Muhammadiyah Tetapkan Idul Fitri 2025: Perhitungan Hisab dan Implikasinya
Muhammadiyah Idul Fitri Tanggal Berapa 2025 – Penetapan Idul Fitri 1447 H oleh Muhammadiyah selalu menjadi sorotan, menandai perbedaan pendekatan dalam menentukan awal bulan Syawal dibandingkan dengan pemerintah Indonesia. Tahun 2025, perbedaan ini kembali menjadi perhatian bagi jutaan umat Islam di Indonesia, khususnya bagi anggota Muhammadiyah yang mengikuti penentuan kalender hijriah versi organisasi ini. Memahami metode dan implikasi dari penetapan ini krusial untuk persiapan perayaan hari raya.
Sejak awal berdirinya, Muhammadiyah konsisten menggunakan metode hisab dalam menentukan awal bulan hijriah, termasuk Idul Fitri. Metode ini, yang berbasis perhitungan astronomi, berbeda dengan metode rukyat yang mengandalkan pengamatan hilal secara langsung. Konsistensi ini mencerminkan komitmen Muhammadiyah terhadap pendekatan ilmiah dalam memahami dan menjalankan ajaran Islam. Mengetahui jadwal Idul Fitri memiliki arti penting bagi umat Islam, terutama bagi anggota Muhammadiyah, untuk merencanakan berbagai aktivitas keagamaan dan sosial selama periode Idul Fitri.
Perbedaan Metode Hisab Muhammadiyah dengan Metode Lain
Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, yang memperhitungkan visibilitas hilal berdasarkan parameter astronomis tertentu. Metode ini berbeda dengan metode hisab lainnya, dan juga berbeda dengan metode rukyat yang dianut oleh pemerintah Indonesia. Perbedaan ini seringkali menghasilkan perbedaan tanggal penetapan Idul Fitri. Pemerintah Indonesia umumnya menggabungkan metode hisab dan rukyat, menunggu konfirmasi visual hilal sebelum menetapkan Idul Fitri. Hal ini seringkali menyebabkan perbedaan penetapan Idul Fitri antara Muhammadiyah dan pemerintah, sehingga menimbulkan dinamika sosial yang perlu dipahami dan dikelola dengan bijak.
Jadwal Idul Fitri 1447 H Menurut Muhammadiyah
Berdasarkan perhitungan hisab yang dilakukan oleh Lajnah Falakiyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Idul Fitri 1447 H diperkirakan jatuh pada tanggal yang akan diumumkan resmi oleh Muhammadiyah mendekati bulan Ramadhan. Prediksi ini didasarkan pada perhitungan posisi matahari, bulan, dan bumi pada saat itu. Perlu dicatat bahwa prediksi ini bersifat sementara dan dapat berubah sesuai dengan hasil perhitungan terbaru yang dilakukan oleh Lajnah Falakiyah. Informasi resmi akan selalu menjadi rujukan utama.
Implikasi Penetapan Idul Fitri yang Berbeda
Perbedaan penetapan Idul Fitri antara Muhammadiyah dan pemerintah seringkali menimbulkan pertanyaan dan diskusi di masyarakat. Namun, perbedaan ini tidak perlu menjadi sumber perpecahan, melainkan sebagai kesempatan untuk saling memahami dan menghargai perbedaan pendekatan dalam memahami dan menjalankan ajaran Islam. Toleransi dan saling menghormati antar umat Islam sangat penting untuk menjaga kerukunan dan persatuan bangsa.
Tujuan Artikel
Tujuan utama artikel ini adalah untuk memberikan informasi yang akurat dan jelas mengenai penetapan Idul Fitri 1447 H menurut Muhammadiyah, menjelaskan metode hisab yang digunakan, dan mengkaji implikasinya bagi umat Islam di Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang perbedaan metode penentuan Idul Fitri dan mendorong sikap toleransi dan saling menghormati di tengah keberagaman.
Penetapan Tanggal Idul Fitri 1447 H versi Muhammadiyah: Muhammadiyah Idul Fitri Tanggal Berapa 2025
Penetapan Idul Fitri oleh Muhammadiyah, sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia, selalu menjadi perhatian publik. Menggunakan metode hisab, Muhammadiyah secara konsisten menentukan awal Syawal jauh sebelum metode rukyat hilal yang umum digunakan oleh pemerintah Indonesia. Konsistensi ini memberikan kepastian bagi umat Islam yang mengikuti penentuan Idul Fitri versi Muhammadiyah, meskipun terkadang berbeda dengan penetapan pemerintah.
Riwayat Penetapan Idul Fitri Versi Muhammadiyah (2015-2024)
Tabel berikut merangkum riwayat penetapan Idul Fitri versi Muhammadiyah dari tahun 2015 hingga 2024. Data ini menunjukkan konsistensi Muhammadiyah dalam menggunakan metode hisab untuk menentukan awal Syawal.
Tahun Hijriah | Tahun Masehi | Tanggal 1 Syawal |
---|---|---|
1436 H | 2015 M | 17 Juli |
1437 H | 2016 M | 6 Juli |
1438 H | 2017 M | 25 Juni |
1439 H | 2018 M | 15 Juni |
1440 H | 2019 M | 5 Juni |
1441 H | 2020 M | 24 Mei |
1442 H | 2021 M | 13 Mei |
1443 H | 2022 M | 2 Mei |
1444 H | 2023 M | 22 April |
1445 H | 2024 M | 11 April |
Metode Hisab Wujudul Hilal Muhammadiyah
Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal, suatu perhitungan astronomis untuk menentukan posisi hilal (bulan sabit muda). Metode ini berbasis pada perhitungan matematis yang akurat, mempertimbangkan berbagai faktor astronomis seperti posisi matahari, bulan, dan bumi. Keunggulan metode ini adalah kepastian dan prediksi yang dapat dilakukan jauh sebelum hari H.
Kriteria Wujudul Hilal Muhammadiyah untuk Idul Fitri, Muhammadiyah Idul Fitri Tanggal Berapa 2025
Kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah lebih menekankan pada imkankul huduri (kemungkinan terlihatnya hilal) berdasarkan perhitungan hisab. Hilal dianggap wujud jika memenuhi kriteria ketinggian hilal tertentu (tinggi minimal) dan elongasi (jarak sudut antara matahari dan bulan) tertentu di atas ufuk. Kriteria ini dihitung secara matematis dan konsisten diterapkan setiap tahunnya.
Perbandingan Metode Hisab Muhammadiyah dengan Metode Rukyat
Metode hisab Muhammadiyah berbeda dengan metode rukyat yang menekankan pada pengamatan langsung hilal. Metode rukyat bergantung pada kondisi cuaca dan kemampuan pengamat, sehingga hasilnya bisa variatif dan terkadang tidak konsisten. Metode hisab memberikan kepastian dan prediksi yang lebih akurat, meskipun tidak sepenuhnya menggantikan nilai rukyat sebagai salah satu dasar penetapan awal Syawal bagi beberapa kalangan.
Perbandingan Metode Hisab Muhammadiyah dengan Metode Hisab Lainnya
Meskipun sama-sama menggunakan hisab, metode yang digunakan Muhammadiyah mungkin berbeda dalam detail perhitungan dengan metode hisab yang digunakan oleh lembaga lain. Perbedaan ini bisa terletak pada parameter yang digunakan, seperti kriteria tinggi hilal minimal atau kriteria elongasi. Namun, secara dasar, semua metode hisab bertujuan untuk menentukan posisi astronomi bulan untuk memprediksi kemunculan hilal.
Perdebatan mengenai Muhammadiyah Idul Fitri tanggal berapa 2025, sejatinya menunjukkan kompleksitas penetapan hari raya keagamaan di Indonesia. Pertanyaan ini relevan dengan bagaimana kita merayakannya, dan mengarang ucapan selamat yang tepat. Untuk referensi kata-kata yang indah, silahkan kunjungi Tulisan Selamat Idul Fitri 2025 untuk inspirasi. Kembali ke inti, perbedaan penetapan tanggal Idul Fitri oleh Muhammadiyah dan pemerintah menunjukkan perlunya pemahaman yang lebih mendalam terhadap proses hisab dan rukyat, sehingga perbedaan tersebut tidak menjadi pembeda yang memecah belah, melainkan menjadi bagian dari keberagaman keislaman di Indonesia.
Prediksi Tanggal Idul Fitri 1447 H/2025 M versi Muhammadiyah
Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, konsisten menggunakan metode hisab dalam menentukan awal bulan Ramadan dan Idul Fitri. Metode ini berbasis perhitungan astronomis, berbeda dengan metode rukyat yang mengandalkan pengamatan hilal secara visual. Prediksi awal bulan Ramadan dan Idul Fitri yang dikeluarkan Muhammadiyah selalu menjadi perhatian publik, mengingat pengaruhnya terhadap penentuan hari libur nasional dan aktivitas keagamaan di Indonesia. Berikut prediksi tanggal Idul Fitri 1447 H/2025 M versi Muhammadiyah.
Perdebatan mengenai Muhammadiyah Idul Fitri tanggal berapa 2025 akan kembali menghangat seiring mendekatnya bulan Ramadan. Perbedaan penetapan ini, yang kerap memicu diskusi publik, menunjukkan kompleksitas perhitungan hisab. Menariknya, suasana perayaan Idul Fitri tetap terasa meriah, terlihat dari berbagai desain grafis yang beredar, seperti yang bisa dilihat di koleksi Poster Idul Fitri 2025 Terbaru.
Kemeriahan visual ini mengingatkan kita kembali pada pentingnya persatuan dan toleransi dalam perbedaan penetapan hari raya, sekalipun perbedaan tanggal Idul Fitri versi Muhammadiyah tetap menjadi perbincangan hangat menjelang hari H.
Perhitungan hisab yang digunakan Muhammadiyah memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan telah teruji selama bertahun-tahun. Meskipun demikian, prediksi ini tetap bersifat sementara dan dapat berubah, tergantung pada hasil perhitungan terbaru dan pertimbangan-pertimbangan lain yang dilakukan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Prediksi Idul Fitri 1447 H/2025 M
Berdasarkan perhitungan hisab yang dilakukan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Idul Fitri 1447 H/2025 M diprediksi jatuh pada tanggal 29 Juni 2025 M. Prediksi ini didasarkan pada konjungsi (ijtimak) bulan yang diperkirakan terjadi pada tanggal 28 Juni 2025 M. Setelah memperhitungkan beberapa faktor astronomis seperti posisi bulan dan matahari, serta ketinggian hilal, maka tanggal 29 Juni 2025 M ditetapkan sebagai hari raya Idul Fitri. Perlu dicatat bahwa ini merupakan prediksi sementara.
Dasar Perhitungan Hisab
Metode hisab yang digunakan Muhammadiyah memperhitungkan beberapa parameter astronomis, termasuk posisi matahari dan bulan, serta ketinggian hilal di atas ufuk. Parameter-parameter ini dihitung dengan menggunakan rumus-rumus dan data astronomis yang akurat. Muhammadiyah menggunakan software dan data astronomis yang terpercaya untuk memastikan akurasi perhitungan. Contohnya, mereka mungkin menggunakan data dari lembaga antariksa internasional atau observatorium terkemuka untuk memastikan ketepatan data yang digunakan. Perhitungan ini juga mempertimbangkan faktor geografis Indonesia untuk menentukan ketinggian hilal di berbagai wilayah.
Pertanyaan mengenai Muhammadiyah Idul Fitri tanggal berapa 2025 memang menarik perhatian, mengingat perbedaan penetapan Idul Fitri antara Muhammadiyah dan pemerintah. Hal ini bergantung pada metode hisab yang digunakan. Untuk mengetahui tanggal Masehi Idul Fitri 2025 secara umum, kita bisa merujuk pada sumber seperti Idul Fitri 2025 Berapa Masehi , yang kemudian dapat dibandingkan dengan penetapan resmi Muhammadiyah. Perbedaan ini, meskipun seringkali hanya selisih satu hari, tetap menjadi perdebatan menarik yang mencerminkan kompleksitas penentuan hari raya keagamaan berbasis perhitungan astronomi.
Kembali pada pertanyaan awal, penetapan pasti tanggal Idul Fitri Muhammadiyah 2025 akan diumumkan mendekati waktu perayaan.
Pernyataan Mengenai Sifat Prediksi
Penting untuk ditekankan bahwa prediksi tanggal Idul Fitri 1447 H/2025 M versi Muhammadiyah ini bersifat sementara dan dapat berubah. Hasil perhitungan hisab dapat mengalami revisi jika terdapat data baru atau pertimbangan-pertimbangan lain yang muncul sebelum tanggal penetapan resmi. Pengumuman resmi mengenai tanggal Idul Fitri 1447 H/2025 M akan disampaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui saluran komunikasi resmi organisasi.
Pengumuman Resmi
Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan mengumumkan secara resmi tanggal Idul Fitri 1447 H/2025 M setelah melakukan kajian dan perhitungan akhir. Pengumuman resmi ini akan menjadi pedoman bagi seluruh anggota Muhammadiyah dan masyarakat umum yang menjadikan perhitungan Muhammadiyah sebagai rujukan.
Persiapan Menyambut Idul Fitri 1447 H/2025 M
Idul Fitri 1447 H/2025 M, bagi umat Islam khususnya yang mengikuti penentuan kalender Muhammadiyah, menandai berakhirnya bulan Ramadan dan menjadi momentum refleksi diri serta perayaan kemenangan atas perjuangan spiritual selama sebulan penuh. Persiapan yang matang, baik secara spiritual maupun praktis, akan meningkatkan makna perayaan Idul Fitri. Berikut beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menyambut hari raya tersebut.
Kegiatan Persiapan Menyambut Idul Fitri Menurut Ajaran Muhammadiyah
Persiapan Idul Fitri menurut ajaran Muhammadiyah menekankan pada aspek spiritual dan sosial. Hal ini bertujuan untuk memastikan perayaan Idul Fitri bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan juga sebagai manifestasi keimanan dan kepedulian sosial.
Pertanyaan mengenai Muhammadiyah Idul Fitri tanggal berapa 2025, merupakan hal yang lumrah mengingat perbedaan penetapan 1 Syawal antara Muhammadiyah dan pemerintah. Perbedaan ini menunjukkan kompleksitas perhitungan hisab yang membutuhkan pemahaman mendalam. Untuk lebih jelasnya, konsultasikanlah Kalender 2025 Idul Fitri yang menyediakan informasi komprehensif. Dengan demikian, kita dapat memahami dasar perhitungan Muhammadiyah dan menghindari kesalahpahaman terkait penetapan Idul Fitri 2025 versi Muhammadiyah.
- Mencukupkan Zakat Fitrah sebelum waktu sholat Id.
- Membersihkan diri dan rumah sebagai simbol kesucian.
- Mempersiapkan pakaian terbaik untuk sholat Id.
- Mempersiapkan hidangan untuk keluarga dan sanak saudara.
- Merencanakan kunjungan silaturahmi kepada keluarga dan kerabat.
- Merencanakan kegiatan amal dan sosial.
Kegiatan Ibadah Sunnah Menjelang Idul Fitri
Selain ibadah wajib, beberapa ibadah sunnah dianjurkan untuk memperkaya nilai spiritual menjelang Idul Fitri. Ibadah-ibadah ini dapat meningkatkan ketaqwaan dan mempersiapkan hati untuk menyambut hari kemenangan.
- Mengerjakan sholat sunnah tahajjud dan witir.
- Memperbanyak membaca Al-Quran dan dzikir.
- Bertahajud dan berdoa memohon ampunan.
- Meningkatkan amal sholeh seperti sedekah dan membantu sesama.
Tips Mempersiapkan Diri Secara Fisik dan Mental
Persiapan fisik dan mental yang baik akan memastikan Anda dapat menikmati Idul Fitri dengan penuh khidmat dan semangat. Kondisi fisik dan mental yang prima akan mendukung Anda dalam menjalankan berbagai aktivitas selama Idul Fitri.
Muhammadiyah telah menetapkan Idul Fitri 1444 H jatuh pada tanggal 21 April 2023. Menarik untuk membandingkan metode penetapannya dengan NU yang merujuk pada sidang isbat. Perbedaan pendekatan ini terlihat jelas jika kita melihat Sidang Isbat Idul Fitri 2025 Nu , yang menentukan tanggal Idul Fitri berdasarkan observasi hilal. Pertanyaan mengenai Muhammadiyah Idul Fitri Tanggal Berapa 2025 pun menjadi relevan, mengingat perbedaan metodologi ini yang terus mewarnai perayaan Idul Fitri di Indonesia.
- Istirahat yang cukup setelah berpuasa sebulan penuh.
- Mengonsumsi makanan bergizi untuk mengembalikan stamina.
- Melakukan relaksasi untuk mengurangi stres dan kelelahan.
- Mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi keramaian dan aktivitas sosial.
Pentingnya Mempersiapkan Zakat Fitrah dan Distribusi
Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu. Pembayaran dan pendistribusian zakat fitrah yang tepat waktu sesuai ajaran Muhammadiyah memastikan zakat tersebut tepat sasaran dan bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Muhammadiyah biasanya memiliki sistem pengelolaan zakat fitrah yang terorganisir. Zakat fitrah dikumpulkan dan didistribusikan kepada mustahik (yang berhak menerima zakat) sesuai ketentuan syariat Islam. Hal ini memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan zakat.
Contoh Kegiatan Sosial untuk Merayakan Idul Fitri Secara Bermakna
Merayakan Idul Fitri tidak hanya terbatas pada kegiatan pribadi, namun juga perlu dimaknai dengan kegiatan sosial yang bermanfaat bagi sesama. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pada nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian.
- Mengunjungi panti asuhan dan memberikan santunan.
- Memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu.
- Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
- Melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan sekitar.
FAQ: Pertanyaan Umum Mengenai Idul Fitri Muhammadiyah 2025
Menentukan tanggal Idul Fitri, khususnya bagi Muhammadiyah yang menggunakan metode hisab, selalu menarik perhatian. Perbedaan pendekatan dengan metode rukyat yang digunakan oleh pemerintah seringkali menimbulkan pertanyaan. Berikut penjelasan detail mengenai beberapa pertanyaan umum terkait Idul Fitri Muhammadiyah 2025.
Metode Penentuan Tanggal Idul Fitri Muhammadiyah
Muhammadiyah konsisten menggunakan metode hisab dalam menentukan awal bulan Syawal, termasuk Idul Fitri. Hisab adalah perhitungan astronomis untuk menentukan posisi bulan dan matahari guna memprediksi awal bulan Hijriah. Metode ini didasarkan pada ilmu falak, yang memperhitungkan posisi bulan dan matahari secara matematis. Muhammadiyah menggunakan parameter hisab yang telah dirumuskan dan disempurnakan berdasarkan pemahaman keagamaan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Kriteria yang digunakan meliputi ijtimak (konjungsi), ketinggian hilal, dan umur hilal. Proses perhitungan ini dilakukan secara teliti dan hasilnya diumumkan secara resmi oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Pengumuman Resmi Idul Fitri Muhammadiyah 2025
Pengumuman resmi Idul Fitri Muhammadiyah 2025 akan disampaikan jauh sebelum bulan Ramadhan tiba, biasanya melalui berbagai media resmi organisasi. Pengumuman ini akan disampaikan melalui situs web resmi Muhammadiyah, media sosial resmi, serta siaran pers ke berbagai media massa. Informasi tersebut akan mencakup tanggal 1 Syawal 1446 H berdasarkan hasil hisab yang telah dilakukan. Waktu pasti pengumuman akan diinformasikan lebih lanjut mendekati bulan Ramadhan.
Kemungkinan Perbedaan Tanggal Idul Fitri Antara Muhammadiyah dan Pemerintah
Kemungkinan perbedaan tanggal Idul Fitri antara Muhammadiyah dan pemerintah memang ada. Hal ini disebabkan oleh perbedaan metode penentuan awal bulan. Pemerintah Indonesia, umumnya, mengacu pada metode rukyat, yaitu pengamatan hilal secara langsung. Rukyat membutuhkan kondisi cuaca yang cerah dan pengamat yang terlatih. Jika kondisi cuaca kurang mendukung atau hilal tidak terlihat, maka penetapan awal Syawal dapat tertunda. Perbedaan ini merupakan perbedaan pendekatan, bukan perbedaan pemahaman keagamaan yang fundamental. Kedua metode memiliki dasar dan argumen masing-masing.
Perbedaan Hisab dan Rukyat
Hisab adalah perhitungan astronomis untuk menentukan posisi bulan dan matahari guna memprediksi awal bulan Hijriah. Sementara rukyat adalah pengamatan hilal secara langsung. Hisab bersifat prediktif, sementara rukyat bersifat konfirmatif. Hisab dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, sementara rukyat bergantung pada kondisi cuaca dan lokasi pengamatan. Kedua metode ini saling melengkapi dan memiliki peran masing-masing dalam menentukan awal bulan Hijriah.
Kegiatan yang Dianjurkan Muhammadiyah saat Idul Fitri
Muhammadiyah menganjurkan berbagai kegiatan positif pada Idul Fitri, menekankan pada aspek spiritual dan sosial. Berikut beberapa diantaranya:
- Sholat Idul Fitri berjamaah.
- Silaturahmi dengan keluarga dan kerabat.
- Memberikan zakat fitrah.
- Melaksanakan kegiatan amal dan sosial, seperti mengunjungi kerabat yang sakit atau fakir miskin.
- Meningkatkan rasa syukur atas nikmat Allah SWT.
Ilustrasi Perhitungan Hisab (Contoh Sederhana)
Menentukan awal Syawal menurut Muhammadiyah melibatkan perhitungan hisab yang kompleks. Meskipun rumus dan kalkulasi sebenarnya membutuhkan keahlian astronomi dan matematika tingkat tinggi, ilustrasi sederhana berikut dapat memberikan gambaran dasar mengenai proses tersebut. Perlu diingat, ilustrasi ini sangat disederhanakan dan tidak merepresentasikan seluruh kompleksitas perhitungan yang sebenarnya dilakukan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Proses hisab melibatkan berbagai faktor, termasuk posisi matahari, bulan, dan bumi. Data-data astronomi yang akurat menjadi kunci dalam menentukan konjungsi (ijtimak), yaitu saat matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus. Dari konjungsi ini, dihitunglah hilal, yaitu sabit bulan yang pertama kali terlihat setelah ijtimak.
Konjungsi dan Hilal
Mari kita gunakan data fiktif untuk ilustrasi. Misalkan, perhitungan hisab menunjukkan konjungsi terjadi pada pukul 17.00 WIB tanggal 29 Ramadan 1446 H (tanggal fiktif). Selanjutnya, kita perlu menghitung visibilitas hilal. Ini melibatkan berbagai parameter seperti ketinggian hilal, elongasi (jarak sudut antara bulan dan matahari), dan iluminasi (persentase permukaan bulan yang diterangi matahari).
Ilustrasi Sederhana:
Anggaplah, berdasarkan parameter-parameter astronomi yang dihitung, ketinggian hilal di atas ufuk pada saat matahari terbenam di lokasi tertentu mencapai 3 derajat, elongasi 6 derajat, dan iluminasi 2%. Berdasarkan kriteria hisab Muhammadiyah, jika ketinggian hilal minimal 3 derajat, elongasi minimal 6 derajat, dan iluminasi minimal 2%, maka hilal dianggap terlihat. Dengan demikian, 1 Syawal 1446 H jatuh pada tanggal 30 Ramadan 1446 H (tanggal fiktif).
Proses perhitungan sebenarnya jauh lebih rumit dari ilustrasi ini. Ia melibatkan perhitungan posisi bulan dan matahari dengan presisi tinggi, koreksi berbagai faktor atmosfer, serta penggunaan software dan algoritma khusus. Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah memiliki tim ahli yang berpengalaman dalam melakukan perhitungan ini.