Contoh Kritik Saran Untuk Puskesmas

Contoh Kritik Saran Untuk Puskesmas

Memahami Kritik dan Saran untuk Puskesmas

Contoh Kritik Saran Untuk Puskesmas – Kritik dan saran merupakan elemen penting dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan di Puskesmas. Umpan balik yang konstruktif, baik dari pasien, tenaga kesehatan lain, atau instansi terkait, dapat menjadi katalisator perubahan yang signifikan. Memberikan kritik dan saran bukan sekadar mengekspresikan ketidakpuasan, melainkan sebuah kontribusi aktif dalam membangun sistem layanan kesehatan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Isi

Penerimaan dan tindak lanjut yang tepat terhadap kritik dan saran akan berdampak positif terhadap kinerja Puskesmas. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan pasien, mendorong peningkatan profesionalisme tenaga kesehatan, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Puskesmas yang responsif terhadap kritik dan saran akan membangun reputasi yang baik dan kepercayaan masyarakat.

Dampak Positif Kritik dan Saran yang disampaikan dengan Baik

Kritik dan saran yang disampaikan secara efektif dan konstruktif dapat menghasilkan berbagai dampak positif. Umpan balik yang spesifik dan disertai dengan solusi yang diajukan akan membantu Puskesmas mengidentifikasi kelemahan, memperbaiki prosedur, dan meningkatkan efisiensi. Contohnya, kritik mengenai waktu tunggu yang lama dapat mendorong Puskesmas untuk mengoptimalkan sistem antrian atau menambah jumlah tenaga medis. Selain itu, kritik yang disampaikan dengan sopan dan disertai data akan lebih mudah diterima dan dipertimbangkan oleh pihak Puskesmas.

  • Meningkatkan kepuasan pasien.
  • Meningkatkan efisiensi operasional Puskesmas.
  • Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
  • Membangun kepercayaan masyarakat terhadap Puskesmas.
  • Mendorong inovasi dan peningkatan mutu layanan.

Dampak Negatif Kritik dan Saran yang Tidak Tepat

Sebaliknya, kritik dan saran yang disampaikan secara tidak tepat dapat berdampak negatif. Kritik yang bersifat subjektif, tanpa bukti, atau disampaikan dengan nada emosional dan kasar dapat menimbulkan kesalahpahaman dan merusak hubungan antara pasien dan Puskesmas. Bahkan, kritik yang tidak konstruktif dapat menghambat upaya peningkatan kualitas layanan. Oleh karena itu, penting untuk menyampaikan kritik dan saran dengan cara yang tepat dan profesional.

  • Menimbulkan kesalahpahaman dan konflik.
  • Merusak reputasi Puskesmas.
  • Menghambat upaya peningkatan kualitas layanan.
  • Menurunkan moral tenaga kesehatan.
  • Menciptakan lingkungan kerja yang negatif.

Contoh Kalimat Pembuka untuk Menyampaikan Kritik dan Saran

Memulai kritik dan saran dengan kalimat yang tepat sangat penting untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Kalimat pembuka harus bersifat positif dan menunjukkan niat baik untuk memberikan kontribusi. Berikut beberapa contoh kalimat pembuka yang dapat digunakan:

  • “Saya ingin menyampaikan beberapa saran untuk meningkatkan layanan di Puskesmas ini…”
  • “Berdasarkan pengalaman saya, saya ingin memberikan beberapa masukan terkait…”
  • “Saya ingin berbagi beberapa observasi yang mungkin dapat membantu meningkatkan efisiensi pelayanan di Puskesmas…”
  • “Sebagai pengguna layanan, saya ingin menyampaikan apresiasi sekaligus beberapa saran untuk perbaikan…”

Ilustrasi Puskesmas yang Responsif terhadap Kritik dan Saran

Bayangkan sebuah Puskesmas yang memiliki kotak saran yang mudah diakses, dan secara berkala mengevaluasi masukan yang diterima. Puskesmas ini memiliki sistem untuk menindaklanjuti setiap saran, dengan memberikan respon dan penjelasan kepada pemberi saran. Mereka secara aktif melibatkan pasien dan masyarakat dalam proses peningkatan kualitas layanan, misalnya melalui forum diskusi atau survei kepuasan pasien. Tenaga kesehatan di Puskesmas ini dilatih untuk menerima kritik dan saran dengan lapang dada, dan menjadikan setiap masukan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Puskesmas ini terus menerus melakukan evaluasi dan pengembangan layanan berdasarkan masukan yang diterima, sehingga kualitas layanan terus meningkat dan masyarakat merasa dihargai dan didengarkan.

Aspek yang Perlu Dikritik dan Disarankan

Puskesmas sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan primer, memerlukan evaluasi berkelanjutan untuk memastikan kualitas layanan yang optimal. Kritik dan saran yang konstruktif menjadi kunci perbaikan. Berikut ini akan diuraikan lima aspek penting dalam layanan Puskesmas yang perlu mendapat perhatian khusus, disertai contoh kritik dan saran yang spesifik dan terarah.

Penting untuk diingat bahwa kritik dan saran disampaikan bukan untuk mencari kesalahan, melainkan untuk mendorong peningkatan mutu layanan dan kepuasan pasien. Suatu pendekatan yang objektif, berfokus pada fakta, dan disampaikan dengan sopan santun akan lebih efektif dalam menghasilkan perubahan positif.

Pelayanan Administrasi

Aspek administrasi meliputi proses pendaftaran, pengurusan berkas, dan pencatatan medis. Efisiensi dan keakuratan administrasi sangat krusial untuk kelancaran pelayanan.

Aspek Kritik Saran
Pelayanan Administrasi 1. Waktu tunggu yang lama untuk pendaftaran.
2. Prosedur pendaftaran yang rumit dan kurang informatif.
3. Kehilangan atau kerusakan berkas pasien.
1. Implementasi sistem antrian online dan optimasi alur pendaftaran.
2. Penyederhanaan prosedur dan penyediaan informasi yang jelas dan mudah dipahami.
3. Peningkatan sistem penyimpanan berkas dan penerapan sistem digitalisasi rekam medis.

Kebersihan dan Keamanan Lingkungan

Kebersihan dan keamanan lingkungan Puskesmas sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi dan memberikan kenyamanan pasien.

Aspek Kritik Saran
Kebersihan dan Keamanan Lingkungan 1. Kondisi kamar mandi dan toilet yang kurang bersih.
2. Kurangnya tempat sampah yang memadai.
3. Area tunggu yang kurang nyaman dan ventilasi yang buruk.
1. Peningkatan frekuensi pembersihan dan perawatan fasilitas kamar mandi dan toilet.
2. Penambahan tempat sampah dan label pemilahan sampah yang jelas.
3. Perbaikan sirkulasi udara dan penataan area tunggu yang lebih nyaman.

Keramahan dan Profesionalisme Petugas

Sikap dan perilaku petugas kesehatan sangat mempengaruhi persepsi pasien terhadap layanan Puskesmas. Keramahan, empati, dan profesionalisme petugas menjadi hal yang penting.

Aspek Kritik Saran
Keramahan dan Profesionalisme Petugas 1. Petugas kurang ramah dan kurang memberikan penjelasan yang cukup.
2. Petugas terlihat kurang sabar dalam melayani pasien.
3. Kurangnya komunikasi yang efektif antara petugas dan pasien.
1. Pelatihan peningkatan keramahan dan komunikasi efektif bagi seluruh petugas.
2. Penerapan standar pelayanan minimal yang menekankan empati dan kesabaran.
3. Pemantauan dan evaluasi kinerja petugas secara berkala.

Ketersediaan Obat dan Perlengkapan Medis

Ketersediaan obat dan perlengkapan medis yang memadai dan sesuai standar merupakan faktor krusial dalam memberikan pelayanan kesehatan yang efektif.

Aspek Kritik Saran
Ketersediaan Obat dan Perlengkapan Medis 1. Sering terjadi kekurangan obat-obatan tertentu.
2. Ketersediaan alat kesehatan yang terbatas.
3. Obat yang tersedia kadaluarsa.
1. Optimasi sistem pengadaan dan manajemen stok obat.
2. Peningkatan anggaran untuk pengadaan alat kesehatan.
3. Penerapan sistem kontrol kualitas dan kadaluarsa obat yang ketat.

Waktu Tunggu Pelayanan, Contoh Kritik Saran Untuk Puskesmas

Waktu tunggu yang lama dapat mengurangi kepuasan pasien dan menurunkan efisiensi pelayanan Puskesmas.

Aspek Kritik Saran
Waktu Tunggu Pelayanan 1. Waktu tunggu yang sangat lama untuk pemeriksaan dokter.
2. Sistem antrian yang kurang efektif.
3. Kurangnya informasi mengenai estimasi waktu tunggu.
1. Optimasi jumlah tenaga medis dan pengaturan jadwal praktik.
2. Implementasi sistem antrian yang lebih efisien dan transparan.
3. Pemberian informasi estimasi waktu tunggu kepada pasien.

Contoh penyampaian kritik dan saran yang sopan dan efektif: “Bapak/Ibu, saya ingin menyampaikan beberapa masukan terkait pelayanan di Puskesmas ini. Saya mengamati bahwa waktu tunggu untuk pemeriksaan dokter cukup lama. Sebagai saran, mungkin perlu dipertimbangkan untuk menambah jumlah dokter atau mengoptimalkan sistem antrian agar lebih efisien. Terima kasih atas perhatiannya.”

Format Penyampaian Kritik dan Saran

Contoh Kritik Saran Untuk Puskesmas

Penyampaian kritik dan saran kepada Puskesmas dapat dilakukan melalui berbagai format, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Pemilihan format yang tepat bergantung pada sifat kritik dan saran, tingkat formalitas yang diinginkan, serta aksesibilitas Puskesmas terhadap metode komunikasi tersebut. Keefektifan penyampaian juga dipengaruhi oleh kejelasan, kesopanan, dan konsistensi informasi yang disampaikan.

Berikut ini akan diuraikan beberapa format penyampaian kritik dan saran, disertai contoh dan analisis kelebihan serta kekurangannya.

Surat Resmi

Surat resmi merupakan format formal yang cocok untuk menyampaikan kritik dan saran yang bersifat serius atau memerlukan dokumentasi resmi. Surat resmi menuntut penggunaan bahasa formal, struktur yang terorganisir, dan informasi yang lengkap dan akurat. Kejelasan dan kesopanan dalam penyusunan surat sangat penting untuk menjaga hubungan yang baik dengan Puskesmas.

Kepada Yth. Kepala Puskesmas [Nama Puskesmas] di Tempat

Perihal: Kritik dan Saran Terkait Pelayanan Puskesmas [Nama Puskesmas]

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini, [Nama Pengirim], dengan alamat [Alamat Pengirim], ingin menyampaikan kritik dan saran terkait pelayanan di Puskesmas [Nama Puskesmas].

Kritik: [Uraikan kritik secara detail dan spesifik, sertakan bukti jika ada. Contoh: Lama waktu tunggu pasien yang terlalu lama, kurangnya informasi mengenai prosedur pelayanan, dll.]

Saran: [Uraikan saran secara detail dan spesifik, sertakan solusi yang konkret. Contoh: Penambahan jumlah petugas, penyediaan sistem antrian online, penyediaan brosur informasi pelayanan, dll.]

Demikian kritik dan saran ini disampaikan, semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas [Nama Puskesmas].

Hormat Saya,
[Nama Pengirim] [Tanda tangan]

Surel (Email)

Surel merupakan format yang praktis dan efisien untuk menyampaikan kritik dan saran, terutama jika Puskesmas telah menyediakan alamat surel resmi untuk keperluan tersebut. Meskipun lebih informal dibandingkan surat resmi, surel tetap memerlukan penulisan yang sopan, lugas, dan terstruktur. Penggunaan subjek yang jelas dan ringkas sangat penting untuk memudahkan Puskesmas dalam memproses surel tersebut.

Kepada Yth. Kepala Puskesmas [Nama Puskesmas],

Subjek: Kritik dan Saran Terkait Pelayanan Puskesmas [Nama Puskesmas]

Yang terhormat Bapak/Ibu Kepala Puskesmas,

Saya ingin menyampaikan kritik dan saran terkait pelayanan di Puskesmas [Nama Puskesmas]. [Uraikan kritik dan saran secara detail dan spesifik, sertakan bukti jika ada, serupa dengan contoh surat resmi].

Terima kasih atas perhatian dan responnya.

Hormat saya,
[Nama Pengirim] [Nomor Telepon/Kontak]

Formulir Online

Banyak Puskesmas menyediakan formulir online sebagai saluran untuk menerima kritik dan saran dari masyarakat. Format ini biasanya sederhana dan mudah diakses, namun keterbatasan ruang untuk uraian detail dapat menjadi kekurangannya. Keuntungannya adalah kemudahan akses dan anonimitas bagi pengirim.

Contoh isi formulir online (dalam bentuk poin-poin):

  • Nama (Opsional): [Nama Pengirim]
  • Kritik: Lama waktu tunggu pasien terlalu lama, kurangnya petugas di bagian pendaftaran.
  • Saran: Penambahan jumlah petugas, implementasi sistem antrian online.
  • Tanggal Pengisian: [Tanggal]

Pertemuan Langsung

Pertemuan langsung memungkinkan komunikasi dua arah yang lebih efektif dan memungkinkan klarifikasi langsung atas kritik dan saran yang disampaikan. Namun, metode ini membutuhkan waktu dan usaha yang lebih besar dari kedua belah pihak. Keuntungannya adalah kesempatan untuk berdialog dan memahami perspektif masing-masing.

Etika dan Tata Krama dalam Memberikan Kritik dan Saran

Memberikan kritik dan saran kepada Puskesmas, atau institusi pelayanan publik lainnya, memerlukan kehati-hatian. Tujuannya adalah untuk perbaikan, bukan untuk menjatuhkan atau mempermalukan. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menerapkan etika serta tata krama dalam penyampaiannya agar kritik dan saran tersebut diterima dengan baik dan konstruktif.

Pentingnya Menjaga Etika dan Tata Krama

Menjaga etika dan tata krama dalam menyampaikan kritik dan saran sangat penting karena hal ini akan menentukan bagaimana kritik tersebut diterima. Kritik yang disampaikan dengan sopan dan santun akan lebih mudah diterima dan dipertimbangkan oleh pihak Puskesmas. Sebaliknya, kritik yang disampaikan dengan kasar atau tidak sopan dapat menimbulkan reaksi negatif dan justru menghambat proses perbaikan.

Contoh Kalimat yang Menunjukkan Cara Menyampaikan Kritik dan Saran dengan Sopan dan Santun

Berikut beberapa contoh kalimat yang dapat digunakan untuk menyampaikan kritik dan saran dengan sopan dan santun:

  • “Saya ingin menyampaikan beberapa saran terkait pelayanan di Puskesmas ini. Saya mengamati bahwa … dan saya berpendapat bahwa … mungkin dapat ditingkatkan dengan …”
  • “Permisi, saya ingin memberikan masukan terkait … Saya merasakan bahwa … Mungkin ada cara lain yang lebih efektif, misalnya …”
  • “Berdasarkan pengalaman saya, saya ingin memberikan beberapa saran perbaikan untuk … Saya berharap saran ini dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas.”

Contoh Kalimat yang Sebaiknya Dihindari

Sebaliknya, hindari kalimat-kalimat yang bersifat menyerang, menuduh, atau meremehkan.

  • “Pelayanan Puskesmas ini sangat buruk!”
  • “Kalian semua tidak becus!”
  • “Ini semua salah kalian!”

Poin-Poin Penting agar Kritik dan Saran Diterima dengan Baik

Agar kritik dan saran diterima dengan baik, perhatikan beberapa poin penting berikut:

  1. Fokus pada masalah, bukan pada orang: Kritik diarahkan pada sistem atau prosedur, bukan pada individu.
  2. Berikan bukti dan data yang mendukung: Jangan hanya menyampaikan opini tanpa dasar.
  3. Ajukan solusi, bukan hanya masalah: Tawarkan alternatif atau solusi untuk masalah yang dikritik.
  4. Sampaikan dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami: Hindari bahasa yang bertele-tele atau sulit dimengerti.
  5. Pilih waktu dan tempat yang tepat: Sampaikan kritik dan saran pada waktu dan tempat yang sesuai.
  6. Jaga sikap yang tenang dan profesional: Hindari emosi yang berlebihan.

Ilustrasi Perbedaan Penyampaian Kritik yang Santun dan Tidak Santun

Bayangkan dua skenario. Skenario pertama, seseorang datang ke Puskesmas dan dengan nada tinggi mengatakan, “Pelayanan kalian lambat sekali! Saya menunggu berjam-jam!” Ini contoh penyampaian yang tidak santun. Skenario kedua, seseorang menyampaikan, “Permisi, saya ingin menyampaikan masukan. Saya menunggu cukup lama hari ini. Mungkin ada sistem antrean yang dapat ditingkatkan efisiensi untuk mengurangi waktu tunggu pasien?”. Ini contoh penyampaian yang santun dan konstruktif. Perbedaannya terletak pada cara penyampaian, pemilihan diksi, dan fokus pada solusi.

Menindaklanjuti Kritik dan Saran: Contoh Kritik Saran Untuk Puskesmas

Menindaklanjuti kritik dan saran merupakan langkah krusial bagi Puskesmas dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Respon yang tepat dan transparan akan membangun kepercayaan masyarakat dan mendorong partisipasi aktif mereka dalam perbaikan sistem kesehatan. Proses ini tidak hanya sebatas menerima masukan, tetapi juga melibatkan tindakan nyata untuk memperbaiki kekurangan dan meningkatkan efisiensi.

Penanganan Kritik dan Saran yang Diterima

Puskesmas perlu memiliki mekanisme yang terstruktur untuk menerima, mencatat, dan menindaklanjuti kritik dan saran. Mekanisme ini dapat berupa kotak saran, formulir online, atau pertemuan rutin dengan perwakilan masyarakat. Setiap kritik dan saran harus didokumentasikan dengan detail, termasuk identitas pelapor (jika diizinkan), tanggal pelaporan, dan isi kritik/saran. Setelah menerima kritik dan saran, Puskesmas harus melakukan analisis untuk mengidentifikasi akar permasalahan dan potensi solusinya.

Contoh Respon Positif Puskesmas

Sebagai contoh, jika terdapat kritik mengenai waktu tunggu yang lama di poliklinik, Puskesmas dapat merespon dengan melakukan optimasi jadwal dokter, menambah jumlah tenaga medis, atau meningkatkan sistem antrian online. Respon positif juga dapat berupa pengumuman publik mengenai langkah-langkah perbaikan yang telah dan akan dilakukan, serta informasi mengenai progresnya. Puskesmas dapat memberikan balasan langsung kepada pelapor, menjelaskan tindakan yang telah diambil dan rencana tindak lanjut.

Inovasi Partisipasi Masyarakat dalam Peningkatan Kualitas Layanan

Melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses peningkatan kualitas layanan merupakan kunci keberhasilan. Puskesmas dapat membentuk forum diskusi atau kelompok fokus yang terdiri dari perwakilan masyarakat untuk membahas isu-isu kesehatan dan mendapatkan masukan langsung. Survei kepuasan pelanggan secara berkala juga dapat dilakukan untuk mengukur efektivitas perubahan yang telah dilakukan dan mengidentifikasi area yang masih perlu diperbaiki. Informasi hasil survei dan rencana perbaikan perlu dikomunikasikan secara transparan kepada masyarakat.

  • Mengadakan pertemuan rutin dengan tokoh masyarakat dan kader kesehatan.
  • Membentuk kelompok diskusi terfokus (Focus Group Discussion) untuk membahas isu-isu kesehatan.
  • Melakukan survei kepuasan pelanggan secara berkala dan menindaklanjuti hasilnya.

Langkah-langkah Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dan akuntabilitas sangat penting dalam membangun kepercayaan masyarakat. Puskesmas perlu mempublikasikan laporan kinerja secara berkala, termasuk informasi mengenai jumlah kunjungan pasien, jenis penyakit yang ditangani, dan capaian program kesehatan. Informasi mengenai penggunaan anggaran juga perlu dipublikasikan secara terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat. Mekanisme pengaduan yang mudah diakses dan direspon secara cepat juga perlu dibentuk untuk memastikan akuntabilitas Puskesmas.

Ilustrasi Pemanfaatan Kritik dan Saran untuk Perbaikan Layanan

Bayangkan sebuah Puskesmas yang menerima banyak kritik mengenai kurangnya informasi mengenai program kesehatan. Sebagai respon, Puskesmas tersebut membuat brosur informatif yang mudah dipahami dan disebarluaskan ke masyarakat. Selain itu, Puskesmas juga membuat website dan akun media sosial untuk memberikan informasi terkini mengenai program kesehatan dan layanan yang tersedia. Dengan demikian, kritik yang diterima dapat diubah menjadi peluang untuk meningkatkan akses informasi dan kualitas layanan kesehatan.

Pertanyaan Umum (FAQ) Seputar Kritik dan Saran untuk Puskesmas

Contoh Kritik Saran Untuk Puskesmas

Bagian ini memberikan penjelasan mengenai mekanisme penyampaian kritik dan saran kepada Puskesmas, serta langkah-langkah yang dapat diambil jika terdapat kendala dalam proses tersebut. Informasi ini bertujuan untuk memberikan panduan yang jelas dan praktis bagi masyarakat dalam berpartisipasi aktif dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan.

Penyampaian Kritik dan Saran Secara Anonim

Masyarakat dapat menyampaikan kritik dan saran tanpa harus mengungkapkan identitasnya. Beberapa Puskesmas menyediakan kotak saran atau formulir online anonim yang memungkinkan penyampaian masukan tanpa perlu mencantumkan nama atau data pribadi. Alternatif lain, masyarakat dapat menghubungi lembaga pengawas layanan kesehatan atau media komunikasi yang menjamin kerahasiaan identitas.

Tindak Lanjut Atas Kritik dan Saran yang Tidak Ditanggapi

Jika Puskesmas tidak menanggapi kritik dan saran yang telah disampaikan, beberapa langkah dapat dilakukan. Masyarakat dapat mencoba menghubungi pihak Puskesmas kembali melalui jalur komunikasi yang berbeda, misalnya melalui telepon atau kunjungan langsung. Jika upaya tersebut masih tidak membuahkan hasil, masyarakat dapat menyampaikan keluhan kepada instansi yang berwenang mengawasi kinerja Puskesmas, seperti Dinas Kesehatan setempat atau Ombudsman.

Saluran Pengaduan Keluhan Layanan Puskesmas

Terdapat beberapa saluran yang dapat digunakan untuk menyampaikan keluhan terkait layanan Puskesmas. Selain menghubungi langsung Puskesmas, masyarakat dapat melaporkan keluhan melalui Dinas Kesehatan kabupaten/kota, website resmi Kementerian Kesehatan, atau melalui media sosial resmi Puskesmas. Setiap saluran memiliki prosedur pelaporan yang berbeda, sehingga penting untuk memahami mekanisme yang berlaku di masing-masing saluran.

Sanksi Bagi Puskesmas yang Mengabaikan Kritik dan Saran Masyarakat

Pemerintah telah menetapkan regulasi yang mengatur tentang akuntabilitas dan transparansi layanan publik, termasuk layanan kesehatan di Puskesmas. Puskesmas yang terbukti mengabaikan kritik dan saran masyarakat secara berulang dan tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dapat dikenai sanksi administratif, mulai dari teguran hingga pencabutan izin operasional. Jenis dan beratnya sanksi akan disesuaikan dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.

Memastikan Kritik dan Saran Dipertimbangkan Secara Serius

Untuk memastikan kritik dan saran dipertimbangkan secara serius, masyarakat dapat menyampaikan masukan secara terstruktur dan detail, disertai dengan bukti-bukti yang relevan. Mencantumkan tanggal kejadian, nama petugas (jika diketahui), dan kronologi kejadian akan membantu Puskesmas dalam menindaklanjuti masukan tersebut. Selain itu, melakukan follow up secara berkala dapat membantu memastikan bahwa kritik dan saran telah dipertimbangkan dan ditindaklanjuti.

About victory