Cara Buat Faktur Pajak 2025

Cara Buat Faktur Pajak 2025 Panduan Lengkap

Cara Membuat Faktur Pajak 2025: Cara Buat Faktur Pajak 2025

Cara Buat Faktur Pajak 2025

Cara Buat Faktur Pajak 2025 – Pembuatan faktur pajak, baik elektronik maupun manual, merupakan kewajiban bagi setiap wajib pajak yang melakukan transaksi kena pajak. Artikel ini akan memberikan panduan lengkap dan praktis mengenai cara membuat faktur pajak di tahun 2025, mencakup pembuatan faktur pajak elektronik dan manual, serta perbedaan di antara keduanya.

Pembuatan Faktur Pajak Elektronik

Faktur pajak elektronik (e-faktur) merupakan metode yang semakin umum digunakan karena kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan. Berikut langkah-langkah pembuatannya:

  1. Login ke sistem e-faktur melalui situs resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
  2. Pilih menu “Buat Faktur Pajak”.
  3. Isi data-data yang dibutuhkan, seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), nama perusahaan, alamat, dan detail transaksi (tanggal transaksi, jenis barang/jasa, jumlah, harga, PPN, dan lain-lain).
  4. Unggah dokumen pendukung jika diperlukan.
  5. Verifikasi data yang telah diinput.
  6. Kirim faktur pajak elektronik.
  7. Simpan dan cetak faktur pajak elektronik yang telah terverifikasi dan ditandatangani elektronik.

Persyaratan Dokumen Pembuatan Faktur Pajak

Dokumen yang dibutuhkan untuk membuat faktur pajak, baik elektronik maupun manual, bervariasi tergantung jenis transaksi. Berikut tabel ringkasannya:

Jenis Transaksi Dokumen Pendukung
Penjualan Barang Bukti Pengiriman Barang, Surat Jalan, Nota Penjualan
Penjualan Jasa Kontrak Kerja, Bukti Pembayaran, Surat Perjanjian
Penggunaan Jasa Faktur Pajak dari Penyedia Jasa, Bukti Pembayaran

Contoh Kasus Pembuatan Faktur Pajak Penjualan Barang dan Jasa, Cara Buat Faktur Pajak 2025

Misalnya, PT. Maju Jaya menjual barang senilai Rp 10.000.000 dan memberikan jasa konsultasi senilai Rp 5.000.000 kepada PT. Sejahtera Abadi. Total nilai transaksi adalah Rp 15.000.000. Setelah menghitung PPN (asumsikan 11%), maka PPN yang terutang adalah Rp 1.650.000. Faktur pajak akan mencantumkan detail transaksi tersebut, termasuk NPWP kedua perusahaan, nomor faktur, tanggal transaksi, dan total nilai transaksi termasuk PPN.

Membuat faktur pajak di tahun 2025 mungkin terasa sedikit berbeda, namun prinsip dasarnya tetap sama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai regulasi terbaru, Anda bisa mengunjungi situs resmi Direktorat Jenderal Pajak. Jika Anda berada di Surabaya dan membutuhkan bantuan, informasi mengenai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Sukomanunggal 2025 bisa sangat membantu. Dengan memahami prosedur pembuatan faktur pajak yang benar, Anda dapat mematuhi kewajiban perpajakan dan menghindari masalah di kemudian hari.

Pastikan Anda selalu mengupdate pengetahuan mengenai Cara Buat Faktur Pajak 2025 agar tetap sesuai regulasi.

Pembuatan Faktur Pajak Manual

Meskipun e-faktur dianjurkan, dalam kondisi tertentu, faktur pajak manual masih dapat dibuat. Berikut panduannya:

Pastikan semua informasi tercantum dengan lengkap dan benar, termasuk NPWP, nama perusahaan, alamat, nomor faktur, tanggal transaksi, detail barang/jasa, harga, PPN, dan total nilai transaksi. Gunakan kertas berbahan berkualitas baik dan gunakan tinta yang tidak mudah luntur. Simpan faktur pajak manual dengan baik dan terorganisir.

Perbedaan Faktur Pajak Elektronik dan Manual

Faktur pajak elektronik dan manual memiliki perbedaan utama dalam metode pembuatan dan pengiriman. E-faktur dibuat dan dikirim secara elektronik melalui sistem DJP, sedangkan faktur pajak manual dibuat dan dikirim secara fisik. E-faktur menawarkan kemudahan, efisiensi, dan keamanan yang lebih tinggi dibandingkan faktur pajak manual, namun membutuhkan akses internet dan keahlian digital. Faktur pajak manual lebih sederhana dalam hal proses pembuatannya, tetapi rentan terhadap kehilangan dan pemalsuan.

Membuat faktur pajak di tahun 2025 memang membutuhkan ketelitian, pastikan semua data terisi dengan benar. Selain itu, pengurusan pajak kendaraan juga perlu diperhatikan, terutama bagi Anda yang berdomisili di Palembang. Anda bisa mengecek status pajak kendaraan Anda dengan mudah melalui situs Cek Pajak Kendaraan Palembang 2025 , sehingga administrasi pajak Anda tetap terjaga.

Informasi ini penting karena ketepatan pembayaran pajak kendaraan bermotor akan mempengaruhi pembuatan faktur pajak Anda nantinya, mengingat keduanya berkaitan dengan kewajiban perpajakan. Oleh karena itu, selalu pastikan untuk memahami aturan terbaru terkait pembuatan faktur pajak 2025.

Format Faktur Pajak 2025

Peraturan perpajakan terus berkembang, dan memahami format faktur pajak terbaru sangat penting bagi wajib pajak. Artikel ini akan membahas format resmi faktur pajak elektronik tahun 2025, membandingkannya dengan faktur pajak manual, dan memberikan contoh lengkap beserta penjelasan detail setiap kolomnya.

Mempelajari Cara Buat Faktur Pajak 2025 memang penting, terutama jika Anda bergelut di bidang properti. Misalnya, dalam transaksi jual beli rumah, pemahaman ini sangat krusial. Karena itu, penting juga untuk memahami seluk beluk Pajak Jual Beli Rumah 2025 agar faktur pajak yang dibuat akurat dan sesuai regulasi. Dengan begitu, proses pelaporan pajak Anda akan lebih lancar dan terhindar dari potensi masalah di kemudian hari.

Kembali ke Cara Buat Faktur Pajak 2025, pastikan Anda selalu mengikuti aturan terbaru agar terhindar dari sanksi.

Format Resmi Faktur Pajak Elektronik 2025

Faktur Pajak Elektronik (e-faktur) di tahun 2025 diharapkan akan semakin terintegrasi dengan sistem perpajakan digital. Formatnya akan mengikuti standar yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP), mengutamakan efisiensi dan akurasi data. Beberapa elemen kunci yang akan tetap ada dan mungkin mengalami penyempurnaan meliputi Nomor Seri Faktur Pajak, Nomor Identifikasi Pajak (NPWP) Pembeli dan Penjual, Tanggal Faktur, Deskripsi Barang/Jasa, Harga Jual, PPN, dan PPNBM (jika ada). Perubahan mungkin terjadi pada sistem pelaporan dan verifikasi data secara online.

Perbandingan Faktur Pajak Elektronik dan Manual

Berikut tabel perbandingan format faktur pajak elektronik dan manual, dengan fokus pada perbedaan utama:

Aspek Faktur Pajak Elektronik Faktur Pajak Manual Perbedaan
Pembuatan Melalui sistem elektronik DJP Manual, menggunakan formulir fisik Otomatis vs. manual; lebih efisien dan mengurangi kesalahan human error pada e-faktur.
Penyimpanan Tersimpan di sistem DJP dan wajib pajak Wajib pajak menyimpan fisik Lebih aman dan mudah diakses pada e-faktur.
Pelaporan Terintegrasi dengan sistem pelaporan DJP Pelaporan terpisah Otomatis dan real-time pada e-faktur.
Verifikasi Sistem verifikasi otomatis oleh DJP Verifikasi manual oleh petugas pajak Lebih cepat dan akurat pada e-faktur.
Format Format standar digital yang ditetapkan DJP Format formulir fisik yang ditetapkan DJP Format digital yang terstruktur dan mudah dibaca oleh sistem pada e-faktur.

Detail Kolom dan Informasi pada Faktur Pajak Elektronik

Setiap kolom pada faktur pajak elektronik memiliki peran penting dalam memastikan akurasi data perpajakan. Berikut penjelasan beberapa kolom utama:

  • Nomor Seri Faktur Pajak: Nomor unik yang diberikan oleh sistem DJP untuk setiap faktur.
  • NPWP Penjual dan Pembeli: Nomor Identifikasi Pajak wajib pajak penjual dan pembeli. NPWP yang valid sangat penting untuk validasi faktur.
  • Tanggal Faktur: Tanggal transaksi yang tertera pada faktur.
  • Deskripsi Barang/Jasa: Deskripsi detail barang atau jasa yang diperjualbelikan.
  • Harga Jual: Harga jual barang atau jasa sebelum pajak.
  • PPN: Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan.
  • PPNBM (jika ada): Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dikenakan, jika berlaku.
  • Total Tagihan: Jumlah total tagihan termasuk pajak.

Contoh Format Faktur Pajak Elektronik

Berikut contoh ilustrasi format faktur pajak elektronik. Perlu diingat bahwa ini hanyalah contoh dan format sebenarnya dapat berbeda sedikit tergantung pembaruan peraturan DJP. Nomor seri dan kode-kode tertentu digantikan dengan contoh saja.

[Ilustrasi Detail] Bayangkan sebuah dokumen digital yang terstruktur rapi. Di bagian atas terdapat header dengan logo DJP dan informasi penting seperti Nomor Seri Faktur Pajak (misal: 0000001/2025), Tanggal Faktur (misal: 01 Januari 2025), NPWP Penjual (misal: 123456789101112), dan NPWP Pembeli (misal: 123456789101113). Berikutnya terdapat tabel yang mencantumkan detail transaksi: Deskripsi Barang/Jasa (misal: Layanan Konsultasi Pajak), Kuantitas (misal: 1), Harga Satuan (misal: Rp 1.000.000), dan Subtotal (misal: Rp 1.000.000). Di bawah tabel terdapat rincian pajak: PPN (misal: Rp 110.000) dan Total Tagihan (misal: Rp 1.110.000). Terdapat juga bagian untuk tanda tangan digital penjual dan pembeli. Seluruh informasi tercantum dengan jelas dan terstruktur.

Membuat faktur pajak di tahun 2025 memang perlu persiapan matang, terutama memastikan semua data akurat. Prosesnya mungkin terlihat rumit, namun sebenarnya cukup sistematis. Sebagai contoh, ketika Anda perlu membayar pajak kendaraan, kemudahan administrasi sangat membantu. Bayangkan, Anda bisa langsung membayar pajak kendaraan bermotor secara online di Jakarta melalui situs ini: Bayar Pajak Motor Online Jakarta 2025 , sehingga memudahkan proses pelaporan pajak selanjutnya dalam pembuatan faktur pajak.

Kemudahan akses seperti ini tentu akan memperlancar pembuatan faktur pajak Anda di tahun 2025. Jadi, pastikan Anda memahami alur pembuatan faktur pajak yang benar agar terhindar dari masalah di kemudian hari.

Penggunaan Kode dan Nomor Seri pada Faktur Pajak

Kode dan nomor seri pada faktur pajak elektronik merupakan elemen krusial untuk memastikan keunikan setiap faktur dan integritas data perpajakan. Sistem ini memungkinkan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk melacak dan memverifikasi setiap transaksi, mencegah manipulasi data, dan mempermudah proses pelaporan pajak. Pemahaman yang baik tentang sistem penomoran dan pengkodean ini sangat penting bagi wajib pajak untuk mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku.

Sistem Penomoran dan Pengkodean Faktur Pajak Elektronik

Sistem penomoran dan pengkodean faktur pajak elektronik dirancang untuk menghasilkan nomor faktur yang unik dan terstruktur. Nomor seri umumnya terdiri dari kombinasi kode dan angka yang merepresentasikan berbagai informasi, seperti Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pembuat faktur, periode pajak, dan urutan pembuatan faktur. Kode yang digunakan biasanya sudah ditetapkan oleh DJP dan memiliki makna spesifik. Sistem ini memastikan setiap faktur pajak memiliki identitas unik yang dapat diidentifikasi dan dilacak dengan mudah.

Contoh Penggunaan Kode dan Nomor Seri pada Berbagai Jenis Transaksi

Berikut beberapa contoh penerapan kode dan nomor seri pada faktur pajak untuk berbagai jenis transaksi. Perlu diingat bahwa contoh ini bersifat ilustrasi dan mungkin berbeda dengan format faktur pajak yang sebenarnya, yang selalu mengikuti ketentuan terbaru dari DJP.

Membuat faktur pajak di tahun 2025 memang membutuhkan pemahaman yang baik, terutama terkait dengan aturan terbaru. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah memastikan kewajiban pajak kendaraan Anda terpenuhi. Ingat, pembayaran pajak kendaraan bermotor juga penting, dan untuk mengetahui caranya, Anda bisa mengunjungi Cara Membayar Pajak Motor 2025 untuk panduan lengkapnya. Setelah memastikan pajak kendaraan Anda terbayar, Anda dapat melanjutkan proses pembuatan faktur pajak dengan lebih tenang dan akurat, menghindari potensi masalah di kemudian hari.

Dengan demikian, kewajiban perpajakan Anda akan terpenuhi dengan baik.

  • Transaksi Penjualan Barang: Misalnya, kode “JBR” (Jual Barang) diikuti nomor seri unik seperti “23010001234567890”, di mana “23” menunjukan tahun 2023, “01” bulan Januari, dan angka selanjutnya merupakan urutan faktur. NPWP emiten tercantum di bagian lain faktur.
  • Transaksi Jasa: Kode “JSA” (Jasa) diikuti nomor seri unik seperti “23020001234567891”. Angka-angka tersebut memiliki makna yang serupa dengan contoh sebelumnya.
  • Transaksi Kombinasi Barang dan Jasa: Kode yang digunakan bisa menggabungkan elemen kode barang dan jasa, misalnya “JBRJSA” diikuti nomor seri unik. Hal ini menunjukkan bahwa transaksi tersebut melibatkan penjualan barang dan jasa sekaligus.

Algoritma Sederhana untuk Menghasilkan Nomor Seri Faktur Pajak yang Unik

Algoritma sederhana untuk menghasilkan nomor seri faktur pajak yang unik dapat melibatkan kombinasi NPWP, tahun, bulan, dan counter. Counter adalah variabel yang meningkat setiap kali faktur baru dibuat. Sistem ini memastikan tidak ada dua faktur dengan nomor seri yang sama dalam periode waktu tertentu. Contoh sederhana (tanpa memperhatikan format resmi DJP): NPWP + Tahun + Bulan + Counter. Implementasi sebenarnya jauh lebih kompleks dan terintegrasi dengan sistem DJP untuk menjamin keunikan secara nasional.

Membuat faktur pajak di tahun 2025 akan lebih mudah jika Anda sudah terdaftar di sistem DJP Online. Proses pembuatannya sendiri cukup intuitif, namun pastikan Anda telah memahami peraturan terbaru. Untuk registrasi dan aktivasi akun DJP Online, kunjungi panduan lengkapnya di Djp Online Pajak Co Id Registrasi 2025 agar proses pembuatan faktur pajak Anda lancar. Setelah terdaftar, Anda bisa langsung mempelajari cara membuat faktur pajak sesuai dengan jenis transaksi dan kebutuhan bisnis Anda.

Dengan demikian, kewajiban perpajakan Anda dapat terpenuhi dengan baik dan efisien.

Potensi Kesalahan dalam Penggunaan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak dan Cara Mengatasinya

Kesalahan dalam penggunaan kode dan nomor seri dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti kesalahan input data, pemahaman yang kurang tepat terhadap kode yang digunakan, atau masalah teknis dalam sistem. Beberapa potensi kesalahan meliputi penggunaan kode yang salah, nomor seri yang duplikat, atau format nomor seri yang tidak sesuai. Cara mengatasinya adalah dengan teliti dalam memasukkan data, selalu merujuk pada panduan resmi DJP, dan melakukan pengecekan berkala terhadap data yang telah diinput.

Dampak Penggunaan Kode dan Nomor Seri yang Salah terhadap Proses Pelaporan Pajak

Penggunaan kode dan nomor seri yang salah dapat mengakibatkan penolakan faktur pajak oleh DJP, keterlambatan dalam proses pelaporan pajak, dan bahkan sanksi administratif. Data yang tidak akurat akan mempersulit proses rekonsiliasi data pajak dan dapat menimbulkan masalah dalam audit pajak. Oleh karena itu, ketepatan dalam penggunaan kode dan nomor seri sangat penting untuk memastikan kelancaran proses pelaporan pajak.

Perubahan dan Pembaruan Aturan Faktur Pajak 2025

Invoice receipt quote invoices quotation invoicehome receipts printable document memo

Tahun 2025 menandai potensi perubahan signifikan dalam regulasi faktur pajak di Indonesia. Pemahaman yang komprehensif mengenai aturan baru ini krusial bagi wajib pajak untuk memastikan kepatuhan dan menghindari potensi sanksi. Berikut ini uraian mengenai perubahan-perubahan tersebut, beserta dampaknya dan strategi adaptasi yang dapat diterapkan.

Perbandingan Aturan Faktur Pajak 2024 dan 2025

Tabel berikut membandingkan beberapa aspek penting aturan faktur pajak tahun 2024 dan proyeksi untuk tahun 2025. Perlu diingat bahwa informasi ini bersifat umum dan perlu diverifikasi dengan peraturan resmi terbaru dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Aspek Aturan 2024 (Contoh) Aturan 2025 (Proyeksi)
Penggunaan Sistem Elektronik Wajib bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP) dengan omzet di atas batas tertentu. Potensi perluasan kewajiban penggunaan sistem elektronik bagi seluruh PKP, dengan integrasi yang lebih ketat dengan sistem DJP.
Format Faktur Pajak Mengikuti format yang telah ditetapkan oleh DJP. Potensi penambahan informasi atau perubahan format untuk meningkatkan efisiensi dan pengawasan.
Penggunaan Kode Akun Menggunakan kode akun sesuai standar yang berlaku. Kemungkinan adanya penyesuaian atau penambahan kode akun untuk mengakomodasi jenis transaksi baru.
Pelaporan Melalui sistem e-faktur atau mekanisme pelaporan lainnya. Potensi peningkatan frekuensi pelaporan atau integrasi yang lebih erat dengan sistem pelaporan pajak lainnya.

Catatan: Tabel di atas merupakan ilustrasi dan tidak mengikat secara hukum. Selalu rujuk pada peraturan resmi dari DJP untuk informasi terkini.

Dampak Perubahan Aturan terhadap Wajib Pajak

Perubahan aturan faktur pajak dapat berdampak signifikan terhadap wajib pajak, terutama terkait operasional dan administrasi perpajakan. Beberapa dampak potensial meliputi peningkatan kompleksitas administrasi, kebutuhan adaptasi sistem teknologi informasi, dan perubahan alur kerja dalam proses penerbitan dan pelaporan faktur pajak. Hal ini menuntut kesiapan dan adaptasi yang cepat dari wajib pajak.

Strategi Adaptasi bagi Wajib Pajak

Untuk menyesuaikan diri dengan aturan baru, wajib pajak perlu menerapkan beberapa strategi adaptasi. Hal ini meliputi:

  • Pemantauan Peraturan Terbaru: Rajin memantau situs web resmi DJP dan mengikuti perkembangan regulasi perpajakan.
  • Upgrade Sistem Teknologi Informasi: Memastikan sistem administrasi dan teknologi informasi perusahaan mampu mengakomodasi perubahan format dan prosedur pelaporan faktur pajak.
  • Pelatihan dan Pengembangan SDM: Memberikan pelatihan kepada karyawan yang bertanggung jawab atas administrasi perpajakan untuk memahami dan menerapkan aturan baru.
  • Konsultasi dengan Ahli Pajak: Mengkonsultasikan permasalahan terkait aturan faktur pajak dengan konsultan pajak yang berpengalaman.

Sumber Informasi Resmi

Informasi terbaru dan terpercaya mengenai peraturan faktur pajak dapat diperoleh dari situs web resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Selain itu, wajib pajak juga dapat berkonsultasi langsung dengan kantor pelayanan pajak terdekat.

FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Faktur Pajak 2025

Cara Buat Faktur Pajak 2025

Membuat faktur pajak yang benar dan tepat waktu sangat penting untuk kepatuhan perpajakan. Pemahaman yang baik mengenai peraturan dan prosedur akan meminimalisir risiko kesalahan dan sanksi. Berikut ini beberapa pertanyaan umum seputar faktur pajak di tahun 2025 beserta jawabannya.

Sanksi Kesalahan Pembuatan Faktur Pajak

Kesalahan dalam pembuatan faktur pajak dapat berakibat pada sanksi administrasi dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Sanksi ini bervariasi tergantung jenis dan tingkat kesalahannya, mulai dari teguran hingga denda. Beberapa kesalahan umum yang sering terjadi meliputi kesalahan penulisan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), kesalahan jumlah pajak, dan keterlambatan pelaporan. Untuk informasi detail mengenai besaran sanksi, wajib pajak dapat merujuk pada peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku atau menghubungi kantor pajak setempat.

Mengatasi Masalah Teknis Pembuatan Faktur Pajak Elektronik

Penggunaan sistem faktur pajak elektronik (e-faktur) memang dapat mengalami kendala teknis. Beberapa masalah umum meliputi kendala akses sistem, kesalahan pengisian data, dan masalah jaringan internet. Untuk mengatasi masalah ini, wajib pajak dapat menghubungi helpdesk DJP melalui berbagai saluran komunikasi yang telah disediakan, seperti telepon, email, atau media sosial resmi DJP. Selain itu, memastikan koneksi internet stabil dan perangkat komputer dalam kondisi baik juga sangat penting.

Informasi Lebih Lanjut Mengenai Peraturan Faktur Pajak Terbaru

Informasi lengkap dan terbaru mengenai peraturan faktur pajak dapat diakses melalui situs web resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP), yaitu pajak.go.id. Situs ini menyediakan berbagai informasi, seperti peraturan perundang-undangan, pedoman, dan tanya jawab seputar faktur pajak. Selain itu, wajib pajak juga dapat mengunjungi kantor pajak terdekat untuk mendapatkan informasi dan konsultasi langsung.

Perbedaan Pembuatan Faktur Pajak untuk UMKM dan Perusahaan Besar

Secara umum, prinsip pembuatan faktur pajak untuk UMKM dan perusahaan besar sama, yaitu harus sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Namun, ada beberapa perbedaan dalam hal kemudahan dan fasilitas yang diberikan. UMKM biasanya mendapatkan kemudahan dalam hal pelaporan dan administrasi perpajakan, seperti penggunaan sistem e-faktur yang lebih sederhana. Perbedaan lainnya bisa berupa batasan omzet atau jenis usaha yang memengaruhi kewajiban pelaporan dan jenis faktur yang digunakan. Informasi lebih detail mengenai perbedaan ini dapat dilihat pada peraturan perpajakan yang berlaku untuk masing-masing kategori.

Cara Memperbaiki Faktur Pajak yang Salah

Jika terjadi kesalahan dalam pembuatan faktur pajak, wajib pajak perlu segera melakukan koreksi. Prosedur koreksi faktur pajak diatur dalam peraturan perpajakan yang berlaku. Secara umum, koreksi dilakukan dengan membuat faktur pajak pengganti yang berisi koreksi atas kesalahan yang telah terjadi. Faktur pajak pengganti ini harus dilaporkan ke DJP sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk menghindari kesalahan, disarankan untuk selalu teliti dalam mengisi data dan melakukan pengecekan sebelum mengirimkan faktur pajak.

About victory