Sejarah Malam Sincia 2025
Malam Sincia, atau Tahun Baru Imlek, merupakan perayaan terpenting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Lebih dari sekadar pergantian tahun, perayaan ini sarat makna filosofis dan simbolis yang telah berevolusi selama berabad-abad, hingga mencapai perayaan Malam Sincia 2025 yang kita kenal saat ini. Perjalanan panjang ini meninggalkan jejak yang menarik untuk ditelusuri, menunjukkan adaptasi dan kelanjutan tradisi di tengah perubahan zaman.
Asal-usul dan Evolusi Perayaan Malam Sincia
Perayaan Malam Sincia berakar dari tradisi pertanian masyarakat Tionghoa kuno. Awalnya, perayaan ini berkaitan dengan penghormatan kepada dewa-dewa dan leluhur, serta permohonan untuk panen yang melimpah di tahun yang akan datang. Seiring perkembangan zaman, perayaan ini berkembang, menyerap berbagai pengaruh budaya dan kepercayaan, menghasilkan perayaan yang kaya dan beragam seperti yang kita saksikan saat ini. Di tahun 2025, perayaan Malam Sincia masih mempertahankan inti tradisi leluhur, namun juga telah beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan globalisasi, terlihat dari cara perayaan yang lebih modern dan inklusif.
Makna Filosofis dan Simbolis Malam Sincia
Malam Sincia melambangkan pergantian siklus, dari yang lama ke yang baru, dari kegelapan ke terang. Warna merah, sebagai simbol keberuntungan dan keberanian, mendominasi perayaan ini. Angpao, atau amplop merah berisi uang, melambangkan harapan dan keberkahan bagi penerimanya. Barongsai dan liong, tari tradisional yang penuh warna dan energi, melambangkan keberanian dan pengusiran roh jahat. Setiap elemen dalam perayaan ini memiliki makna filosofis dan simbolis yang mendalam, mencerminkan harapan dan cita-cita masyarakat Tionghoa untuk masa depan yang lebih baik.
Garis Waktu Perkembangan Perayaan Malam Sincia
Berikut garis waktu singkat perkembangan perayaan Malam Sincia:
- Zaman Kuno: Perayaan sederhana yang berfokus pada ritual pertanian dan penghormatan leluhur.
- Dinasti Han: Perayaan mulai berkembang, termasuk tradisi memberi angpao dan pertunjukan barongsai.
- Era Modern: Perayaan semakin meriah dan beragam, meliputi berbagai kegiatan budaya dan sosial.
- Malam Sincia 2025: Perayaan yang mengintegrasikan tradisi dengan teknologi modern, seperti penggunaan media sosial untuk berbagi ucapan selamat tahun baru.
Perbandingan Perayaan Malam Sincia di Berbagai Daerah di Indonesia
Perayaan Malam Sincia di Indonesia menunjukkan kekayaan budaya dan adaptasi lokal. Di Jakarta, perayaan cenderung lebih modern dan meriah, sedangkan di daerah-daerah seperti Singkawang, Kalimantan Barat, perayaan lebih kental dengan tradisi lokal. Di Medan, perayaan menunjukkan perpaduan antara budaya Tionghoa dan Melayu. Perbedaan ini menunjukkan fleksibilitas dan daya adaptasi budaya Tionghoa di Indonesia.
Perubahan Signifikan Perayaan Malam Sincia dari Tahun ke Tahun
Seiring berjalannya waktu, perayaan Malam Sincia mengalami beberapa perubahan signifikan. Penggunaan teknologi, seperti media sosial, telah mengubah cara orang berinteraksi dan berbagi ucapan selamat tahun baru. Tren kuliner dan dekorasi juga mengalami perubahan, mencerminkan perkembangan zaman. Namun, inti dari perayaan ini, yaitu penghormatan kepada leluhur dan harapan untuk masa depan yang lebih baik, tetap dipertahankan.
Tradisi dan Aktivitas Malam Sincia 2025
Malam Sincia, atau Tahun Baru Imlek, selalu menjadi momen penuh warna dan makna bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia. Perayaan ini bukan sekadar pergantian tahun, melainkan perayaan kehidupan, harapan, dan kebersamaan keluarga. Di tahun 2025, semarak perayaan ini diprediksi akan kembali membahana, menggemakan tradisi dan aktivitas yang telah diwariskan turun-temurun, namun tetap beradaptasi dengan dinamika zaman.
Tradisi dan Aktivitas Malam Sincia di Berbagai Wilayah Indonesia
Tradisi dan aktivitas Malam Sincia di Indonesia sangat beragam, dipengaruhi oleh budaya lokal masing-masing daerah. Perbedaan ini justru memperkaya khazanah budaya Indonesia dan menunjukkan betapa kaya dan uniknya perayaan ini.
Wilayah | Tradisi/Aktivitas | Makna |
---|---|---|
Jakarta | Perayaan di Klenteng, pertunjukan Barongsai dan Liong, makan malam keluarga | Simbol keberuntungan, kemakmuran, dan persatuan keluarga |
Singkawang, Kalimantan Barat | Pawai Tatung, sembahyang di kelenteng, Cap Go Meh | Ekspresi keberanian, ketahanan, dan permohonan berkah untuk tahun yang akan datang. Cap Go Meh sebagai puncak perayaan |
Medan, Sumatera Utara | Kunjungan keluarga, pemberian angpao, pertunjukan seni budaya Tionghoa | Penguatan ikatan keluarga, berbagi rezeki, dan apresiasi terhadap seni dan budaya |
Surabaya, Jawa Timur | Perayaan di Vihara, makan malam bersama keluarga, membersihkan rumah | Membersihkan diri dari hal-hal buruk di tahun sebelumnya dan menyambut tahun baru dengan hati yang bersih |
Semarang, Jawa Tengah | Perayaan di Klenteng, pertunjukan musik tradisional Tionghoa, bazar kuliner | Merayakan kebersamaan, menikmati hidangan lezat, dan menghidupkan kembali tradisi |
Ilustrasi Suasana Meriah Malam Sincia 2025 di Kota Medan
Bayangkan Kota Medan di malam Tahun Baru Imlek 2025. Lampion-lampion merah dan emas menghiasi jalanan, berkelap-kelip bagai bintang-bintang di bumi. Aroma harum bakpao dan kue keranjang memenuhi udara. Di sepanjang Jalan Merdeka, barongsai dan liong menari lincah, diiringi musik gamelan yang meriah. Warga Medan, mengenakan baju cheongsam dan pakaian tradisional Tionghoa lainnya, berbaur dengan antusiasme tinggi. Anak-anak berlarian riang, membawa lampion kecil mereka. Senyum dan tawa memenuhi setiap sudut kota, menggambarkan kegembiraan dan harapan yang melingkupi perayaan ini. Warna merah dan emas mendominasi, melambangkan keberuntungan dan kemakmuran. Suasana ramai dan penuh energi positif terasa di seluruh penjuru kota.
Makna Simbol dan Elemen Penting Malam Sincia
Setiap simbol dan elemen dalam perayaan Malam Sincia memiliki makna tersendiri. Lampion melambangkan harapan dan cahaya yang menerangi jalan menuju masa depan yang cerah. Barongsai dan liong, dengan gerakannya yang dinamis, dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan. Makanan khas seperti kue keranjang, yang lengket, melambangkan kebersamaan dan keharmonisan keluarga. Angpao, amplop merah berisi uang, merupakan simbol berbagi rezeki dan keberuntungan.
Contoh Pantun dan Syair Malam Sincia
Berikut beberapa contoh pantun dan syair yang berkaitan dengan Malam Sincia:
- Jalan-jalan ke kota Medan,
- Melihat barongsai menari-nari,
- Selamat Tahun Baru Imlek teman,
- Semoga sukses di tahun yang baru ini.
- Lampu merah menyala terang,
- Menyambut Tahun Baru Imlek,
- Semoga tahun ini penuh berkah dan senang,
- Rezeki melimpah, tak pernah terkekang.
Suasana Perayaan Malam Sincia di Berbagai Kota Indonesia
Setiap kota di Indonesia memiliki keunikan tersendiri dalam merayakan Malam Sincia. Di Jakarta, perayaan cenderung lebih modern dan mewah, sementara di Singkawang, Kalimantan Barat, perayaan lebih kental dengan nuansa tradisional dan mistis, terutama dengan ritual Tatung. Di Medan, suasana perayaan lebih ramai dan meriah, dengan banyaknya pertunjukan seni dan budaya. Di kota-kota lain, seperti Surabaya dan Semarang, perayaan tetap mengedepankan nilai-nilai keluarga dan kebersamaan, dengan nuansa yang unik dan khas masing-masing.
Makanan Khas Malam Sincia 2025
Malam Sincia, perayaan Tahun Baru Imlek, tak hanya dirayakan dengan kemeriahan lampion dan barongsai. Kekayaan kuliner Nusantara turut mewarnai perayaan ini, menawarkan beragam sajian lezat yang sarat makna dan tradisi. Dari Medan hingga Papua, setiap daerah memiliki hidangan khasnya sendiri yang dihidangkan selama perayaan ini. Berikut ini kita akan menjelajahi beberapa di antaranya, mengungkap rahasia cita rasa dan sejarah di baliknya.
Daftar Makanan Khas Malam Sincia di Berbagai Daerah
Keberagaman Indonesia tercermin pula dalam sajian kuliner Malam Sincia. Setiap daerah memiliki hidangan unik dengan bahan dan cita rasa yang berbeda, mencerminkan kekayaan budaya lokal yang berpadu dengan tradisi Tionghoa.
- Nasi Kuning (Seluruh Indonesia): Nasi kuning, meski bukan spesifik Tionghoa, sering menjadi hidangan utama dalam berbagai perayaan, termasuk Malam Sincia. Warna kuningnya melambangkan kemakmuran dan kegembiraan. Bahan utamanya beras, santan, kunyit, dan rempah-rempah.
- Lumpia Semarang (Semarang): Lumpia Semarang, dengan kulit renyah dan isian rebung, udang, dan sayur-sayuran, menjadi primadona. Kulit lumpia yang tipis dan renyah serta isian yang gurih menciptakan harmoni rasa yang sempurna.
- Bakpia Pathok (Yogyakarta): Kue mungil dengan isian kacang hijau manis ini menjadi oleh-oleh khas Yogyakarta. Teksturnya yang lembut dan rasa manisnya yang pas selalu menjadi favorit.
- Kue Keranjang (Seluruh Indonesia): Kue keranjang atau Nian Gao, simbol keberuntungan dan kemajuan, terbuat dari tepung ketan dan gula. Teksturnya yang kenyal dan rasa manisnya yang legit menjadikannya hidangan wajib Malam Sincia.
- Wonton Goreng (Seluruh Indonesia): Wonton goreng, dengan kulit tipis berisi daging cincang dan sayur, menjadi camilan populer. Tekstur kulit yang renyah berpadu dengan isian yang gurih.
Resep Kue Keranjang
Kue keranjang, atau Nian Gao, mudah dibuat dengan bahan-bahan sederhana. Berikut resepnya:
- Campur 250 gram tepung ketan, 250 gram gula pasir, dan 500 ml air. Aduk rata hingga tidak ada gumpalan.
- Kukus adonan selama 45-60 menit, atau hingga matang dan kenyal. Aduk sesekali agar tidak gosong.
- Tuang adonan ke dalam cetakan kue keranjang yang telah diolesi minyak. Kukus kembali selama 15 menit.
- Setelah dingin, keluarkan kue keranjang dari cetakan. Kue keranjang siap disajikan.
Perbandingan Cita Rasa dan Bahan Baku Makanan Khas Malam Sincia
Cita rasa makanan khas Malam Sincia bervariasi antar daerah. Misalnya, Lumpia Semarang cenderung lebih gurih dan renyah, sementara Bakpia Pathok lebih manis dan lembut. Perbedaan ini dipengaruhi oleh penggunaan bahan lokal dan selera masyarakat setempat. Beberapa daerah juga menggunakan bahan-bahan unik, seperti rempah-rempah khas daerah tersebut, yang memberikan cita rasa yang khas.
Asal-Usul dan Sejarah Beberapa Makanan Khas Malam Sincia
Banyak makanan khas Malam Sincia memiliki sejarah panjang dan makna simbolis. Kue keranjang, misalnya, melambangkan harapan untuk kehidupan yang lebih baik dan makmur di tahun baru. Tradisi memakan kue keranjang ini telah ada selama berabad-abad dan diwariskan turun-temurun.
Kutipan Ahli Kuliner Tentang Signifikansi Makanan Khas Malam Sincia
“Makanan khas Malam Sincia bukan sekadar hidangan, tetapi representasi dari kebudayaan dan tradisi yang kaya. Setiap hidangan memiliki cerita dan makna tersendiri, menghubungkan kita dengan akar budaya dan leluhur kita,” kata Chef [Nama Chef], ahli kuliner ternama.
Aspek Ekonomi Malam Sincia 2025
Malam Sincia, atau Tahun Baru Imlek, tak hanya menjadi momen perayaan budaya yang meriah, tetapi juga menjadi penggerak roda ekonomi yang signifikan. Perputaran uang yang terjadi selama perayaan ini memberikan dampak besar bagi masyarakat, khususnya para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tahun 2025 diperkirakan akan mencatatkan peningkatan aktivitas ekonomi yang cukup pesat seiring dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi dan meningkatnya daya beli masyarakat.
Dampak Ekonomi Malam Sincia terhadap Masyarakat
Perayaan Malam Sincia memicu peningkatan permintaan berbagai barang dan jasa. Mulai dari pernak-pernik khas Imlek, pakaian baru, makanan dan minuman spesial, hingga jasa dekorasi dan hiburan. Para pedagang, khususnya yang menjual produk-produk terkait perayaan Imlek, akan merasakan peningkatan penjualan yang drastis. Dampaknya meluas hingga ke sektor pariwisata, transportasi, dan perhotelan, menciptakan lapangan kerja sementara dan meningkatkan pendapatan masyarakat secara keseluruhan. Diperkirakan peningkatan penjualan mencapai angka dua digit dibandingkan hari-hari biasa, khususnya di daerah dengan populasi Tionghoa yang signifikan.
Peluang Bisnis yang Muncul Selama Perayaan Malam Sincia
Malam Sincia membuka beragam peluang bisnis yang menarik. Tidak hanya bisnis yang berhubungan langsung dengan perayaan, tetapi juga bisnis pendukung seperti jasa pengiriman, layanan pesan antar makanan, dan bahkan bisnis online yang menawarkan produk-produk Imlek secara daring. Kreativitas dan inovasi dalam menawarkan produk dan jasa yang unik dan menarik akan menjadi kunci kesuksesan. Contohnya, peningkatan permintaan akan hampers Imlek yang berisi makanan dan minuman khas, atau jasa dekorasi rumah bernuansa Imlek yang semakin diminati.
- Bisnis kuliner: Makanan dan minuman khas Imlek seperti kue keranjang, angpao, dan yusheng.
- Bisnis kerajinan: Pernak-pernik Imlek seperti lampion, angpao, dan hiasan lainnya.
- Bisnis jasa: Jasa dekorasi rumah, penyewaan pakaian tradisional, dan hiburan.
- Bisnis online: Penjualan produk Imlek melalui platform e-commerce.
Kontribusi Perayaan Malam Sincia terhadap Pertumbuhan Ekonomi Lokal
Diagram berikut (yang tidak dapat ditampilkan dalam format ini, tetapi dapat dibayangkan sebagai grafik batang) akan menunjukkan kontribusi signifikan perayaan Malam Sincia terhadap pertumbuhan ekonomi lokal. Sumbu X akan menampilkan sektor ekonomi (perdagangan, pariwisata, dll.), sedangkan sumbu Y akan menunjukkan peningkatan pendapatan atau transaksi selama periode perayaan dibandingkan dengan periode normal. Grafik tersebut akan menunjukkan peningkatan yang signifikan di berbagai sektor, menunjukkan dampak positif Malam Sincia terhadap perekonomian lokal.
Dampak Positif dan Negatif Perayaan Malam Sincia terhadap Lingkungan
Dampak positifnya meliputi peningkatan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Namun, dampak negatifnya juga perlu diperhatikan, seperti peningkatan sampah plastik dari kemasan makanan dan pernak-pernik, serta potensi polusi udara dan suara dari kembang api dan petasan. Penting untuk mengimbangi dampak positif ekonomi dengan upaya pelestarian lingkungan.
Saran untuk Memaksimalkan Dampak Positif Ekonomi dan Meminimalisir Dampak Negatif, Malam Sincia 2025
Untuk memaksimalkan dampak positif ekonomi, pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama mempromosikan produk-produk lokal dan UMKM. Peningkatan akses pasar dan pelatihan kewirausahaan juga penting. Untuk meminimalisir dampak negatif lingkungan, kampanye penggunaan kemasan ramah lingkungan, pengurangan penggunaan petasan, dan pengelolaan sampah yang efektif perlu digalakkan. Penggunaan teknologi dan inovasi dapat juga diterapkan untuk mengurangi dampak negatif tersebut. Contohnya, penggunaan lampion LED yang hemat energi dan ramah lingkungan, serta program daur ulang sampah yang terintegrasi.
Malam Sincia 2025 dan Budaya Lokal
Malam Sincia, atau Cap Go Meh, merupakan puncak perayaan Tahun Baru Imlek yang sarat makna dan tradisi. Lebih dari sekadar penutup rangkaian perayaan, Malam Sincia menjadi momen penting yang menunjukkan bagaimana perayaan ini berakar kuat dalam budaya lokal, beradaptasi, dan bahkan membentuk identitas kultural di berbagai daerah di Indonesia dan dunia. Perayaan ini bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga festival budaya yang dinamis, terus berevolusi seiring berjalannya waktu dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Integrasi Malam Sincia dengan Budaya Lokal di Berbagai Daerah
Di Indonesia, perayaan Malam Sincia menampilkan kekayaan budaya lokal yang unik. Di beberapa daerah, misalnya, perayaan ini dipadukan dengan ritual dan tradisi setempat. Di Singkawang, Kalimantan Barat, misalnya, Pawai Tatung menjadi atraksi utama yang memadukan unsur spiritual Tionghoa dengan kepercayaan lokal. Di Medan, Sumatera Utara, perayaan cenderung lebih bernuansa modern, tetapi tetap mempertahankan beberapa tradisi seperti lampion dan barongsai. Di Jakarta, perayaan lebih terpusat di klenteng-klenteng dan pusat perbelanjaan, menunjukkan adaptasi terhadap lingkungan perkotaan yang padat.
Adaptasi dan Modifikasi Malam Sincia Sesuai Konteks Budaya Lokal
Adaptasi dan modifikasi Malam Sincia terlihat jelas dalam berbagai bentuk. Misalnya, penggunaan bahasa lokal dalam sapaan dan doa-doa di klenteng, penggunaan bahan makanan lokal dalam hidangan khas Malam Sincia, atau integrasi musik dan tarian tradisional daerah ke dalam pertunjukan seni selama perayaan. Ini menunjukkan bagaimana Malam Sincia bukan perayaan yang statis, melainkan perayaan yang hidup dan beradaptasi dengan konteks budaya setempat.
Perbandingan Perayaan Malam Sincia dengan Perayaan Tahun Baru Imlek di Berbagai Negara
Perayaan Malam Sincia di Indonesia memiliki kemiripan dan perbedaan dengan perayaan di negara lain. Di Tiongkok, misalnya, perayaan lebih fokus pada aspek keagamaan dan keluarga. Di Singapura dan Malaysia, perayaan cenderung lebih meriah dan spektakuler, dengan pertunjukan kembang api dan atraksi wisata yang besar. Di Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, perayaan lebih terintegrasi dengan budaya lokal, seringkali dirayakan sebagai festival budaya multikultural.
Negara | Karakteristik Perayaan Malam Sincia |
---|---|
Indonesia | Integrasi kuat dengan budaya lokal, variasi regional yang signifikan. |
Tiongkok | Fokus pada aspek keagamaan dan keluarga. |
Singapura | Meriah dan spektakuler, dengan atraksi wisata yang besar. |
Amerika Serikat | Integrasi dengan budaya lokal, perayaan multikultural. |
Peran Malam Sincia dalam Melestarikan Budaya dan Tradisi Lokal
Malam Sincia memainkan peran penting dalam pelestarian budaya dan tradisi lokal. Perayaan ini menjadi wadah untuk menjaga dan meneruskan warisan budaya Tionghoa kepada generasi muda, sekaligus menjadi jembatan untuk memperkenalkan budaya tersebut kepada masyarakat luas. Tradisi-tradisi seperti pembuatan lampion, tarian barongsai, dan berbagai ritual lainnya menjadi bagian integral dari proses pelestarian ini.
Tantangan dan Upaya Pelestarian Budaya Malam Sincia di Masa Kini
Tantangan utama dalam pelestarian budaya Malam Sincia adalah globalisasi dan modernisasi. Akulturasi budaya dan perubahan gaya hidup dapat mengancam kelestarian tradisi-tradisi lokal. Upaya pelestarian yang dilakukan antara lain melalui pendidikan, dokumentasi, dan promosi perayaan Malam Sincia kepada generasi muda dan masyarakat luas. Penting juga untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga dan melestarikan tradisi-tradisi tersebut.
Pertanyaan Umum tentang Malam Sincia 2025
Malam Sincia, atau Tahun Baru Imlek, merupakan perayaan penting bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Perayaan ini sarat makna dan tradisi, seringkali memunculkan berbagai pertanyaan dari mereka yang ingin lebih memahami esensinya. Berikut penjelasan singkat mengenai beberapa pertanyaan umum seputar Malam Sincia 2025.
Arti Malam Sincia
Malam Sincia, atau yang lebih dikenal sebagai Chúxī (除夕) dalam bahasa Mandarin, secara harfiah berarti “malam pengusiran”. Ini merujuk pada pengusiran roh-roh jahat dan kesialan, menyambut datangnya tahun baru dengan harapan dan keberuntungan. Perayaan ini menandai berakhirnya tahun lama dan dimulainya siklus baru dalam kalender lunisolar Tionghoa. Suasana perayaan dipenuhi dengan harapan baru, kesempatan untuk memulai lembaran baru, dan penguatan ikatan keluarga.
Waktu Perayaan Malam Sincia
Malam Sincia dirayakan pada malam sebelum Tahun Baru Imlek. Karena kalender lunisolar Tionghoa berbeda dengan kalender Masehi, tanggal perayaan Malam Sincia setiap tahunnya juga berbeda. Untuk tahun 2025, Malam Sincia jatuh pada tanggal 9 Februari 2025. Pada malam ini, keluarga berkumpul untuk makan malam besar, melakukan ritual tertentu, dan menyambut tahun baru dengan penuh sukacita.
Tradisi Malam Sincia
Tradisi Malam Sincia sangat beragam, berbeda sedikit dari satu daerah ke daerah lain, bahkan dari satu keluarga ke keluarga lain. Namun, beberapa tradisi umum yang sering dilakukan antara lain: makan malam reuni keluarga yang besar dan meriah, menyembah para leluhur, membersihkan rumah untuk menghilangkan energi negatif, memberikan angpao (uang merah) kepada anak-anak dan orang muda, menyalakan petasan dan kembang api (di tempat-tempat yang mengizinkan), dan menonton pertunjukan barongsai atau lion dance. Semuanya bertujuan untuk mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan di tahun yang baru.
Perbedaan Malam Sincia dan Imlek
Malam Sincia dan Imlek seringkali dianggap sama, padahal keduanya merupakan perayaan yang berbeda namun saling berkaitan. Malam Sincia adalah malam sebelum Tahun Baru Imlek. Ini adalah malam pergantian tahun, di mana keluarga berkumpul dan melakukan berbagai ritual untuk menyambut tahun baru. Sementara Imlek adalah hari pertama Tahun Baru Imlek, di mana perayaan berlangsung lebih meriah dan biasanya diisi dengan kunjungan ke sanak saudara. Malam Sincia lebih fokus pada ritual pergantian tahun, sedangkan Imlek lebih fokus pada perayaan dan silaturahmi.
Makna Simbol dalam Perayaan Malam Sincia
Berbagai simbol digunakan dalam perayaan Malam Sincia, masing-masing memiliki makna tersendiri. Warna merah, misalnya, melambangkan keberuntungan dan kemakmuran. Angpao (amplop merah berisi uang) melambangkan keberuntungan dan harapan baik untuk masa depan. Petasan dan kembang api dipercaya untuk mengusir roh jahat. Barongsai dan lion dance melambangkan keberanian dan kekuatan. Makanan tertentu juga memiliki makna simbolis, misalnya ikan yang melambangkan kelimpahan dan umur panjang. Semua simbol ini berkontribusi pada suasana meriah dan penuh harapan dalam perayaan Malam Sincia.