Pembayaran THR Maret 2025 Berdasarkan UU Ketenagakerjaan: Pembayaran THR Maret 2025 Menurut Uu Tenaga Kerja
Pembayaran THR Maret 2025 Menurut Uu Tenaga Kerja – Menjelang Maret 2025, pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) kembali menjadi perhatian bagi pekerja dan pemberi kerja. Pemahaman yang tepat mengenai regulasi yang mengatur pembayaran THR, khususnya Undang-Undang Ketenagakerjaan, sangat penting untuk memastikan proses pembayaran berjalan lancar dan sesuai ketentuan hukum.
Artikel ini akan menguraikan secara detail hak pekerja dan kewajiban pemberi kerja terkait pembayaran THR Maret 2025 berdasarkan UU Ketenagakerjaan, termasuk sanksi yang mungkin dijatuhkan jika terjadi pelanggaran.
Definisi THR Menurut UU Ketenagakerjaan
Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan merupakan hak pekerja/buruh yang diberikan oleh pemberi kerja. UU Ketenagakerjaan mendefinisikan THR sebagai pembayaran yang wajib diberikan kepada pekerja/buruh sebelum hari raya keagamaan, baik itu Idul Fitri, Natal, atau hari raya keagamaan lainnya yang dirayakan oleh pekerja/buruh tersebut. Besaran THR umumnya setara dengan satu bulan upah, namun ketentuan lebih detail dapat dilihat dalam peraturan pelaksanaannya.
Pembayaran THR Maret 2025 diatur dalam UU Ketenagakerjaan, memastikan setiap pekerja menerima haknya. Perhitungannya pun berbeda-beda, tergantung jenis pekerjaannya. Bagi karyawan harian, misalnya, proses perhitungannya sedikit lebih rumit. Untuk memahami detail perhitungannya, silakan lihat panduan lengkap di Rumus THR Maret 2025 Karyawan Harian. Dengan memahami rumus ini, Anda dapat memastikan besaran THR yang diterima sesuai dengan ketentuan UU Ketenagakerjaan yang berlaku.
Hak Pekerja Terkait Pembayaran THR Maret 2025
Pekerja/buruh memiliki hak untuk menerima THR sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hak tersebut meliputi penerimaan THR yang tepat waktu dan besaran yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pekerja berhak mendapatkan informasi yang jelas mengenai perhitungan THR yang akan diterimanya.
- Penerimaan THR tepat waktu sebelum hari raya.
- Besaran THR sesuai dengan ketentuan yang berlaku (biasanya satu bulan upah).
- Kejelasan perhitungan THR.
- Pengaduan jika terjadi permasalahan dalam pembayaran THR.
Kewajiban Pemberi Kerja dalam Pembayaran THR
Pemberi kerja memiliki sejumlah kewajiban penting dalam proses pembayaran THR. Kejelasan dan kepatuhan terhadap aturan ini sangat penting untuk menghindari permasalahan hukum dan menjaga hubungan industrial yang harmonis.
- Membayar THR kepada seluruh pekerja/buruh yang berhak menerimanya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Membayar THR paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan.
- Memberikan informasi yang transparan dan jelas mengenai perhitungan THR kepada pekerja/buruh.
- Menyiapkan mekanisme pengaduan yang mudah diakses bagi pekerja/buruh yang memiliki permasalahan terkait pembayaran THR.
- Menyimpan dan menyediakan bukti pembayaran THR untuk keperluan audit atau pemeriksaan.
Sanksi Bagi Pemberi Kerja yang Melanggar Aturan Pembayaran THR
Bagi pemberi kerja yang melanggar aturan pembayaran THR, terdapat sanksi yang dapat dijatuhkan. Sanksi tersebut bertujuan untuk memberikan efek jera dan melindungi hak pekerja/buruh.
- Sanksi administratif, seperti teguran tertulis atau denda.
- Sanksi pidana, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, tergantung pada tingkat pelanggaran dan kerugian yang ditimbulkan.
Timeline Pembayaran THR Berdasarkan UU Ketenagakerjaan
Meskipun UU Ketenagakerjaan mengatur pembayaran THR paling lambat 7 hari sebelum hari raya, praktiknya tergantung pada jenis hari raya keagamaan yang dirayakan. Untuk THR Idul Fitri 2025 misalnya, pembayaran idealnya dilakukan sebelum tanggal 14 April 2025 (jika Idul Fitri jatuh pada tanggal 21 April 2025).
Hari Raya | Tanggal Raya (Perkiraan) | Batas Waktu Pembayaran THR |
---|---|---|
Idul Fitri 1447 H | 21 April 2025 (Perkiraan) | 14 April 2025 (Perkiraan) |
Natal 2025 | 25 Desember 2025 | 18 Desember 2025 |
Perlu diingat bahwa tanggal-tanggal di atas merupakan perkiraan dan dapat berubah sesuai dengan penetapan pemerintah.
Pembayaran THR Maret 2025 sesuai UU Ketenagakerjaan diatur dengan jelas, memastikan pekerja menerima haknya tepat waktu. Namun, seringkali muncul kebingungan antara THR dan Gaji ke-13. Untuk memahami perbedaannya, silahkan baca artikel ini: Perbedaan THR Maret 2025 Dan Gaji 13 , agar Anda lebih paham. Dengan pemahaman yang baik tentang perbedaan keduanya, Anda dapat memastikan hak Anda sebagai pekerja terkait pembayaran THR Maret 2025 sesuai aturan yang berlaku dalam UU Ketenagakerjaan.
Perhitungan THR Maret 2025
Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan hak pekerja yang diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan. Pembayaran THR pada Maret 2025 mendatang perlu dipersiapkan dengan baik oleh perusahaan agar sesuai dengan regulasi yang berlaku. Berikut penjelasan rinci mengenai perhitungan THR, termasuk komponen-komponen yang perlu dipertimbangkan.
Komponen Perhitungan THR
Perhitungan THR didasarkan pada upah pekerja yang meliputi beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut dapat bervariasi tergantung pada kesepakatan antara pekerja dan perusahaan, namun secara umum mencakup gaji pokok dan tunjangan tetap yang diterima secara rutin. Tunjangan tetap ini meliputi tunjangan yang bersifat tetap dan rutin diterima pekerja setiap bulan, seperti tunjangan makan, tunjangan transport, dan tunjangan lainnya yang telah disepakati dalam perjanjian kerja.
Pembayaran THR Maret 2025 sesuai UU Ketenagakerjaan diatur dengan jelas, memastikan pekerja menerima haknya tepat waktu. Namun, seringkali muncul kebingungan antara THR dan Gaji ke-13. Untuk memahami perbedaannya, silahkan baca artikel ini: Perbedaan THR Maret 2025 Dan Gaji 13 , agar Anda lebih paham. Dengan pemahaman yang baik tentang perbedaan keduanya, Anda dapat memastikan hak Anda sebagai pekerja terkait pembayaran THR Maret 2025 sesuai aturan yang berlaku dalam UU Ketenagakerjaan.
Contoh Perhitungan THR untuk Pekerja dengan Masa Kerja Kurang dari 12 Bulan
Untuk pekerja dengan masa kerja kurang dari 12 bulan, perhitungan THR dihitung proporsional berdasarkan masa kerja. Misalnya, seorang pekerja dengan gaji pokok Rp 5.000.000 dan tunjangan tetap Rp 1.000.000 per bulan, telah bekerja selama 6 bulan. Maka perhitungan THR-nya adalah (Rp 5.000.000 + Rp 1.000.000) x (6/12) = Rp 3.000.000.
Contoh Perhitungan THR untuk Pekerja dengan Masa Kerja Lebih dari 12 Bulan
Pekerja dengan masa kerja lebih dari 12 bulan akan menerima THR sebesar satu bulan gaji. Misalnya, seorang pekerja dengan gaji pokok Rp 6.000.000 dan tunjangan tetap Rp 1.500.000 per bulan, maka THR yang diterima adalah Rp 6.000.000 + Rp 1.500.000 = Rp 7.500.000.
Pembayaran THR Maret 2025 sesuai UU Ketenagakerjaan diatur dengan jelas, memastikan pekerja menerima haknya tepat waktu. Namun, seringkali muncul kebingungan antara THR dan Gaji ke-13. Untuk memahami perbedaannya, silahkan baca artikel ini: Perbedaan THR Maret 2025 Dan Gaji 13 , agar Anda lebih paham. Dengan pemahaman yang baik tentang perbedaan keduanya, Anda dapat memastikan hak Anda sebagai pekerja terkait pembayaran THR Maret 2025 sesuai aturan yang berlaku dalam UU Ketenagakerjaan.
Tabel Perbandingan Perhitungan THR Berbagai Skenario Masa Kerja
Tabel berikut memberikan gambaran perbandingan perhitungan THR untuk berbagai skenario masa kerja dengan asumsi gaji pokok dan tunjangan tetap yang berbeda. Perlu diingat bahwa ini hanyalah contoh dan perhitungan aktual dapat bervariasi tergantung pada kesepakatan kerja dan komponen upah masing-masing pekerja.
Masa Kerja | Gaji Pokok | Tunjangan Tetap | Total THR |
---|---|---|---|
6 Bulan | Rp 5.000.000 | Rp 1.000.000 | Rp 3.000.000 |
12 Bulan | Rp 6.000.000 | Rp 1.500.000 | Rp 7.500.000 |
18 Bulan | Rp 7.000.000 | Rp 2.000.000 | Rp 9.000.000 |
Simulasi Perhitungan THR dengan Berbagai Jenis Tunjangan
Perhitungan THR dapat lebih kompleks jika melibatkan berbagai jenis tunjangan. Misalnya, selain tunjangan tetap, ada tunjangan kinerja, tunjangan jabatan, atau tunjangan lainnya yang bersifat tidak tetap. Dalam hal ini, perhitungan THR akan mempertimbangkan rata-rata tunjangan tersebut selama 12 bulan terakhir. Contohnya, jika seorang pekerja memiliki gaji pokok Rp 8.000.000, tunjangan tetap Rp 2.000.000, dan rata-rata tunjangan kinerja Rp 1.000.000 selama 12 bulan terakhir, maka total THR nya adalah Rp 8.000.000 + Rp 2.000.000 + Rp 1.000.000 = Rp 11.000.000.
Ketentuan Khusus Pembayaran THR Maret 2025
Pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan Idul Fitri tahun 2025 yang jatuh pada bulan Maret mendatang diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan. Namun, penerapannya memiliki beberapa ketentuan khusus yang perlu dipahami baik oleh pekerja maupun pemberi kerja. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai ketentuan khusus tersebut.
Pembayaran THR Maret 2025 sesuai UU Ketenagakerjaan diatur dengan jelas, memastikan pekerja menerima haknya tepat waktu. Namun, seringkali muncul kebingungan antara THR dan Gaji ke-13. Untuk memahami perbedaannya, silahkan baca artikel ini: Perbedaan THR Maret 2025 Dan Gaji 13 , agar Anda lebih paham. Dengan pemahaman yang baik tentang perbedaan keduanya, Anda dapat memastikan hak Anda sebagai pekerja terkait pembayaran THR Maret 2025 sesuai aturan yang berlaku dalam UU Ketenagakerjaan.
Pembayaran THR bagi Pekerja Baru
Bagi pekerja yang baru bergabung, penghitungan THR berdasarkan masa kerja proporsional. Artinya, THR yang diterima akan dihitung berdasarkan masa kerja hingga tanggal pembayaran THR. Misalnya, pekerja yang baru masuk kerja pada Januari 2025 dan THR dibayarkan Maret 2025, maka THR yang diterima adalah proporsional dari gaji selama dua bulan tersebut. Besarannya dihitung berdasarkan gaji pokok dan tunjangan tetap yang diterima selama periode tersebut. Tidak ada perbedaan perhitungan antara pekerja tetap dan pekerja kontrak dalam hal ini.
Pembayaran THR bagi Pekerja yang Mengundurkan Diri
Pekerja yang mengundurkan diri sebelum pembayaran THR tetap berhak mendapatkan THR. Namun, perhitungannya juga proporsional berdasarkan masa kerja hingga tanggal pengunduran diri. Pembayaran THR ini wajib dibayarkan oleh perusahaan paling lambat pada saat pembayaran THR kepada pekerja lainnya.
Pembayaran THR bagi Pekerja yang Terkena PHK
Pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) juga berhak atas THR. Besaran THR yang diterima sama dengan pekerja yang masih aktif, dihitung secara proporsional berdasarkan masa kerja hingga tanggal PHK. Pembayaran THR ini wajib dibayarkan bersamaan dengan hak-hak pekerja lainnya yang telah diatur dalam perjanjian kerja atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perbedaan Pembayaran THR Antar Sektor Industri
Secara umum, perhitungan THR berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan berlaku untuk semua sektor industri. Namun, kemungkinan adanya perbedaan terletak pada komponen gaji pokok dan tunjangan tetap yang berbeda antar sektor. Sehingga, walaupun perhitungannya sama, total besaran THR yang diterima bisa berbeda karena perbedaan struktur gaji di setiap sektor industri. Sebagai contoh, sektor pertambangan mungkin memiliki tunjangan lebih tinggi dibandingkan sektor perdagangan, sehingga THR yang diterima pun akan berbeda.
Perbedaan Pembayaran THR Pekerja Kontrak dan Pekerja Tetap
- Perhitungan Proporsional: Baik pekerja kontrak maupun pekerja tetap, perhitungan THR didasarkan pada masa kerja proporsional jika masa kerjanya kurang dari 12 bulan.
- Komponen Gaji: Komponen gaji yang digunakan untuk menghitung THR adalah gaji pokok dan tunjangan tetap. Perbedaan mungkin terjadi jika terdapat perbedaan kesepakatan mengenai tunjangan tetap dalam kontrak kerja.
- Jangka Waktu Kontrak: THR pekerja kontrak akan dibayarkan sesuai dengan masa berlaku kontrak kerjanya. Jika kontrak berakhir sebelum pembayaran THR, maka THR dibayarkan secara proporsional.
Permasalahan Umum Seputar Pembayaran THR Maret 2025
Pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan merupakan hak pekerja yang diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan. Meskipun demikian, masih sering terjadi permasalahan seputar pembayaran THR, baik terkait perhitungan, waktu pembayaran, maupun adanya pemotongan sepihak. Memahami permasalahan umum ini dan solusi yang tepat sangat penting bagi pekerja maupun pemberi kerja untuk memastikan proses pembayaran THR berjalan lancar dan sesuai aturan.
Perhitungan THR yang Keliru
Salah satu permasalahan umum adalah perhitungan THR yang keliru. Kesalahan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kesalahan dalam menghitung upah, masa kerja, atau komponen-komponen yang termasuk dalam perhitungan THR. Akibatnya, pekerja menerima THR yang kurang dari seharusnya.
- Kesalahan perhitungan upah pokok.
- Pengabaian tunjangan tetap seperti tunjangan makan atau transportasi.
- Perhitungan masa kerja yang tidak akurat.
Untuk menghindari hal ini, pekerja disarankan untuk memahami rumus perhitungan THR dan memastikan data yang digunakan untuk perhitungan sudah benar dan lengkap. Pemberi kerja juga wajib transparan dalam proses perhitungan dan memberikan rincian perhitungan THR kepada pekerja.
Keterlambatan Pembayaran THR
Keterlambatan pembayaran THR juga sering terjadi dan dapat menimbulkan kerugian bagi pekerja. Keterlambatan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah administrasi hingga kesulitan keuangan perusahaan. Berdasarkan UU Ketenagakerjaan, keterlambatan pembayaran THR dapat dikenakan sanksi.
Pembayaran THR Maret 2025 sesuai UU Ketenagakerjaan diatur dengan jelas, memastikan pekerja menerima haknya tepat waktu. Namun, seringkali muncul kebingungan antara THR dan Gaji ke-13. Untuk memahami perbedaannya, silahkan baca artikel ini: Perbedaan THR Maret 2025 Dan Gaji 13 , agar Anda lebih paham. Dengan pemahaman yang baik tentang perbedaan keduanya, Anda dapat memastikan hak Anda sebagai pekerja terkait pembayaran THR Maret 2025 sesuai aturan yang berlaku dalam UU Ketenagakerjaan.
- Pembayaran THR paling lambat H-7 sebelum hari raya keagamaan.
- Sanksi berupa denda atau sanksi administratif lainnya dapat diberikan kepada pemberi kerja yang melanggar ketentuan tersebut.
- Pekerja dapat melaporkan hal ini kepada instansi terkait seperti Dinas Ketenagakerjaan.
Sebagai solusi, komunikasi yang baik antara pekerja dan pemberi kerja sangat penting. Jika ada kendala yang menyebabkan keterlambatan, pemberi kerja perlu menginformasikan hal tersebut kepada pekerja secara transparan dan memberikan solusi yang tepat.
Pemotongan THR Secara Sepihak
Pemotongan THR secara sepihak oleh pemberi kerja merupakan pelanggaran terhadap hak pekerja. Pemotongan THR hanya diperbolehkan jika ada kesepakatan tertulis antara pekerja dan pemberi kerja atau berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Contohnya, pemotongan THR untuk pembayaran hutang yang sudah disepakati secara tertulis.
- Pemotongan THR tanpa kesepakatan tertulis merupakan pelanggaran.
- Pekerja dapat menuntut haknya melalui jalur hukum atau mediasi.
- Konsultasi dengan instansi ketenagakerjaan sangat disarankan.
Transparansi dan kesepakatan tertulis menjadi kunci untuk menghindari permasalahan ini. Pemberi kerja harus menghindari praktik pemotongan THR secara sepihak tanpa alasan yang jelas dan sesuai aturan.
Penting bagi pekerja untuk memahami hak-haknya terkait THR dan tidak ragu untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas kepada pemberi kerja. Jika terjadi permasalahan, segera laporkan kepada instansi ketenagakerjaan atau konsultasikan dengan lembaga bantuan hukum. Dokumentasikan semua bukti terkait pembayaran THR.
Pertanyaan Umum Mengenai Pembayaran THR Maret 2025
Berikut ini adalah penjelasan detail mengenai beberapa pertanyaan umum yang sering muncul terkait pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan pada Maret 2025, berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan. Pemahaman yang baik tentang peraturan ini penting bagi pekerja maupun perusahaan untuk memastikan proses pembayaran THR berjalan lancar dan sesuai ketentuan.
Komponen Perhitungan THR
THR keagamaan dihitung berdasarkan upah pekerja. Upah tersebut meliputi gaji pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan lainnya yang diterima secara teratur. Namun, beberapa komponen upah seperti uang lembur, bonus, dan insentif biasanya tidak termasuk dalam perhitungan THR. Perlu diperhatikan bahwa definisi “upah” dapat bervariasi tergantung pada kesepakatan antara pekerja dan perusahaan yang tertuang dalam perjanjian kerja. Untuk kejelasan, sebaiknya pekerja dan perusahaan merujuk pada perjanjian kerja masing-masing.
Perhitungan THR untuk Pekerja dengan Masa Kerja Kurang dari 1 Tahun
Untuk pekerja dengan masa kerja kurang dari satu tahun, perhitungan THR dihitung secara proporsional berdasarkan masa kerjanya. Rumusnya adalah: (Gaji/Upah x Masa Kerja/12 bulan).
Contoh: Seorang pekerja dengan gaji pokok Rp 5.000.000,- dan masa kerja 6 bulan akan menerima THR sebesar (Rp 5.000.000,- x 6/12) = Rp 2.500.000,-
Langkah-Langkah Jika THR Belum Dibayarkan
Jika THR belum dibayarkan sesuai jadwal, pekerja dapat mengambil beberapa langkah. Pertama, konfirmasi kepada bagian HRD atau pihak yang berwenang di perusahaan terkait alasan keterlambatan. Jika alasannya tidak dapat diterima atau THR tetap tidak dibayarkan, pekerja dapat melakukan konsultasi ke Dinas Tenaga Kerja setempat atau organisasi buruh/serikat pekerja untuk mendapatkan bantuan dan solusi. Sebagai langkah terakhir, jika semua upaya mediasi gagal, pekerja dapat menempuh jalur hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sanksi Bagi Perusahaan yang Telat Membayar THR
UU Ketenagakerjaan mengatur sanksi bagi perusahaan yang telat membayar THR. Sanksi tersebut dapat berupa denda administratif hingga sanksi pidana. Besaran denda dan jenis sanksi lainnya akan bergantung pada beratnya pelanggaran dan kebijakan yang berlaku di wilayah tersebut. Detail sanksi ini dapat dikonfirmasi di Dinas Tenaga Kerja setempat atau melalui konsultasi hukum.
THR dan Pajak Penghasilan
THR termasuk dalam penghasilan kena pajak. Besaran pajak yang dikenakan akan dihitung berdasarkan penghasilan bruto pekerja dalam setahun, termasuk THR. Aturan perpajakan ini diatur dalam peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Informasi lebih detail mengenai perhitungan pajak THR dapat diperoleh dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia atau konsultan pajak.
Ilustrasi Kasus Pembayaran THR
Berikut beberapa ilustrasi kasus pembayaran THR berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan, dengan mempertimbangkan berbagai skenario masa kerja dan kondisi pekerja. Perlu diingat bahwa perhitungan ini bersifat ilustrasi dan dapat berbeda tergantung pada kebijakan perusahaan dan kesepakatan antara pekerja dan perusahaan.
Pembayaran THR Pekerja dengan Masa Kerja 5 Tahun
Seorang pekerja dengan masa kerja 5 tahun memiliki gaji pokok Rp 5.000.000,- per bulan, tunjangan makan Rp 500.000,- per bulan, dan tunjangan transportasi Rp 300.000,- per bulan. Total pendapatan per bulan adalah Rp 5.800.000,-. Besaran THR yang diterima adalah satu bulan gaji, sehingga THR yang diterima adalah Rp 5.800.000,-.
Jika terdapat potongan iuran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan sebesar Rp 500.000,-, maka THR yang diterima setelah dipotong adalah Rp 5.300.000,-
Pembayaran THR Pekerja dengan Masa Kerja 6 Bulan
Seorang pekerja yang baru bekerja selama 6 bulan memiliki gaji pokok Rp 4.000.000,- per bulan. Berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan, pekerja yang masa kerjanya kurang dari 12 bulan berhak atas THR proporsional. Perhitungan THR proporsional adalah (masa kerja/12 bulan) x 1 bulan gaji. Dalam kasus ini, THR yang diterima adalah (6/12) x Rp 4.000.000,- = Rp 2.000.000,-
Jika tidak ada potongan, maka pekerja menerima THR sebesar Rp 2.000.000,- . Jika ada potongan seperti iuran BPJS, jumlah THR yang diterima akan berkurang sesuai besaran potongan tersebut.
Pembayaran THR Pekerja yang Mengalami PHK pada Februari 2025
Seorang pekerja yang di-PHK pada Februari 2025 berhak atas THR proporsional sesuai masa kerjanya di tahun tersebut. Misalnya, pekerja tersebut memiliki gaji pokok Rp 6.000.000,- dan telah bekerja selama 2 bulan di tahun 2025. Maka THR yang diterima adalah (2/12) x Rp 6.000.000,- = Rp 1.000.000,-. Pembayaran THR ini wajib dibayarkan oleh perusahaan meskipun pekerja telah di-PHK.
Potongan-potongan seperti iuran BPJS akan mengurangi jumlah THR yang diterima. Perusahaan wajib membayar THR proporsional sebelum tanggal pembayaran THR jatuh tempo.
Penyelesaian Sengketa THR Melalui Jalur Hukum
Jika terjadi sengketa pembayaran THR, pekerja dapat menempuh jalur hukum melalui mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Prosesnya diawali dengan upaya bipartit (musyawarah antara pekerja dan perusahaan), kemudian jika tidak mencapai kesepakatan, dapat dilanjutkan ke mediasi di Dinas Ketenagakerjaan setempat. Jika mediasi gagal, dapat dilanjutkan ke konsiliasi di lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial, dan jika masih belum mencapai kesepakatan, dapat dilanjutkan ke pengadilan hubungan industrial.
Ilustrasi Naratif Penyelesaian Permasalahan THR, Pembayaran THR Maret 2025 Menurut Uu Tenaga Kerja
Bu Ani, seorang pekerja di sebuah perusahaan garmen, mengalami permasalahan pembayaran THR. Perusahaan hanya membayar sebagian THR yang seharusnya diterima. Setelah melakukan upaya bipartit yang gagal, Bu Ani kemudian melaporkan permasalahannya ke Dinas Ketenagakerjaan. Melalui mediasi, akhirnya perusahaan bersedia membayar THR Bu Ani secara penuh. Proses ini membutuhkan waktu dan kesabaran, namun akhirnya Bu Ani mendapatkan haknya.