Perhitungan THR Maret 2025
Cara Perhitungan Pajak THR Maret 2025 Karyawan – Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan hak bagi seluruh pekerja di Indonesia. Menjelang perayaan keagamaan di bulan Maret 2025, penting bagi karyawan dan perusahaan untuk memahami perhitungan THR yang tepat sesuai regulasi yang berlaku. Artikel ini akan membahas secara rinci dasar hukum, mekanisme perhitungan, dan hal-hal penting lainnya terkait THR Maret 2025.
Dasar Hukum dan Regulasi Perhitungan THR
Perhitungan THR di Indonesia mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Secara umum, acuan utama adalah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan peraturan pemerintah terkait. Meskipun belum ada peraturan khusus untuk tahun 2025, regulasi yang berlaku di tahun sebelumnya akan tetap menjadi pedoman utama hingga ada perubahan resmi. Kemungkinan revisi atau penyesuaian peraturan dapat terjadi, namun hingga saat ini belum ada informasi resmi mengenai perubahan signifikan dalam perhitungan THR untuk tahun 2025.
Perbedaan Perhitungan THR Karyawan Tetap dan Kontrak
Perhitungan THR untuk karyawan tetap dan karyawan kontrak memiliki perbedaan. Karyawan tetap umumnya akan menerima THR sebesar satu bulan gaji, sedangkan karyawan kontrak perhitungannya berdasarkan masa kerja. Untuk karyawan kontrak yang masa kerjanya kurang dari satu tahun, THR dihitung secara proporsional berdasarkan perbandingan masa kerja terhadap satu tahun. Misalnya, karyawan kontrak yang telah bekerja selama 6 bulan akan menerima THR sebesar setengah bulan gaji.
Potensi Perubahan Regulasi Perhitungan THR Tahun 2025
Kemungkinan adanya perubahan regulasi THR tahun 2025 masih bersifat spekulatif. Pemerintah dapat saja melakukan penyesuaian, misalnya terkait dengan komponen gaji yang dihitung dalam perhitungan THR, atau memberikan batasan upah minimum yang menjadi dasar perhitungan. Namun, hingga saat ini belum ada informasi resmi mengenai perubahan tersebut. Perusahaan sebaiknya tetap memantau perkembangan regulasi dari pemerintah terkait hal ini.
Ringkasan Poin Penting Regulasi THR Terbaru
- THR dibayarkan paling lambat H-7 sebelum hari raya.
- THR dihitung berdasarkan upah satu bulan bagi karyawan tetap.
- THR bagi karyawan kontrak dihitung proporsional berdasarkan masa kerja.
- Komponen THR meliputi gaji pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan lainnya.
- Pemerintah dapat melakukan penyesuaian regulasi, meskipun hingga saat ini belum ada informasi resmi.
Sanksi Bagi Perusahaan yang Tidak Membayar THR Sesuai Peraturan
Perusahaan yang tidak membayar THR sesuai peraturan dapat dikenakan sanksi administratif maupun pidana. Sanksi administratif dapat berupa teguran, denda, hingga pencabutan izin usaha. Sementara sanksi pidana dapat berupa hukuman penjara dan denda sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Besaran sanksi akan bergantung pada tingkat pelanggaran dan ketentuan hukum yang berlaku.
Komponen Perhitungan THR
Perhitungan Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan di bulan Maret 2025 memerlukan pemahaman yang cermat terhadap komponen-komponen yang termasuk di dalamnya. Ketelitian dalam perhitungan ini penting untuk memastikan hak karyawan terpenuhi dengan benar dan sesuai regulasi yang berlaku. Berikut uraian detail mengenai komponen-komponen tersebut.
Secara umum, perhitungan THR didasarkan pada upah atau gaji yang diterima karyawan. Namun, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan, dan perhitungannya dapat bervariasi tergantung pada kesepakatan perusahaan dan karyawan.
Komponen Gaji yang Dihitung dalam THR
Komponen gaji yang dihitung dalam THR meliputi gaji pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan lainnya yang bersifat tetap dan rutin diterima karyawan. Gaji pokok merupakan dasar perhitungan utama. Tunjangan tetap, seperti tunjangan jabatan atau tunjangan keluarga, juga termasuk dalam perhitungan. Sementara itu, tunjangan tidak tetap seperti lembur atau bonus tidak termasuk dalam perhitungan THR.
- Gaji Pokok: Merupakan pendapatan utama karyawan yang tercantum dalam kontrak kerja.
- Tunjangan Tetap: Tunjangan yang diterima karyawan secara rutin setiap bulan, seperti tunjangan makan, transportasi, atau tunjangan kesehatan.
- Tunjangan Lainnya (Tetap): Tunjangan lain yang disepakati dan diberikan secara rutin, contohnya tunjangan anak, tunjangan istri/suami.
Perhitungan THR untuk Karyawan dengan Gaji dan Tunjangan Berbeda
Perhitungan THR untuk karyawan dengan gaji pokok dan tunjangan yang berbeda dilakukan dengan menjumlahkan seluruh komponen gaji tetap tersebut, kemudian dikalikan dengan jumlah masa kerja. Untuk karyawan dengan masa kerja kurang dari 12 bulan, perhitungan diproporsionalkan berdasarkan masa kerjanya.
Sebagai contoh, jika seorang karyawan memiliki gaji pokok Rp 5.000.000 dan tunjangan tetap Rp 1.000.000, maka total upah yang menjadi dasar perhitungan THR adalah Rp 6.000.000. Jika masa kerjanya 12 bulan, maka THR yang diterima adalah Rp 6.000.000.
Contoh Perhitungan THR dengan Berbagai Jenis Tunjangan
Komponen Gaji | Nominal (Rp) |
---|---|
Gaji Pokok | 5.000.000 |
Tunjangan Makan | 500.000 |
Tunjangan Transportasi | 300.000 |
Tunjangan Kesehatan | 200.000 |
Total Gaji (Dasar Perhitungan THR) | 6.000.000 |
THR untuk karyawan di atas dengan masa kerja 12 bulan adalah Rp 6.000.000.
Perbandingan Perhitungan THR Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja | Total Gaji (Rp) | THR (Rp) |
---|---|---|
12 Bulan | 6.000.000 | 6.000.000 |
6 Bulan | 6.000.000 | 3.000.000 |
3 Bulan | 6.000.000 | 1.500.000 |
Komponen THR dan Cara Menghitungnya
Komponen | Cara Menghitung |
---|---|
Gaji Pokok | Nominal Gaji Pokok |
Tunjangan Tetap | Jumlah semua tunjangan tetap |
Total Gaji (Dasar THR) | Gaji Pokok + Tunjangan Tetap |
THR | Total Gaji x (Masa Kerja/12 Bulan) |
Perhitungan THR Berdasarkan Masa Kerja
Besaran Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan tidak hanya bergantung pada gaji pokok, namun juga masa kerja karyawan. Peraturan pemerintah mengatur perhitungan THR berbeda untuk karyawan dengan masa kerja kurang dari satu tahun dan lebih dari satu tahun. Berikut penjelasan lebih detail mengenai perhitungan THR berdasarkan masa kerja.
Perhitungan THR berdasarkan masa kerja bertujuan untuk memberikan keadilan bagi seluruh karyawan, mempertimbangkan lamanya kontribusi mereka terhadap perusahaan. Sistem ini memastikan karyawan yang telah lama bekerja mendapatkan THR yang lebih proporsional dibandingkan karyawan yang baru bergabung.
Perhitungan THR untuk Karyawan dengan Masa Kerja Kurang dari 1 Tahun
Bagi karyawan dengan masa kerja kurang dari satu tahun, perhitungan THR dihitung secara proporsional berdasarkan masa kerja mereka. Rumusnya adalah gaji pokok dikalikan dengan jumlah bulan bekerja dibagi 12 bulan. Sebagai contoh, jika seorang karyawan bekerja selama 6 bulan dengan gaji pokok Rp 5.000.000, maka THR yang diterima adalah (Rp 5.000.000 x 6 bulan) / 12 bulan = Rp 2.500.000.
Penting untuk dicatat bahwa perhitungan ini mengasumsikan gaji pokok tetap selama periode tersebut. Jika terjadi perubahan gaji selama masa kerja, perhitungan akan sedikit lebih kompleks dan memerlukan penyesuaian sesuai dengan perubahan gaji tersebut.
Perhitungan THR untuk Karyawan dengan Masa Kerja Lebih dari 1 Tahun
Karyawan dengan masa kerja lebih dari satu tahun berhak menerima THR sebesar satu bulan gaji pokok. Jika gaji pokok karyawan tersebut adalah Rp 7.000.000, maka THR yang diterima adalah Rp 7.000.000.
Perlu diingat, jika terdapat komponen gaji lain seperti tunjangan tetap, maka komponen tersebut juga akan diikutsertakan dalam perhitungan THR, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tabel Perbandingan Perhitungan THR Berdasarkan Masa Kerja, Cara Perhitungan Pajak THR Maret 2025 Karyawan
Masa Kerja | Gaji Pokok (Contoh) | Rumus Perhitungan | THR yang Diterima |
---|---|---|---|
Kurang dari 1 tahun (misal 6 bulan) | Rp 5.000.000 | (Gaji Pokok x Masa Kerja dalam Bulan) / 12 | Rp 2.500.000 |
Lebih dari 1 tahun | Rp 7.000.000 | Gaji Pokok | Rp 7.000.000 |
Perbandingan Perhitungan THR untuk Karyawan dengan Masa Kerja Berbeda
Perbedaan utama dalam perhitungan THR terletak pada proporsionalitas. Karyawan dengan masa kerja kurang dari satu tahun menerima THR secara proporsional berdasarkan lamanya bekerja, sementara karyawan dengan masa kerja lebih dari satu tahun menerima THR setara dengan satu bulan gaji pokok. Ini mencerminkan penghargaan atas kontribusi dan kesetiaan karyawan yang lebih lama bekerja di perusahaan.
Sistem ini dirancang untuk memastikan keadilan dan memberikan insentif bagi karyawan untuk tetap bekerja dan berkontribusi pada perusahaan dalam jangka panjang. Meskipun tampak sederhana, penting untuk selalu merujuk pada peraturan perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk memastikan akurasi perhitungan THR.
Pajak THR Karyawan
Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan hak karyawan yang wajib dibayarkan perusahaan setiap menjelang hari raya keagamaan. Namun, perlu diingat bahwa THR juga dikenakan pajak penghasilan (PPh) sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Pemahaman yang baik tentang perhitungan dan pemotongan pajak THR sangat penting bagi perusahaan dan karyawan untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan dan menghindari potensi masalah di kemudian hari.
Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) atas THR Karyawan
Perhitungan PPh 21 untuk THR karyawan pada dasarnya sama dengan perhitungan PPh 21 untuk gaji bulanan, yaitu menggunakan sistem progresif. Namun, terdapat perbedaan dalam hal penggabungan penghasilan. THR dihitung sebagai penghasilan tambahan yang ditambahkan ke penghasilan kena pajak (PKP) dalam satu bulan tertentu, sehingga mempengaruhi tarif pajak yang dikenakan. Besarnya PPh 21 yang terutang akan bergantung pada besarnya THR yang diterima, penghasilan lain yang diterima karyawan dalam bulan tersebut, dan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) yang berlaku.
Perbedaan Perhitungan PPh 21 untuk THR dan Gaji Bulanan
Perbedaan utama terletak pada penggabungan penghasilan. Gaji bulanan dihitung setiap bulan secara terpisah, sedangkan THR dihitung sebagai penghasilan tambahan yang digabungkan dengan penghasilan bulan penerimaan THR. Ini berarti, jika THR diterima pada bulan Juni, maka THR akan digabungkan dengan penghasilan Juni untuk menghitung PPh 21 yang terutang pada bulan tersebut. Jika penghasilan karyawan termasuk THR melebihi batas penghasilan kena pajak, maka tarif pajak yang diterapkan akan lebih tinggi.
Contoh Perhitungan PPh 21 atas THR Karyawan dengan Berbagai Penghasilan
Berikut contoh perhitungan PPh 21 THR dengan berbagai skenario penghasilan. Perlu diingat bahwa contoh ini bersifat ilustrasi dan angka-angka yang digunakan hanyalah untuk tujuan penjelasan. Perhitungan sebenarnya dapat berbeda tergantung pada peraturan perpajakan yang berlaku dan PTKP karyawan.
- Skenario 1: Karyawan A menerima gaji bulanan Rp 5.000.000 dan THR Rp 5.000.000. Total penghasilan di bulan penerimaan THR adalah Rp 10.000.000. Setelah dikurangi PTKP, misalnya Rp 54.000.000 per tahun atau Rp 4.500.000 per bulan, maka PKP nya adalah Rp 5.500.000. Berdasarkan tarif PPh 21 progresif, pajak yang terutang akan dihitung berdasarkan PKP tersebut.
- Skenario 2: Karyawan B menerima gaji bulanan Rp 10.000.000 dan THR Rp 10.000.000. Total penghasilan di bulan penerimaan THR adalah Rp 20.000.000. Setelah dikurangi PTKP, misalnya Rp 54.000.000 per tahun atau Rp 4.500.000 per bulan, maka PKP nya adalah Rp 15.500.000. Pajak yang terutang akan lebih tinggi dibandingkan skenario 1 karena PKP yang lebih besar.
Contoh Perhitungan Pajak THR dengan Menggunakan PTKP yang Berbeda
Besarnya PTKP akan mempengaruhi jumlah PPh 21 yang terutang. Karyawan dengan tanggungan lebih banyak akan memiliki PTKP yang lebih tinggi, sehingga PPh 21 yang terutang akan lebih rendah. Misalnya, karyawan dengan PTKP yang lebih tinggi (karena memiliki lebih banyak tanggungan) akan membayar pajak THR lebih rendah daripada karyawan dengan PTKP yang lebih rendah.
PTKP (per tahun) | THR (Rp) | Gaji Bulanan (Rp) | PPh 21 (Estimasi) |
---|---|---|---|
54.000.000 | 5.000.000 | 5.000.000 | (Estimasi, tergantung tarif progresif) |
72.000.000 | 5.000.000 | 5.000.000 | (Estimasi, lebih rendah dari baris atas) |
Langkah-Langkah Pemotongan PPh 21 pada Slip Gaji THR Karyawan
Pemotongan PPh 21 THR dilakukan oleh pemberi kerja dan dipotong langsung dari pembayaran THR. Langkah-langkahnya umumnya meliputi perhitungan PPh 21 berdasarkan penghasilan bruto THR ditambah penghasilan bulan tersebut, pengurangan PTKP, penentuan tarif pajak berdasarkan PKP, dan pemotongan pajak dari total THR yang akan dibayarkan. Informasi detail pemotongan PPh 21 akan tercantum pada slip gaji THR karyawan.
Perhitungan THR untuk Karyawan dengan Gaji Tidak Tetap
Menghitung THR untuk karyawan dengan gaji tidak tetap, seperti sales dengan komisi, membutuhkan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan karyawan bergaji tetap. Perhitungannya harus mempertimbangkan komponen penghasilan variabel yang diterima selama periode tertentu, biasanya satu tahun terakhir sebelum THR dibayarkan. Berikut penjelasan detailnya.
Metode Perhitungan THR untuk Karyawan dengan Gaji Tidak Tetap
Untuk karyawan dengan gaji tidak tetap, perhitungan THR didasarkan pada rata-rata penghasilan selama 12 bulan terakhir sebelum bulan pembayaran THR. Penghasilan ini mencakup gaji pokok (jika ada), komisi, bonus, dan insentif lainnya. Setiap komponen penghasilan dijumlahkan dan kemudian dibagi 12 untuk mendapatkan rata-rata penghasilan bulanan. THR kemudian dihitung sebesar satu bulan gaji berdasarkan rata-rata penghasilan tersebut.
Contoh Perhitungan THR untuk Karyawan dengan Komisi Penjualan
Misalnya, seorang sales bernama Budi menerima gaji pokok Rp 3.000.000 per bulan. Selama tahun 2024, ia juga mendapatkan komisi penjualan sebagai berikut: Januari (Rp 5.000.000), Februari (Rp 4.000.000), Maret (Rp 6.000.000), April (Rp 3.000.000), Mei (Rp 7.000.000), Juni (Rp 2.000.000), Juli (Rp 8.000.000), Agustus (Rp 4.000.000), September (Rp 5.000.000), Oktober (Rp 6.000.000), November (Rp 7.000.000), Desember (Rp 9.000.000). Total penghasilan Budi selama tahun 2024 adalah Rp 60.000.000 + (Rp 3.000.000 x 12) = Rp 96.000.000. Rata-rata penghasilan bulanannya adalah Rp 96.000.000 / 12 = Rp 8.000.000. Maka, THR Budi untuk Maret 2025 adalah Rp 8.000.000.
Perhitungan Bonus dan Insentif dalam THR
Bonus dan insentif yang diterima karyawan selama periode 12 bulan terakhir juga termasuk dalam perhitungan rata-rata penghasilan bulanan. Namun, perlu diperhatikan bahwa bonus yang bersifat insidental atau tidak rutin mungkin perlu dipertimbangkan secara terpisah dan dijelaskan secara rinci dalam perhitungan. Perusahaan sebaiknya memiliki kebijakan yang jelas tentang bagaimana bonus dan insentif dihitung dalam THR.
Panduan Langkah Demi Langkah Menghitung THR untuk Karyawan dengan Penghasilan Variabel
- Kumpulkan data penghasilan karyawan selama 12 bulan terakhir, termasuk gaji pokok, komisi, bonus, dan insentif.
- Jumlahkan seluruh komponen penghasilan tersebut.
- Bagi total penghasilan dengan 12 untuk mendapatkan rata-rata penghasilan bulanan.
- THR dihitung sebesar satu kali rata-rata penghasilan bulanan.
Tantangan dalam Menghitung THR untuk Karyawan dengan Pendapatan Tidak Tetap
Salah satu tantangan utama adalah memastikan keakuratan data penghasilan. Proses pengumpulan dan verifikasi data harus dilakukan dengan teliti untuk menghindari kesalahan perhitungan. Selain itu, perbedaan dalam struktur komisi atau insentif antar karyawan juga dapat mempersulit proses perhitungan dan membutuhkan standar yang konsisten agar adil bagi semua karyawan.
FAQ Perhitungan Pajak THR: Cara Perhitungan Pajak THR Maret 2025 Karyawan
Setelah membahas perhitungan pajak THR, mari kita bahas beberapa pertanyaan umum yang sering muncul terkait perhitungan ini. Penjelasan berikut diharapkan dapat memberikan kejelasan dan pemahaman yang lebih baik.
Perbedaan Perhitungan THR Karyawan Tetap dan Kontrak
Perhitungan THR untuk karyawan tetap dan kontrak memiliki perbedaan utama pada besaran THR yang diterima. Karyawan tetap umumnya menerima THR sebesar satu kali gaji, sedangkan karyawan kontrak perhitungannya bergantung pada masa kerja dan kesepakatan dalam kontrak kerja. Jika masa kerja karyawan kontrak kurang dari satu tahun, THR yang diterima akan dihitung proporsional berdasarkan masa kerjanya. Misalnya, karyawan kontrak yang telah bekerja selama 6 bulan akan menerima THR sebesar setengah dari gaji bulanannya. Namun, perlu diperhatikan bahwa hal ini dapat berbeda tergantung pada kesepakatan dalam kontrak kerja masing-masing.
Perhitungan THR Karyawan Mengundurkan Diri Sebelum Pembayaran THR
Jika karyawan mengundurkan diri sebelum THR dibayarkan, maka perhitungan THR akan dihitung proporsional berdasarkan masa kerjanya hingga tanggal pengunduran diri. Perhitungan ini sama seperti perhitungan THR untuk karyawan kontrak yang masa kerjanya kurang dari satu tahun. Besaran THR yang diterima akan disesuaikan dengan proporsi masa kerja karyawan tersebut hingga tanggal pengunduran diri.
Konsekuensi Perusahaan yang Tidak Membayar THR Tepat Waktu
Keterlambatan pembayaran THR oleh perusahaan dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sanksi tersebut dapat berupa denda administratif atau bahkan sanksi pidana. Selain itu, keterlambatan pembayaran THR juga dapat berdampak negatif pada hubungan industrial dan citra perusahaan.
Pelaporan THR ke Kantor Pajak
Pelaporan THR ke kantor pajak dilakukan melalui pelaporan pajak penghasilan (PPh) pasal 21. THR termasuk dalam penghasilan bruto karyawan dan wajib dipotong pajak penghasilannya sebelum dibayarkan. Perusahaan sebagai pemotong pajak wajib melaporkan dan menyetorkan pajak yang telah dipotong ke kantor pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penggunaan sistem e-filing mempermudah proses pelaporan ini.
Perhitungan THR Karyawan yang Meninggal Dunia
THR karyawan yang meninggal dunia akan dibayarkan kepada ahli warisnya. Perhitungan THR tetap dihitung berdasarkan gaji terakhir karyawan tersebut. Proses pembayaran THR kepada ahli waris umumnya memerlukan dokumen-dokumen pendukung seperti surat kematian dan surat keterangan ahli waris. Perusahaan perlu memastikan proses pembayaran ini sesuai dengan prosedur yang berlaku dan memperhatikan aspek legalitasnya.
Ilustrasi Perhitungan THR dan Pajaknya
Berikut ini disajikan ilustrasi perhitungan THR dan pajak penghasilan (PPh) 21 untuk membantu memahami proses perhitungannya. Contoh kasus ini menggunakan data fiktif namun mencerminkan proses perhitungan yang sebenarnya.
Perhitungan THR Karyawan
Pertama-tama, kita hitung total penghasilan karyawan yang akan menjadi dasar perhitungan THR. Dalam contoh ini, kita akan menggunakan data gaji pokok, tunjangan makan, dan tunjangan transportasi.
Komponen Gaji | Jumlah (Rp) |
---|---|
Gaji Pokok | 8.000.000 |
Tunjangan Makan | 500.000 |
Tunjangan Transportasi | 300.000 |
Total Gaji (sebelum THR) | 8.800.000 |
THR dihitung berdasarkan total gaji (sebelum THR) tersebut. Asumsikan THR diberikan sebesar satu bulan gaji. Maka, besarnya THR adalah:
THR = Total Gaji (sebelum THR) = Rp 8.800.000
Perhitungan PPh 21 THR
Selanjutnya, kita akan menghitung PPh 21 dari THR yang diterima. Perhitungan ini akan mempertimbangkan masa kerja karyawan dan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak).
Karena masa kerja karyawan 2 tahun, diasumsikan statusnya sudah menikah dan memiliki PTKP sesuai ketentuan yang berlaku. Besarnya PTKP dan tarif PPh 21 dapat berubah setiap tahunnya, sehingga data ini bersifat ilustrasi dan perlu disesuaikan dengan peraturan perpajakan terbaru tahun 2025.
Asumsikan setelah dikurangi PTKP, penghasilan kena pajak (PKP) dari THR adalah Rp 6.000.000 dan tarif PPh 21 yang berlaku adalah 5%. Maka, PPh 21 yang terutang adalah:
PPh 21 = PKP x Tarif PPh 21 = Rp 6.000.000 x 5% = Rp 300.000
Perlu diingat bahwa perhitungan ini merupakan contoh sederhana dan belum memperhitungkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi besarnya PPh 21, seperti adanya potongan pajak lainnya. Perhitungan yang lebih akurat sebaiknya dilakukan oleh pihak yang berkompeten di bidang perpajakan.
THR Diterima Setelah Pajak
Setelah dipotong PPh 21, THR yang diterima karyawan adalah:
THR Diterima = THR – PPh 21 = Rp 8.800.000 – Rp 300.000 = Rp 8.500.000
Perbedaan Perhitungan THR Antar Kota (Contoh Jakarta dan Surabaya)
Perhitungan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi karyawan di Indonesia, meskipun diatur secara nasional, dapat memiliki sedikit perbedaan penerapan di setiap daerah, terutama yang berkaitan dengan Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK). Perbedaan ini muncul karena UMK setiap daerah berbeda, dan THR seringkali dihitung berdasarkan UMK atau gaji pokok, yang berdampak pada besaran THR yang diterima karyawan.
Berikut ini perbandingan perhitungan THR di Jakarta dan Surabaya sebagai contoh. Perlu diingat bahwa data UMK dan regulasi lokal dapat berubah setiap tahunnya, sehingga informasi berikut ini merupakan gambaran umum berdasarkan data terkini yang tersedia.
Perbedaan UMK Jakarta dan Surabaya
Perbedaan utama dalam perhitungan THR antara Jakarta dan Surabaya terletak pada besaran UMK masing-masing kota. UMK Jakarta umumnya lebih tinggi daripada UMK Surabaya. Selisih UMK ini secara langsung memengaruhi besaran THR yang diterima karyawan jika perhitungan THR menggunakan UMK sebagai dasar perhitungan. Sebagai contoh, jika THR dihitung berdasarkan satu bulan UMK, karyawan di Jakarta akan menerima THR yang lebih besar daripada karyawan di Surabaya dengan pekerjaan dan masa kerja yang sama.
Metode Perhitungan THR di Jakarta dan Surabaya
Secara umum, metode perhitungan THR di Jakarta dan Surabaya sama, yaitu berdasarkan gaji pokok atau UMK. Namun, perbedaan dapat muncul pada aturan perusahaan atau peraturan daerah tambahan yang mungkin diterapkan. Beberapa perusahaan mungkin menambahkan komponen lain dalam perhitungan THR, seperti tunjangan kinerja atau tunjangan lainnya, yang dapat berbeda penerapannya di Jakarta dan Surabaya. Perlu diingat bahwa peraturan perusahaan ini bersifat internal dan tidak selalu seragam.
Contoh Perbandingan Perhitungan THR
Item | Jakarta | Surabaya |
---|---|---|
UMK (Contoh Angka, Tahun 2025 – Ilustrasi) | Rp 5.000.000 | Rp 4.500.000 |
THR (Satu Bulan UMK) | Rp 5.000.000 | Rp 4.500.000 |
THR (Jika Gaji Pokok Rp 6.000.000) | Rp 6.000.000 | Rp 6.000.000 |
Catatan | Angka UMK ilustrasi, dapat berbeda dengan angka riil. | Angka UMK ilustrasi, dapat berbeda dengan angka riil. |
Tabel di atas menunjukkan contoh perhitungan THR. Besaran THR yang sebenarnya dapat berbeda tergantung pada gaji pokok karyawan dan kebijakan perusahaan.