuai dengan perhitungan proporsional yang sudah Anda lakukan sebelumnya.
Semoga informasi ini membantu mempermudah proses perhitungan THR Maret 2025 Anda.
Sebagai gambaran, flowchart tersebut akan dimulai dari lingkaran yang berisi “Mulai”, kemudian kotak persegi panjang bertuliskan “Hitung penghasilan rata-rata bulanan”, lalu kotak persegi panjang bertuliskan “Tentukan jumlah bulan kerja”, selanjutnya diamond yang berisi keputusan “Apakah jumlah bulan kerja < 12?", jika iya lanjut ke kotak persegi panjang bertuliskan "Hitung THR proporsional = (Penghasilan Rata-rata) x (Jumlah Bulan Kerja/12)", jika tidak, lanjut ke kotak persegi panjang bertuliskan "THR penuh = Penghasilan Rata-rata x 12", dan diakhiri dengan lingkaran yang berisi "Selesai".
Contoh Kasus Perhitungan THR Proporsional Berbagai Skala Gaji
Berikut ini disajikan beberapa contoh perhitungan THR proporsional untuk karyawan dengan berbagai tingkatan gaji, guna memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai penerapannya. Perhitungan ini didasarkan pada asumsi masa kerja penuh selama satu tahun dan THR dibayarkan sebesar 1 bulan gaji.
Perbedaan hasil perhitungan THR proporsional akan terlihat jelas pada setiap tingkatan gaji, mencerminkan besaran gaji yang diterima masing-masing karyawan. Semakin tinggi gaji, semakin besar pula jumlah THR yang diterima. Hal ini penting untuk dipahami dalam konteks keadilan dan kesejahteraan karyawan.
Perhitungan THR Proporsional untuk Tiga Tingkatan Gaji
Berikut disajikan contoh perhitungan THR proporsional untuk tiga tingkatan gaji: rendah, menengah, dan tinggi. Data gaji yang digunakan merupakan ilustrasi dan dapat bervariasi di setiap perusahaan.
Tingkatan Gaji | Gaji Pokok | THR (1 bulan gaji) |
---|---|---|
Rendah | Rp 5.000.000 | Rp 5.000.000 |
Menengah | Rp 10.000.000 | Rp 10.000.000 |
Tinggi | Rp 20.000.000 | Rp 20.000.000 |
Ilustrasi grafik batang dapat menggambarkan perbedaan proporsi THR yang diterima. Batang untuk gaji tinggi akan jauh lebih tinggi daripada batang gaji rendah dan menengah, secara visual menunjukkan perbedaan jumlah THR yang diterima.
Analisis Perbedaan Proporsi THR
Dari tabel di atas, terlihat jelas perbedaan jumlah THR yang diterima pada setiap tingkatan gaji. Karyawan dengan gaji tinggi menerima THR yang jauh lebih besar dibandingkan karyawan dengan gaji rendah. Perbedaan ini mencerminkan sistem pengupahan yang berlaku dan menunjukkan pentingnya perencanaan keuangan bagi karyawan dengan berbagai tingkat penghasilan.
Tips praktis dalam menghitung THR proporsional: Pastikan Anda mengetahui gaji pokok dan masa kerja karyawan secara akurat. Gunakan rumus yang tepat dan perhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jika ragu, konsultasikan dengan ahli atau bagian kepegawaian perusahaan.
Perbedaan Perhitungan THR Proporsional di Berbagai Kota di Indonesia
Perhitungan Tunjangan Hari Raya (THR) proporsional, khususnya untuk pekerja yang masa kerjanya belum mencapai satu tahun, memiliki potensi perbedaan penerapan di berbagai wilayah Indonesia. Perbedaan ini tidak selalu disebabkan oleh regulasi yang berbeda secara eksplisit, namun lebih kepada interpretasi dan praktik di lapangan yang mungkin bervariasi antar perusahaan dan bahkan antar kota.
Meskipun regulasi pemerintah pusat secara umum mengatur tentang THR, fleksibilitas dalam penerapannya memberikan ruang bagi perbedaan interpretasi, terutama dalam hal perhitungan proporsional. Hal ini penting dipahami agar pekerja dapat memahami hak-haknya dan memastikan penerimaan THR sesuai dengan ketentuan yang berlaku di tempat kerjanya.
Perbedaan Regulasi dan Interpretasi THR Proporsional Antar Kota
Secara resmi, tidak terdapat perbedaan regulasi yang signifikan terkait perhitungan THR proporsional antar kota di Indonesia. Namun, praktik di lapangan dapat berbeda. Perbedaan ini bisa muncul karena beberapa faktor, termasuk perbedaan kesepakatan dalam perjanjian kerja, interpretasi perusahaan terhadap aturan yang berlaku, dan bahkan perbedaan budaya perusahaan.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan di Jakarta mungkin menerapkan perhitungan THR proporsional dengan mempertimbangkan upah pokok dan tunjangan tetap, sementara perusahaan serupa di Bandung atau Surabaya mungkin hanya memperhitungkan upah pokok saja. Perbedaan ini tidak melanggar aturan secara eksplisit, namun dapat mengakibatkan besaran THR yang diterima pekerja berbeda meskipun masa kerja dan posisi mereka sama.
Contoh Perbedaan Perhitungan THR di Jakarta, Bandung, dan Surabaya
Sebagai ilustrasi, mari kita asumsikan seorang pekerja dengan masa kerja 6 bulan memiliki upah pokok Rp 5.000.000 dan tunjangan tetap Rp 1.000.000 per bulan. Di Jakarta, perusahaan A mungkin menghitung THR proporsionalnya berdasarkan total upah (Rp 6.000.000) sehingga THR yang diterima adalah (Rp 6.000.000/12 bulan) x 6 bulan = Rp 3.000.000. Sementara di Bandung, perusahaan B mungkin hanya memperhitungkan upah pokok (Rp 5.000.000), sehingga THR yang diterima hanya (Rp 5.000.000/12 bulan) x 6 bulan = Rp 2.500.000.
Di Surabaya, perusahaan C mungkin memiliki kebijakan yang berbeda lagi, misalnya dengan menambahkan komponen tunjangan tertentu atau menerapkan persentase proporsional yang berbeda. Perbedaan ini menekankan pentingnya memahami kebijakan perusahaan masing-masing.
Sumber Referensi
Informasi ini didasarkan pada pengamatan praktik di lapangan dan interpretasi umum terhadap peraturan pemerintah mengenai THR. Untuk informasi lebih detail dan resmi, disarankan untuk merujuk pada peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku dan konsultasi dengan instansi terkait seperti Kementerian Ketenagakerjaan.
Peta Potensi Perbedaan Perhitungan THR Proporsional
Berikut gambaran umum potensi perbedaan perhitungan THR proporsional di beberapa kota besar di Indonesia. Perlu diingat, ini merupakan gambaran umum dan tidak mewakili seluruh perusahaan di kota tersebut. Perbedaan yang terjadi lebih kepada praktik perusahaan masing-masing daripada perbedaan regulasi yang eksplisit.
Kota | Potensi Perbedaan |
---|---|
Jakarta | Variasi praktik perhitungan, beberapa perusahaan mungkin menyertakan tunjangan tetap, beberapa tidak. |
Bandung | Kemungkinan besar hanya memperhitungkan upah pokok. |
Surabaya | Potensi variasi yang cukup besar, tergantung kebijakan perusahaan. |
Medan | Serupa dengan Jakarta dan Surabaya, variasi praktik. |
Makassar | Kemungkinan besar variasi praktik perhitungan. |
Perbedaan interpretasi dan praktik dalam perhitungan THR proporsional antar kota di Indonesia, meskipun tidak didasari perbedaan regulasi yang eksplisit, berpotensi menimbulkan ketidakpastian dan ketidakadilan bagi pekerja. Penting bagi pekerja untuk memahami hak-haknya dan memperhatikan kebijakan perusahaan tempat mereka bekerja. Keterbukaan komunikasi antara pekerja dan perusahaan sangat penting untuk memastikan penerapan yang adil dan transparan.
FAQ Perhitungan THR Proporsional Maret 2025
Bagian ini menjawab pertanyaan umum terkait perhitungan Tunjangan Hari Raya (THR) proporsional yang mungkin Anda miliki menjelang pembayaran THR Maret 2025. Penjelasan di bawah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas dan membantu dalam proses perhitungan.
Pengertian THR Proporsional
THR proporsional adalah THR yang dibayarkan kepada karyawan yang masa kerjanya kurang dari satu tahun. Besaran THR proporsional dihitung berdasarkan proporsi masa kerja karyawan tersebut di perusahaan selama satu tahun. Jadi, semakin lama masa kerja, semakin besar pula THR yang diterima.
Cara Menghitung THR Proporsional dengan Masa Kerja Kurang dari 1 Tahun, Cara Perhitungan THR Maret 2025 Proporsional
Perhitungan THR proporsional didasarkan pada gaji atau upah terakhir yang diterima karyawan. Rumusnya adalah: (Gaji/Upah Terakhir x Masa Kerja/12 bulan).
Contoh: Budi bekerja di perusahaan X sejak 1 Juli 2024. Gaji bulanan Budi adalah Rp 5.000.000. Saat THR dibayarkan Maret 2025, masa kerjanya adalah 8 bulan (Juli-Februari). Maka, perhitungan THR proporsional Budi adalah: (Rp 5.000.000 x 8/12) = Rp 3.333.333,33.
Komponen Perhitungan THR Proporsional
Komponen yang termasuk dalam perhitungan THR proporsional umumnya meliputi gaji pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan lainnya yang bersifat tetap dan rutin diterima karyawan. Tunjangan tidak tetap seperti lembur biasanya tidak termasuk dalam perhitungan THR proporsional.
- Gaji Pokok: Gaji dasar yang diterima karyawan setiap bulan.
- Tunjangan Tetap: Tunjangan yang diterima secara rutin setiap bulan, seperti tunjangan kesehatan atau tunjangan anak.
- Tunjangan Lainnya (Jika Ada): Tunjangan lain yang bersifat tetap dan rutin, sesuai dengan kesepakatan perusahaan dan karyawan.
Perbedaan Perhitungan THR Proporsional untuk Karyawan Tetap dan Kontrak
Secara umum, perhitungan THR proporsional untuk karyawan tetap dan kontrak sama, yaitu berdasarkan rumus proporsi masa kerja. Namun, perbedaan dapat muncul jika terdapat kesepakatan khusus dalam kontrak kerja karyawan kontrak yang mengatur besaran THR. Sebaiknya, karyawan kontrak merujuk pada isi kontrak kerjanya untuk informasi lebih lanjut.
Solusi Perbedaan Pendapat Perhitungan THR Proporsional
Jika terjadi perbedaan pendapat antara karyawan dan perusahaan mengenai perhitungan THR proporsional, langkah pertama yang disarankan adalah melakukan komunikasi dan klarifikasi secara internal. Saling menunjukkan bukti-bukti yang mendukung perhitungan masing-masing pihak. Jika masih terdapat kebuntuan, konsultasikan dengan Dinas Tenaga Kerja setempat atau lembaga penyelesaian perselisihan kerja yang kompeten sebagai mediator.