Honorer dan THR Maret 2025
Honorer Tidak Dapat THR Maret 2025 – Kabar mengenai penerimaan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi tenaga honorer pada Maret 2025 masih menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran di kalangan pekerja honorer. Ketidakjelasan kebijakan ini menciptakan kecemasan dan ketidakpastian, terutama menjelang momen penting tersebut. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai situasi ini, mencakup berbagai jenis honorer yang terdampak dan potensi dampak sosial ekonomi yang mungkin terjadi.
Pemerintah hingga saat ini belum secara resmi mengumumkan kebijakan THR untuk honorer di tahun 2025. Hal ini berbeda dengan pegawai negeri sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang biasanya mendapatkan kepastian lebih awal. Ketiadaan informasi yang jelas menyebabkan munculnya berbagai spekulasi dan keresahan di kalangan honorer.
Berita mengenai honorer yang tidak mendapatkan THR Maret 2025 cukup mengecewakan, ya? Memang situasi ini cukup berat bagi mereka. Namun, mungkin ada sedikit hiburan di tengah kesulitan ini; coba lihat Pantun Untuk Minta THR Maret 2025 untuk sedikit semangat. Semoga pantun-pantun tersebut bisa sedikit menghibur dan mungkin, siapa tahu, bisa sedikit membantu mencairkan suasana.
Semoga ke depan, permasalahan THR untuk honorer bisa segera terselesaikan.
Jenis Honorer yang Terdampak
Ketidakjelasan kebijakan THR berpotensi berdampak pada berbagai jenis tenaga honorer, mulai dari honorer di lingkungan pemerintahan, tenaga kesehatan, guru honorer di sekolah negeri maupun swasta, hingga honorer di instansi lain. Mereka yang bergantung sepenuhnya pada penghasilan bulanan sebagai honorer akan sangat merasakan dampaknya.
- Honorer di lingkungan pemerintahan daerah/provinsi/pusat
- Tenaga kesehatan honorer di puskesmas dan rumah sakit
- Guru honorer di sekolah negeri dan swasta
- Honorer di berbagai instansi lain seperti perpustakaan, kantor desa, dan lain-lain
Dampak Sosial Ekonomi
Ketidakpastian penerimaan THR dapat menimbulkan dampak sosial ekonomi yang signifikan bagi para honorer. Banyak honorer yang mengandalkan THR untuk memenuhi kebutuhan mendesak seperti membayar utang, biaya pendidikan anak, atau persiapan hari raya. Ketiadaan THR dapat mengganggu stabilitas keuangan mereka dan berdampak pada kesejahteraan keluarga.
- Kesulitan memenuhi kebutuhan pokok selama dan setelah lebaran
- Peningkatan jumlah kredit macet akibat ketidakmampuan membayar cicilan
- Menurunnya daya beli masyarakat karena berkurangnya pendapatan
- Potensi peningkatan angka kemiskinan di kalangan honorer
Contoh Kasus dan Prediksi
Meskipun belum ada data resmi mengenai dampak THR terhadap honorer di tahun sebelumnya, kita dapat melihat dari kasus serupa. Misalnya, pada tahun-tahun sebelumnya, banyak honorer yang terpaksa meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan selama lebaran karena tidak menerima THR. Jika situasi serupa terjadi di tahun 2025, maka dampaknya akan semakin terasa, terutama bagi honorer yang memiliki tanggungan keluarga besar.
Berita mengenai honorer yang tidak mendapatkan THR Maret 2025 cukup mengecewakan, ya? Memang situasi ini cukup berat bagi mereka. Namun, mungkin ada sedikit hiburan di tengah kesulitan ini; coba lihat Pantun Untuk Minta THR Maret 2025 untuk sedikit semangat. Semoga pantun-pantun tersebut bisa sedikit menghibur dan mungkin, siapa tahu, bisa sedikit membantu mencairkan suasana.
Semoga ke depan, permasalahan THR untuk honorer bisa segera terselesaikan.
Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya dan ketidakjelasan kebijakan saat ini, diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah honorer yang kesulitan secara ekonomi jika THR tidak diberikan. Ini dapat berdampak pada stabilitas sosial dan perekonomian di tingkat lokal, khususnya di daerah dengan jumlah honorer yang signifikan.
Regulasi dan Kebijakan THR Honorer
Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) telah diatur secara jelas dalam regulasi pemerintah. Namun, status honorer yang berbeda dengan PNS dan PPPK menimbulkan pertanyaan mengenai hak mereka untuk menerima THR. Artikel ini akan merinci regulasi THR untuk PNS dan PPPK, membandingkannya dengan kondisi honorer, dan membahas kemungkinan revisi regulasi untuk mengakomodasi pemberian THR bagi tenaga honorer.
Berita mengenai honorer yang tidak mendapatkan THR Maret 2025 cukup mengecewakan, ya? Memang situasi ini cukup berat bagi mereka. Namun, mungkin ada sedikit hiburan di tengah kesulitan ini; coba lihat Pantun Untuk Minta THR Maret 2025 untuk sedikit semangat. Semoga pantun-pantun tersebut bisa sedikit menghibur dan mungkin, siapa tahu, bisa sedikit membantu mencairkan suasana.
Semoga ke depan, permasalahan THR untuk honorer bisa segera terselesaikan.
Regulasi THR PNS dan PPPK
Pemerintah mengatur pemberian THR bagi PNS dan PPPK melalui peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang gaji, tunjangan, dan kesejahteraan ASN. Regulasi ini secara rinci menetapkan komponen THR, mekanisme pembayaran, dan persyaratan penerima. Peraturan tersebut memastikan pemberian THR dilakukan secara adil dan transparan, sesuai dengan masa kerja dan ketentuan yang berlaku.
Berita kurang menyenangkan bagi para honorer, karena mereka dipastikan tidak menerima THR Maret 2025. Ini tentu menimbulkan pertanyaan lain, terutama bagi mereka yang beruntung menerima THR: bagaimana dengan pajak? Pertanyaan tersebut bisa dijawab dengan mengecek informasi lengkapnya di sini: THR Maret 2025 Apakah Kena Pajak. Kembali ke topik honorer, ketidakhadiran THR ini tentu berdampak pada keuangan mereka, mengingat THR biasanya menjadi tambahan penghasilan yang cukup signifikan menjelang hari raya.
Perbedaan Regulasi THR PNS/PPPK dan Honorer
Perbedaan utama terletak pada status kepegawaian. PNS dan PPPK memiliki ikatan kerja formal dengan pemerintah, sehingga berhak atas berbagai tunjangan, termasuk THR, yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Sebaliknya, honorer umumnya memiliki ikatan kerja non-formal dengan pemerintah atau instansi terkait, sehingga belum termasuk dalam cakupan regulasi THR ASN yang berlaku saat ini. Hal ini mengakibatkan perbedaan hak dan kewajiban yang signifikan.
Berita mengenai honorer yang tidak mendapatkan THR Maret 2025 cukup mengecewakan, ya? Memang situasi ini cukup berat bagi mereka. Namun, mungkin ada sedikit hiburan di tengah kesulitan ini; coba lihat Pantun Untuk Minta THR Maret 2025 untuk sedikit semangat. Semoga pantun-pantun tersebut bisa sedikit menghibur dan mungkin, siapa tahu, bisa sedikit membantu mencairkan suasana.
Semoga ke depan, permasalahan THR untuk honorer bisa segera terselesaikan.
Tabel Perbandingan Hak dan Kewajiban THR
Aspek | PNS | PPPK | Honorer |
---|---|---|---|
THR | Berhak menerima THR sesuai regulasi | Berhak menerima THR sesuai regulasi | Tidak berhak menerima THR (kecuali kebijakan khusus dari instansi) |
Komponen THR | Gaji pokok, tunjangan kinerja, dan tunjangan lainnya | Gaji pokok, tunjangan kinerja, dan tunjangan lainnya | – |
Mekanisme Pembayaran | Ditentukan dalam regulasi kepegawaian | Ditentukan dalam regulasi kepegawaian | Tergantung kebijakan masing-masing instansi |
Kewajiban | Terikat pada peraturan kepegawaian | Terikat pada peraturan kepegawaian | Tergantung pada perjanjian kerja dengan instansi |
Kutipan Resmi Peraturan Pemerintah Terkait THR
“Pemberian THR kepada PNS dan PPPK bertujuan untuk memberikan kesejahteraan dan membantu memenuhi kebutuhan mereka selama Hari Raya.” (Contoh kutipan, perlu diganti dengan kutipan resmi dari peraturan pemerintah yang relevan)
Kemungkinan Revisi Regulasi THR
Mengingat kontribusi tenaga honorer dalam berbagai sektor pemerintahan, terdapat kemungkinan revisi regulasi yang dapat mengakomodasi mereka dalam penerimaan THR. Revisi ini dapat berupa penambahan kategori penerima THR atau pengaturan khusus yang mempertimbangkan kondisi dan masa kerja honorer. Namun, hal ini memerlukan kajian lebih lanjut dan pertimbangan anggaran negara yang matang. Beberapa usulan yang mungkin muncul adalah pemberian THR proporsional berdasarkan masa kerja atau pemberian THR hanya pada instansi tertentu yang memiliki anggaran mencukupi.
Dampak Tidak Menerima THR bagi Honorer
Tidak diterimanya Tunjangan Hari Raya (THR) pada Maret 2025 bagi para honorer berdampak signifikan, baik secara finansial, psikologis, maupun sosial. Ketiadaan THR ini berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi keluarga honorer dan menimbulkan berbagai permasalahan lainnya. Berikut uraian lebih detail mengenai dampak tersebut.
Dampak Finansial Tidak Menerima THR, Honorer Tidak Dapat THR Maret 2025
Ketiadaan THR berdampak langsung pada keuangan honorer dan keluarga. THR biasanya digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan, mulai dari membayar utang, membeli kebutuhan pokok menjelang hari raya, hingga membiayai pendidikan anak. Bagi honorer yang penghasilannya pas-pasan, kehilangan THR berarti pengurangan pendapatan yang cukup berarti dan dapat mengganggu rencana keuangan keluarga. Misalnya, Pak Budi, seorang honorer di sekolah dasar, biasanya menggunakan THR untuk membeli seragam sekolah baru untuk anaknya. Tanpa THR, ia harus memikirkan cara lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut, mungkin dengan menunda pembelian atau mencari pinjaman. Situasi ini dapat menyebabkan tekanan finansial yang cukup besar.
Dampak Psikologis Tidak Menerima THR
Selain dampak finansial, kehilangan THR juga berdampak pada psikologis honorer. Ketiadaan THR dapat menimbulkan rasa kecewa, frustasi, bahkan stres. Harapan untuk mendapatkan tambahan penghasilan menjelang hari raya yang pupus dapat memicu perasaan tidak adil dan menurunkan semangat kerja. Kondisi ini dapat berdampak pada kesehatan mental honorer dan keluarganya. Contohnya, Bu Ani, seorang honorer di puskesmas, merasa sangat kecewa karena tidak menerima THR. Ia merasa pekerjaannya sama pentingnya dengan PNS, namun haknya tidak sama. Perasaan ini membuatnya merasa lelah dan kurang bersemangat dalam bekerja.
Dampak Sosial Ketidakjelasan Status THR Honorer
Ketidakjelasan status THR honorer juga berdampak pada aspek sosial. Kondisi ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara honorer dengan pegawai negeri sipil (PNS) atau karyawan swasta yang menerima THR. Hal ini dapat memicu rasa ketidakadilan dan menurunkan citra profesi honorer di masyarakat. Potensi konflik sosial juga dapat terjadi jika ketidakjelasan ini berlarut-larut dan tidak ditangani dengan baik. Ketidakpastian ini dapat menimbulkan keresahan dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah.
Ilustrasi Dampak Tidak Menerima THR
Bayangkan keluarga Pak Amir, seorang honorer dengan tiga anak yang bersekolah. THR biasanya digunakan untuk membeli kebutuhan sekolah anak-anaknya, seperti buku, seragam, dan tas. Tanpa THR, Pak Amir harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan tersebut, mungkin dengan mengurangi pengeluaran di pos lain atau bahkan menunda pembelian beberapa barang penting. Kondisi ini dapat menciptakan tekanan psikologis yang besar bagi Pak Amir dan keluarganya, terutama menjelang hari raya yang seharusnya dirayakan dengan penuh kebahagiaan. Mereka mungkin harus mengurangi tradisi dan kebiasaan yang selama ini dilakukan saat hari raya.
Solusi Alternatif Mengurangi Dampak Negatif
Beberapa solusi alternatif dapat ditawarkan untuk mengurangi dampak negatif tidak diterimanya THR bagi honorer. Pemerintah dapat mempertimbangkan pemberian insentif atau bantuan khusus bagi honorer menjelang hari raya. Selain itu, peningkatan kesejahteraan honorer secara umum juga perlu dilakukan, termasuk penyesuaian gaji dan jaminan sosial yang memadai. Program pelatihan dan pengembangan keahlian juga dapat diberikan agar honorer memiliki peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Transparansi dan komunikasi yang baik antara pemerintah dan honorer juga penting untuk membangun kepercayaan dan mengurangi kesenjangan sosial.
Perbandingan Kebijakan THR Honorer di Berbagai Daerah
Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi tenaga honorer di Indonesia masih menjadi isu yang kompleks dan beragam pelaksanaannya di setiap daerah. Perbedaan kebijakan ini menimbulkan ketidakmerataan dan perlu dianalisis lebih lanjut untuk mencari solusi yang lebih adil dan merata.
Kebijakan THR Honorer di Beberapa Daerah
Berikut perbandingan kebijakan pemberian THR untuk honorer di beberapa daerah di Indonesia. Data ini merupakan gambaran umum dan perlu diverifikasi dengan sumber resmi masing-masing daerah. Perbedaan signifikan terlihat pada besaran THR, waktu pencairan, dan persyaratan yang diberlakukan.
Berita mengenai honorer yang tidak mendapatkan THR Maret 2025 cukup mengecewakan, ya? Memang situasi ini cukup berat bagi mereka. Namun, mungkin ada sedikit hiburan di tengah kesulitan ini; coba lihat Pantun Untuk Minta THR Maret 2025 untuk sedikit semangat. Semoga pantun-pantun tersebut bisa sedikit menghibur dan mungkin, siapa tahu, bisa sedikit membantu mencairkan suasana.
Semoga ke depan, permasalahan THR untuk honorer bisa segera terselesaikan.
Daerah | Besaran THR | Waktu Pencairan | Persyaratan |
---|---|---|---|
Daerah A (Contoh: Jakarta) | Satu bulan gaji pokok | Bersamaan dengan ASN | Masa kerja minimal 6 bulan |
Daerah B (Contoh: Jawa Barat) | 50% gaji pokok | Setelah Lebaran | Masa kerja minimal 1 tahun, kinerja baik |
Daerah C (Contoh: Jawa Tengah) | Variatif, tergantung APBD | Bervariasi | Tergantung kebijakan masing-masing instansi |
Daerah D (Contoh: Yogyakarta) | Tidak ada kebijakan khusus | – | – |
Solusi Inovatif Pemberian THR Honorer
Beberapa daerah telah berupaya memberikan solusi inovatif untuk masalah THR honorer. Salah satu contohnya adalah dengan mengalokasikan dana khusus dari APBD, atau dengan menerapkan sistem insentif kinerja yang terintegrasi dengan pemberian THR.
- Daerah A (Contoh: DKI Jakarta) misalnya, mungkin telah mengoptimalkan alokasi anggaran untuk memastikan semua honorer menerima THR.
- Daerah B (Contoh: Jawa Timur) mungkin telah menerapkan sistem poin kinerja yang dapat meningkatkan besaran THR yang diterima.
Faktor Penyebab Perbedaan Kebijakan THR
Perbedaan kebijakan THR honorer antar daerah disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain ketersediaan anggaran daerah (APBD), prioritas penganggaran, regulasi daerah, dan kebijakan masing-masing kepala daerah.
- Ketersediaan APBD: Daerah dengan APBD yang besar cenderung mampu memberikan THR yang lebih besar dan merata.
- Prioritas Penganggaran: Prioritas penganggaran suatu daerah dapat mempengaruhi alokasi dana untuk THR honorer.
- Regulasi Daerah: Peraturan daerah yang mengatur tentang pemberian THR juga dapat memengaruhi kebijakannya.
- Kebijakan Kepala Daerah: Visi dan misi kepala daerah juga berpengaruh pada kebijakan pemberian THR honorer.
Rekomendasi Kebijakan Pemerintah Daerah
Untuk mengatasi permasalahan ketidakmerataan pemberian THR honorer, pemerintah daerah dapat mengadopsi beberapa rekomendasi kebijakan berikut.
- Standarisasi pemberian THR: Pemerintah pusat dapat mengeluarkan pedoman atau standar minimal pemberian THR bagi honorer.
- Peningkatan transparansi anggaran: Transparansi penggunaan APBD untuk pemberian THR dapat meningkatkan akuntabilitas dan keadilan.
- Evaluasi berkala kebijakan: Evaluasi berkala terhadap kebijakan pemberian THR dapat membantu pemerintah daerah untuk menyesuaikan kebijakan dengan kondisi daerah.
- Kolaborasi antar daerah: Pemerintah daerah dapat saling bertukar informasi dan pengalaman dalam mengelola pemberian THR honorer.
Harapan dan Solusi ke Depan: Honorer Tidak Dapat THR Maret 2025
Ketidakhadiran THR bagi honorer pada Maret 2025 tentu menimbulkan kecemasan dan harapan besar akan perbaikan di masa mendatang. Para honorer berharap pemerintah dapat segera menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan terkait kesejahteraan mereka, termasuk penerimaan THR. Perlu adanya langkah konkret yang menunjukkan komitmen pemerintah dalam menghargai jasa dan kontribusi para honorer dalam pembangunan negeri.
Kekecewaan yang dirasakan saat ini perlu disikapi dengan mencari solusi konstruktif. Pemerintah dan para pemangku kepentingan perlu duduk bersama untuk membahas permasalahan ini secara komprehensif dan mencari jalan keluar yang terbaik bagi seluruh pihak.
Harapan Honorer Terkait Penerimaan THR
Harapan utama para honorer adalah adanya kepastian hukum dan regulasi yang jelas mengenai pemberian THR bagi mereka. Kejelasan ini akan memberikan rasa aman dan mengurangi ketidakpastian yang selama ini mereka rasakan. Selain itu, mereka juga berharap agar besaran THR yang diberikan setara dengan PNS atau setidaknya proporsional dengan beban kerja dan masa kerja mereka. Terakhir, proses pencairan THR diharapkan dapat dilakukan secara transparan dan tepat waktu, tanpa adanya kendala birokrasi yang berbelit-belit.
Solusi yang Dapat Dipertimbangkan Pemerintah
Beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan pemerintah untuk mengatasi masalah THR honorer antara lain adalah pengembangan skema insentif khusus bagi honorer, penyesuaian anggaran pemerintah untuk mencakup pemberian THR honorer, atau pengembangan program jaminan sosial yang komprehensif bagi honorer yang meliputi tunjangan hari raya. Masing-masing solusi ini memiliki tantangan dan implikasinya sendiri, sehingga perlu dikaji secara mendalam.
- Pengembangan Skema Insentif Khusus: Pemerintah dapat merancang skema insentif khusus yang disesuaikan dengan kinerja dan jenis pekerjaan honorer. Skema ini dapat berupa tambahan penghasilan atau benefit lainnya selain THR.
- Penyesuaian Anggaran: Pemerintah perlu melakukan penyesuaian anggaran untuk mengalokasikan dana khusus guna pemberian THR kepada honorer. Hal ini memerlukan perencanaan dan prioritas anggaran yang matang.
- Pengembangan Program Jaminan Sosial: Pemerintah dapat memperluas cakupan program jaminan sosial yang sudah ada agar mencakup pemberian THR dan perlindungan sosial lainnya bagi honorer.
Ranguman Poin-Poin Penting Solusi yang Diajukan
Secara ringkas, solusi yang diajukan berfokus pada tiga hal utama: memberikan kepastian hukum dan regulasi, mencari sumber pendanaan yang memadai, dan meningkatkan kesejahteraan honorer secara komprehensif. Ketiga hal ini saling berkaitan dan perlu diimplementasikan secara terintegrasi untuk mencapai hasil yang optimal.
Perspektif Realistis dan Konstruktif Mengenai Solusi Jangka Panjang
Solusi jangka panjang memerlukan perencanaan yang matang dan komitmen yang kuat dari pemerintah. Salah satu langkah yang penting adalah melakukan pendataan dan verifikasi data honorer secara akurat dan terintegrasi. Data yang valid dan terpercaya sangat krusial untuk menentukan jumlah anggaran yang dibutuhkan dan memastikan penyaluran THR tepat sasaran. Selain itu, peningkatan kapasitas dan profesionalisme honorer juga perlu diprioritaskan agar mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih optimal dan mendapatkan apresiasi yang setimpal.
Pertanyaan Umum Mengenai THR Honorer Maret 2025
Ketidakjelasan mengenai pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi honorer sering menimbulkan pertanyaan. Berikut ini kami paparkan beberapa pertanyaan umum yang sering diajukan terkait THR honorer Maret 2025 beserta jawabannya secara detail dan komprehensif.
Hak Honorer atas THR
Status honorer dalam penerimaan THR masih menjadi perdebatan. Berdasarkan regulasi yang berlaku, keberadaan honorer sebagai pekerja non-ASN menimbulkan perbedaan perlakuan dibandingkan dengan PNS. Kebijakan mengenai THR untuk honorer biasanya ditentukan oleh instansi atau lembaga masing-masing, dan seringkali bergantung pada anggaran dan kebijakan pemerintah daerah atau instansi terkait. Tidak ada jaminan universal bahwa semua honorer berhak mendapatkan THR. Beberapa instansi mungkin memberikan THR, sementara yang lain mungkin tidak.
Waktu Pembayaran THR Honorer
Jika suatu instansi memberikan THR kepada honorer, waktu pembayarannya bervariasi. Biasanya, pembayaran THR dilakukan mendekati hari raya keagamaan, seperti menjelang Idul Fitri atau Natal. Namun, waktu pasti pembayaran sangat bergantung pada kebijakan dan kemampuan keuangan masing-masing instansi. Beberapa instansi mungkin membayar THR lebih awal, sementara yang lain mungkin lebih mendekati hari raya.
Prosedur Jika Honorer Tidak Menerima THR
Jika seorang honorer tidak menerima THR meskipun instansinya memberikan THR kepada karyawan lain, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan apakah memang ada kebijakan pemberian THR bagi honorer di instansi tersebut. Setelah itu, honorer dapat menanyakan langsung kepada bagian kepegawaian atau bendahara instansi terkait mengenai alasan tidak diterimanya THR. Dokumentasi yang baik terkait masa kerja dan kesepakatan awal mengenai THR juga penting untuk memperkuat klaim.
Besaran THR Honorer
Besaran THR untuk honorer, jika diberikan, bervariasi dan tidak ada aturan baku. Besarannya biasanya ditentukan oleh instansi masing-masing dan bisa berupa persentase dari gaji bulanan, atau jumlah tetap yang telah ditentukan sebelumnya. Beberapa instansi mungkin memberikan THR setara dengan satu bulan gaji, sementara yang lain mungkin memberikan jumlah yang lebih kecil atau lebih besar, tergantung pada kebijakan dan kemampuan keuangan instansi.
Perbedaan THR Honorer dan ASN
Perbedaan utama terletak pada dasar hukum dan jaminan penerimaan. ASN memiliki payung hukum yang jelas terkait pemberian THR, sedangkan untuk honorer, hal ini bergantung pada kebijakan masing-masing instansi. ASN biasanya mendapatkan THR yang lebih terjamin dan terencana, sementara honorer tidak memiliki jaminan tersebut.
Jenis Honorer dan Penerimaan THR
Jenis honorer juga dapat mempengaruhi penerimaan THR. Honorer dengan kontrak kerja jangka panjang atau yang memiliki kesepakatan tertulis mengenai THR mungkin lebih berpeluang menerima THR dibandingkan dengan honorer dengan kontrak kerja jangka pendek atau tanpa kesepakatan tertulis. Perbedaan ini bergantung pada kebijakan masing-masing instansi dan tidak ada aturan umum yang berlaku.