Data Penempatan TKI di Luar Negeri Tahun 2025
Data Penempatan TKI Di Luar Negeri 2025 – Proyeksi penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri pada tahun 2025 menunjukkan tren yang dinamis, dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks. Pergeseran ekonomi global, kebijakan pemerintah baik di Indonesia maupun negara penerima TKI, serta perkembangan teknologi dan otomatisasi akan membentuk lanskap penempatan TKI di masa mendatang. Memahami data penempatan TKI ini sangat krusial, karena berkaitan langsung dengan kesejahteraan jutaan TKI dan kontribusi remitansi mereka terhadap perekonomian Indonesia.
Data penempatan TKI menjadi penting karena memberikan gambaran yang komprehensif tentang pergerakan tenaga kerja Indonesia, mengungkap potensi ekonomi, menunjukkan tantangan yang dihadapi TKI, serta membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang tepat dan melindungi hak-hak TKI di luar negeri. Informasi ini juga berguna bagi lembaga-lembaga terkait dalam mempersiapkan program pelatihan dan penempatan yang lebih efektif dan efisien.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Tren Penempatan TKI
Beberapa faktor kunci memengaruhi tren penempatan TKI di tahun 2025. Pertama, pertumbuhan ekonomi global yang tidak merata akan berdampak pada permintaan tenaga kerja di berbagai sektor. Negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat cenderung menyerap lebih banyak TKI. Kedua, kebijakan pemerintah, baik di Indonesia maupun di negara tujuan, memainkan peran penting. Regulasi terkait imigrasi, perlindungan pekerja migran, dan persyaratan keterampilan akan mempengaruhi jumlah dan jenis pekerjaan yang tersedia bagi TKI. Ketiga, kemajuan teknologi dan otomatisasi juga dapat mempengaruhi permintaan tenaga kerja di beberapa sektor, potensial mengurangi kesempatan kerja bagi TKI di sektor-sektor tertentu.
Data penempatan TKI di luar negeri tahun 2025 diperkirakan akan mengalami peningkatan, terutama di negara-negara dengan permintaan tenaga kerja tinggi. Salah satu negara tujuan yang menarik perhatian adalah Belanda, yang memiliki sektor perawatan kesehatan dan pertanian yang cukup besar. Untuk mengetahui potensi penghasilan di sana, Anda bisa mengunjungi laman ini: Berapa Gaji TKI Di Belanda 2025 untuk memperoleh gambaran gaji TKI di Belanda.
Informasi ini tentu saja sangat berguna dalam menganalisis data penempatan TKI di luar negeri 2025 secara lebih komprehensif.
Negara Tujuan Utama Penempatan TKI
Prediksi negara tujuan utama penempatan TKI pada tahun 2025 masih memerlukan kajian mendalam, namun berdasarkan tren saat ini, beberapa negara diprediksi akan tetap menjadi tujuan utama. Negara-negara di Timur Tengah, khususnya negara-negara Teluk, mungkin tetap menjadi tujuan utama bagi TKI di sektor domestik. Sementara itu, negara-negara di Asia seperti Malaysia dan Singapura mungkin tetap menjadi tujuan populer bagi TKI di sektor manufaktur dan jasa. Perlu diingat bahwa prediksi ini bersifat dinamis dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan ekonomi dan politik global.
- Timur Tengah (Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dll.): Didorong oleh permintaan tenaga kerja di sektor domestik.
- Asia Tenggara (Malaysia, Singapura, Hong Kong, dll.): Didorong oleh permintaan tenaga kerja di sektor manufaktur dan jasa.
- Beberapa negara di Eropa dan Amerika: Potensi peningkatan penempatan TKI di sektor perawatan kesehatan dan teknologi informasi, meskipun dengan persyaratan yang lebih ketat.
Potensi dan Tantangan TKI di Luar Negeri Tahun 2025
TKI di tahun 2025 berpotensi mendapatkan upah yang lebih baik dan kesempatan pengembangan karir di negara tujuan. Namun, mereka juga akan menghadapi tantangan seperti persaingan yang ketat dari tenaga kerja lokal, perubahan teknologi yang dapat mengurangi kesempatan kerja di beberapa sektor, dan risiko eksploitasi jika tidak dilindungi dengan baik. Penting bagi pemerintah Indonesia untuk terus meningkatkan perlindungan dan memberikan akses kepada pelatihan dan dukungan bagi TKI agar mereka dapat beradaptasi dengan perubahan dan memanfaatkan potensi yang ada.
Analisis Data
Data penempatan TKI di luar negeri tahun 2025 menunjukkan tren yang dinamis, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perkembangan ekonomi global, kebijakan pemerintah, dan kebutuhan pasar kerja internasional. Analisis berikut akan menguraikan distribusi TKI berdasarkan sektor pekerjaan dan negara tujuan, serta membandingkannya dengan data tahun-tahun sebelumnya untuk mengidentifikasi perubahan signifikan dan tren yang berkembang.
Data yang disajikan merupakan proyeksi berdasarkan tren terkini dan asumsi-asumsi tertentu. Perlu diingat bahwa angka-angka ini bersifat estimasi dan dapat mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan situasi di lapangan.
Distribusi TKI Berdasarkan Sektor Pekerjaan dan Negara Tujuan
Tabel berikut menyajikan distribusi TKI berdasarkan sektor pekerjaan (domestik, manufaktur, pertanian) di beberapa negara tujuan utama pada tahun 2025. Persentase yang tertera merupakan estimasi berdasarkan analisis tren data beberapa tahun terakhir.
Data penempatan TKI di luar negeri tahun 2025 diperkirakan akan mengalami peningkatan, seiring dengan peningkatan permintaan tenaga kerja di berbagai sektor. Untuk menentukan strategi penempatan yang optimal, penting untuk memahami negara tujuan dengan peluang terbaik. Informasi mengenai negara dengan gaji tertinggi untuk TKI di tahun 2025 bisa Anda temukan di sini: Negara Dengan Gaji Tertinggi Untuk TKI 2025.
Dengan data tersebut, perencanaan penempatan TKI di luar negeri tahun 2025 dapat lebih terarah dan memberikan manfaat maksimal bagi para pekerja migran Indonesia.
Negara Tujuan | Domestik (%) | Manufaktur (%) | Pertanian (%) |
---|---|---|---|
Malaysia | 45 | 30 | 25 |
Singapura | 20 | 60 | 20 |
Hong Kong | 60 | 25 | 15 |
Taiwan | 15 | 70 | 15 |
Dari tabel di atas terlihat bahwa Malaysia masih menjadi tujuan utama TKI di sektor domestik, sementara Singapura dan Taiwan lebih banyak menyerap TKI di sektor manufaktur. Hong Kong cenderung menjadi tujuan utama untuk sektor domestik.
Perbandingan Data Tahun 2025 dengan Tahun Sebelumnya
Dibandingkan dengan tahun 2020, terlihat peningkatan signifikan pada jumlah TKI di sektor manufaktur di Singapura dan Taiwan, seiring dengan pertumbuhan industri teknologi dan manufaktur di kedua negara tersebut. Sebaliknya, proporsi TKI di sektor pertanian cenderung menurun di beberapa negara tujuan, menunjukkan pergeseran permintaan tenaga kerja global.
Data penempatan TKI di luar negeri tahun 2025 diperkirakan akan mengalami peningkatan, terutama di sektor manufaktur dan perawatan kesehatan. Untuk gambaran lebih detail mengenai peluang dan tantangan yang dihadapi TKI di negara tujuan, kita bisa melihat perkembangan terkini, misalnya dengan mengunjungi laman Berita Terbaru TKI Korea Selatan 2025 yang memberikan informasi terkini seputar TKI di Korea Selatan.
Informasi ini penting untuk melengkapi data penempatan TKI secara keseluruhan dan membantu perencanaan strategi penempatan yang lebih efektif di tahun 2025 mendatang.
Sebagai contoh, di Malaysia, persentase TKI di sektor domestik mengalami penurunan sebesar 10% dari tahun 2020 ke 2025, sementara sektor manufaktur mengalami peningkatan sebesar 5%. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran kebutuhan tenaga kerja di Malaysia.
Penjelasan Perubahan Signifikan
Perubahan signifikan dalam distribusi TKI dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kebijakan imigrasi masing-masing negara, perkembangan ekonomi global, dan peningkatan keterampilan TKI. Meningkatnya permintaan tenaga kerja terampil di sektor manufaktur, misalnya, mendorong lebih banyak TKI untuk bekerja di bidang tersebut. Sebaliknya, otomatisasi dan peningkatan teknologi di beberapa sektor pertanian menyebabkan penurunan permintaan tenaga kerja di sektor tersebut.
Selain itu, kebijakan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas pelatihan dan keterampilan TKI juga berperan penting dalam mengarahkan penempatan TKI ke sektor-sektor yang lebih terampil dan berpenghasilan lebih tinggi.
Visualisasi Distribusi TKI
Visualisasi data dapat berupa diagram batang yang menunjukkan persentase TKI di setiap sektor pekerjaan untuk setiap negara tujuan. Diagram tersebut akan memperlihatkan dengan jelas proporsi TKI di masing-masing sektor dan perbedaan distribusi antar negara. Misalnya, diagram batang untuk Malaysia akan menunjukkan batang yang tinggi untuk sektor domestik, sedangkan diagram batang untuk Singapura akan menunjukkan batang yang tinggi untuk sektor manufaktur. Perbedaan tinggi batang ini akan menunjukkan perbedaan proporsi TKI antar sektor di masing-masing negara.
Data penempatan TKI di luar negeri tahun 2025 diperkirakan akan mengalami peningkatan, terutama di sektor konstruksi. Salah satu negara tujuan utama adalah Malaysia, di mana peluang kerja bagi TKI cukup menjanjikan. Untuk gambaran lebih detail mengenai potensi pendapatan, silakan cek informasi terbaru tentang Gaji TKI Kuli Bangunan Di Malaysia 2025. Data tersebut penting untuk analisis komprehensif terkait proyeksi jumlah TKI di Malaysia dan dampaknya pada data penempatan TKI secara keseluruhan di tahun 2025.
Perlindungan dan Kesejahteraan TKI
Perlindungan dan kesejahteraan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri merupakan prioritas utama pemerintah Indonesia. Menuju tahun 2025, berbagai kebijakan dan program terus digodok untuk memastikan hak-hak TKI terlindungi dan kesejahteraan mereka meningkat. Namun, tantangan tetap ada, dan diperlukan upaya berkelanjutan untuk mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi.
Kebijakan dan Program Pemerintah untuk Perlindungan TKI
Pemerintah Indonesia telah dan akan terus berupaya meningkatkan perlindungan TKI melalui berbagai kebijakan dan program. Ini mencakup peningkatan pengawasan penempatan TKI, penguatan kerjasama dengan negara penempatan, serta penyediaan layanan perlindungan dan bantuan hukum bagi TKI yang mengalami masalah. Contohnya, peningkatan akses informasi dan pelatihan pra-penempatan bagi TKI untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan agar dapat bekerja dengan aman dan terlindungi. Selain itu, peningkatan kapasitas petugas perlindungan TKI di berbagai negara tujuan juga menjadi fokus utama.
Tantangan dalam Melindungi TKI dari Eksploitasi dan Pelanggaran HAM
Meskipun upaya perlindungan terus dilakukan, masih terdapat berbagai tantangan dalam melindungi TKI dari eksploitasi dan pelanggaran HAM. Permasalahan ini antara lain meliputi kurangnya akses informasi bagi TKI, kelemahan sistem pengawasan, serta praktik perekrutan yang tidak transparan dan berpotensi eksploitatif. Rendahnya literasi hukum dan kesulitan dalam mengakses bantuan hukum juga menjadi kendala besar bagi TKI yang mengalami masalah di luar negeri.
Data penempatan TKI di luar negeri tahun 2025 diperkirakan akan mengalami peningkatan, terutama di negara-negara dengan permintaan tenaga kerja yang tinggi. Salah satu negara tujuan yang cukup diminati adalah Taiwan, di mana sektor pabrik menjadi pilihan banyak TKI. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai potensi pendapatan di sana, silakan cek informasi terbaru tentang Gaji TKI Taiwan Sektor Pabrik 2025.
Memahami besaran gaji ini penting untuk menganalisis data penempatan TKI secara komprehensif dan akurat di tahun 2025, mengingat upah menjadi faktor penentu bagi para calon TKI.
Contoh Kasus Keberhasilan dan Kegagalan Perlindungan TKI
Sebagai contoh keberhasilan, dapat dilihat dari upaya pemerintah dalam memulangkan dan memberikan bantuan kepada TKI yang menjadi korban perdagangan manusia di negara tujuan. Proses pemulangan dan rehabilitasi yang dilakukan pemerintah menunjukkan komitmen dalam melindungi TKI. Sebaliknya, kasus kegagalan perlindungan TKI terlihat pada kasus-kasus dimana TKI mengalami eksploitasi karena lemahnya pengawasan dan penegakan hukum di negara penempatan. Contohnya, kasus TKI yang bekerja dengan jam kerja berlebihan tanpa upah yang layak dan tanpa perlindungan hukum yang memadai.
Data penempatan TKI di luar negeri tahun 2025 diperkirakan akan mengalami peningkatan, terutama di sektor perawatan kesehatan dan konstruksi. Bagi Anda yang tertarik menjadi bagian dari peningkatan ini dan berminat bekerja di Arab Saudi, silahkan simak informasi lengkapnya di Cara Jadi TKI Arab Saudi 2025 untuk mempersiapkan diri. Dengan memahami persyaratan dan prosesnya, Anda dapat berkontribusi pada data penempatan TKI yang positif di tahun 2025 dan meraih peluang karir yang menjanjikan.
Rekomendasi untuk Meningkatkan Perlindungan dan Kesejahteraan TKI
- Peningkatan transparansi dan pengawasan proses perekrutan TKI.
- Penguatan kerjasama bilateral dengan negara penempatan untuk memastikan perlindungan hukum bagi TKI.
- Penyediaan akses informasi dan pelatihan yang komprehensif bagi TKI sebelum dan selama bekerja di luar negeri.
- Peningkatan kapasitas dan aksesibilitas layanan bantuan hukum bagi TKI yang mengalami masalah.
- Peningkatan sosialisasi dan edukasi kepada calon TKI mengenai hak dan kewajiban mereka.
Regulasi Perlindungan TKI
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia mengatur secara komprehensif tentang perlindungan dan kesejahteraan pekerja migran Indonesia, termasuk di dalamnya hak-hak dasar, proses penempatan, dan mekanisme perlindungan hukum. Pasal-pasal di dalamnya memberikan payung hukum bagi berbagai upaya perlindungan TKI di luar negeri.
Dampak Ekonomi dan Sosial Penempatan TKI di Luar Negeri
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri memiliki dampak yang signifikan, baik secara ekonomi maupun sosial, terhadap Indonesia. Pada tahun 2025, dampak ini diperkirakan akan semakin kompleks dan beragam, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perkembangan ekonomi global, kebijakan pemerintah, dan dinamika pasar kerja internasional. Analisis berikut akan menguraikan dampak tersebut secara lebih rinci.
Dampak Ekonomi Penempatan TKI terhadap Perekonomian Indonesia
Remitansi TKI merupakan salah satu sumber devisa penting bagi Indonesia. Pada tahun 2025, diproyeksikan peningkatan remitansi jika pemerintah berhasil meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan TKI serta memperluas akses mereka ke pasar kerja yang lebih baik di luar negeri. Peningkatan ini dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi domestik, mengurangi kemiskinan, dan mendorong investasi. Namun, perlu diingat bahwa fluktuasi nilai tukar mata uang asing dan kondisi ekonomi global dapat memengaruhi jumlah remitansi yang diterima.
Dampak Sosial Penempatan TKI terhadap Keluarga dan Masyarakat, Data Penempatan TKI Di Luar Negeri 2025
Penempatan TKI di luar negeri memiliki dampak ganda bagi keluarga dan masyarakat di Indonesia. Di satu sisi, remitansi yang dikirim dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga, membiayai pendidikan anak, dan meningkatkan taraf hidup. Di sisi lain, pemisahan keluarga akibat migrasi dapat menimbulkan permasalahan sosial seperti kehilangan peran orang tua dalam pengasuhan anak, meningkatnya angka perceraian, dan potensi munculnya masalah sosial lainnya di tingkat keluarga. Peran pemerintah dalam memberikan dukungan sosial dan pelatihan keterampilan bagi keluarga TKI sangat krusial untuk meminimalisir dampak negatif ini.
Potensi Peningkatan Remitansi dari TKI pada Tahun 2025
Potensi peningkatan remitansi pada tahun 2025 sangat bergantung pada beberapa faktor. Strategi pemerintah dalam meningkatkan akses TKI ke pasar kerja formal di negara tujuan, peningkatan perlindungan hukum dan kesejahteraan TKI, serta peningkatan literasi keuangan bagi TKI dan keluarganya akan menjadi kunci. Sebagai contoh, jika pemerintah berhasil menegosiasikan perjanjian kerja sama yang lebih menguntungkan dengan negara-negara tujuan, dan memberikan pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja internasional, maka potensi peningkatan remitansi akan semakin besar. Sebagai gambaran, jika rata-rata remitansi per TKI meningkat sebesar 10% dan jumlah TKI yang bekerja di luar negeri juga meningkat, maka peningkatan total remitansi akan signifikan.
Dampak Negatif Potensial Penempatan TKI terhadap Pembangunan di Indonesia
Meskipun remitansi TKI memberikan kontribusi positif, penempatan TKI juga memiliki potensi dampak negatif. Salah satu potensi dampak negatif adalah potensi kekurangan tenaga kerja terampil di sektor-sektor tertentu di dalam negeri. Hal ini dapat menghambat pembangunan di sektor-sektor tersebut. Selain itu, jika tidak dikelola dengan baik, migrasi TKI dapat menyebabkan kesenjangan sosial dan ekonomi yang lebih besar antara masyarakat yang terdampak migrasi dan masyarakat lainnya. Pemerintah perlu merancang strategi yang tepat untuk mengurangi dampak negatif ini, misalnya dengan mengembangkan program pelatihan vokasi yang komprehensif dan meningkatkan investasi di sektor-sektor yang rawan kekurangan tenaga kerja.
Dampak Positif dan Negatif Migrasi TKI
Berikut beberapa dampak positif dan negatif migrasi TKI yang perlu diperhatikan:
- Dampak Positif:
- Peningkatan pendapatan keluarga TKI.
- Peningkatan akses terhadap pendidikan dan kesehatan bagi keluarga TKI.
- Kontribusi remitansi terhadap perekonomian nasional.
- Transfer pengetahuan dan keterampilan dari luar negeri ke Indonesia.
- Dampak Negatif:
- Pemisahan keluarga dan dampak psikologisnya.
- Potensi eksploitasi dan penindasan terhadap TKI.
- Potensi kekurangan tenaga kerja terampil di dalam negeri.
- Meningkatnya kesenjangan sosial dan ekonomi.
Proyeksi dan Rekomendasi Penempatan TKI di Luar Negeri 2025: Data Penempatan TKI Di Luar Negeri 2025
Melihat tren peningkatan jumlah TKI di luar negeri dalam beberapa tahun terakhir, diperlukan proyeksi yang akurat dan rekomendasi kebijakan yang tepat sasaran untuk memastikan keberhasilan penempatan dan perlindungan mereka di masa mendatang, khususnya pada tahun 2025. Proyeksi ini akan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk perkembangan ekonomi global, kebijakan pemerintah, serta kebutuhan pasar kerja internasional.
Proyeksi Jumlah dan Distribusi TKI Tahun 2025
Berdasarkan tren pertumbuhan dan proyeksi kebutuhan tenaga kerja di negara-negara tujuan utama TKI seperti Malaysia, Singapura, Hongkong, Taiwan, dan Timur Tengah, diperkirakan jumlah TKI di luar negeri pada tahun 2025 akan mencapai angka sekitar 5 juta orang. Distribusi TKI kemungkinan akan tetap terkonsentrasi di sektor informal, seperti domestik helper, konstruksi, dan pertanian, meskipun diharapkan terjadi peningkatan jumlah TKI di sektor formal dengan keterampilan yang lebih tinggi, seperti perawat, teknisi, dan tenaga profesional lainnya. Distribusi geografis kemungkinan akan tetap terpusat di negara-negara tujuan tradisional, dengan potensi peningkatan jumlah penempatan di negara-negara berkembang di Asia dan Afrika, seiring dengan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. Namun, prediksi ini masih bersifat sementara dan membutuhkan kajian lebih lanjut yang memperhitungkan berbagai variabel yang mungkin berubah.
Rekomendasi Kebijakan untuk Mengoptimalkan Penempatan dan Perlindungan TKI
Untuk mengoptimalkan penempatan dan perlindungan TKI, beberapa rekomendasi kebijakan perlu dipertimbangkan. Hal ini meliputi peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam proses penempatan, perlindungan hukum yang lebih kuat bagi TKI, serta peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan.
- Peningkatan kerjasama bilateral dengan negara tujuan untuk memastikan perlindungan hukum dan kesejahteraan TKI.
- Penguatan pengawasan terhadap agen penyalur TKI untuk mencegah praktik-praktik penipuan dan eksploitasi.
- Penyediaan akses yang mudah dan terjangkau terhadap layanan bantuan hukum dan konsuler bagi TKI yang mengalami masalah di luar negeri.
- Pengembangan sistem pelaporan dan penanganan pengaduan yang efektif dan responsif.
Strategi Peningkatan Keterampilan dan Daya Saing TKI
Meningkatkan keterampilan dan daya saing TKI di pasar kerja internasional merupakan kunci keberhasilan mereka. Hal ini dapat dicapai melalui program pelatihan vokasi yang terstruktur, peningkatan akses terhadap pendidikan tinggi, dan pengembangan program sertifikasi profesi.
- Program pelatihan vokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja di negara tujuan.
- Bantuan pembiayaan pendidikan dan pelatihan bagi TKI yang ingin meningkatkan keterampilannya.
- Kerjasama dengan lembaga pelatihan internasional untuk meningkatkan kualitas pelatihan.
- Pengembangan program sertifikasi profesi yang diakui secara internasional.
Solusi Inovatif untuk Mengatasi Tantangan TKI di Luar Negeri
Tantangan yang dihadapi TKI di luar negeri, seperti diskriminasi, eksploitasi, dan akses terbatas terhadap layanan kesehatan, memerlukan solusi inovatif. Teknologi informasi dan komunikasi dapat berperan penting dalam hal ini.
Tantangan | Solusi Inovatif |
---|---|
Akses terbatas terhadap informasi | Pengembangan aplikasi mobile yang menyediakan informasi penting bagi TKI, seperti hak-hak mereka, prosedur pengaduan, dan akses ke layanan kesehatan. |
Keterbatasan akses ke layanan kesehatan | Kerjasama dengan lembaga kesehatan internasional untuk menyediakan layanan telemedicine bagi TKI. |
Permasalahan komunikasi | Penyediaan layanan penerjemahan dan interpretasi secara online. |
Langkah-langkah Pemerintah dan Pemangku Kepentingan Lainnya
Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya memiliki peran penting dalam mendukung TKI. Hal ini mencakup peningkatan koordinasi antar lembaga pemerintah, peningkatan anggaran untuk program perlindungan TKI, dan peningkatan kerjasama dengan organisasi masyarakat sipil.
- Peningkatan koordinasi antar kementerian dan lembaga terkait dalam penanganan isu TKI.
- Peningkatan anggaran untuk program pelatihan, perlindungan, dan pembinaan TKI.
- Penguatan kerjasama dengan organisasi masyarakat sipil dan lembaga internasional dalam perlindungan TKI.
- Kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan TKI.